Inibaru.id - Ada sesuatu yang hangat ketika legenda lama kembali hidup dengan wajah baru. Inilah yang dirasakan Bagas Ardi Winasis saat kali pertama menonton trailer film animasi Panji Tengkorak, pendekar bertopeng ciptaan komikus Hans Jaladara yang dulu hanya dibacanya via komik silat klasik.
"Aku tonton (trailer) berkali-kali, lo. Terharu. Nggak nyangka bakal tiba masa komik yang menemani masa kecilku ini bakal bisa kutonton bentuk animasinya. Seperti baca manga One Piece, lalu nonton animenya!" kelakar lelaki yang mengaku mengoleksi sejumlah komik klasik itu, Sabtu (16/8/2025).
Bagas sebetulnya belum lahir ketika komik Panji Tengkorak menjadi salah satu bacaan anak-anak pada dekade 1960-an. Dia termasuk generasi milenial awal. Pertemuan perdananya dengan si Pengemis Iblis dari Kidul itu baru terjadi pada 1990-an, saat dia duduk di bangku SD.
"(Baca Panji Tengkorak) dari koleksi Pakde. Kebetulan beliau punya banyak koleksi komik silat. Selain Panji Tengkorak ada Si Buta dari Goa Hantu, Wiro Sableng, sama beberapa koleksi tua Kho Ping Ho. Sayangnya sekarang udah raib semua, nggak tahu ada di mana," terangnya.
Pengembaraan Lintas Generasi
Menurutnya, kebangkitan kembali Panji Tengkorak dalam bentuk animasi ini menarik karena anaknya saat ini juga tengah suka mengulik film animasi. Dia bahkan telah berencana nonton berdua dengan putra semata wayangnya itu nanti di bioskop.
"Lucu ya, ada dua generasi, bahkan mungkin bisa tiga andaikan orang tuaku masih ada, pergi ke bioskop lalu duduk bersebelahan membahas film yang sama. Sebuah film yang melintasi tiga, bahkan empat generasi," tuturnya.
Baca Juga:
Dark AI jadi Senjata Baru Penjahat SiberPanji Tengkorak memang ibarat jembatan antargenerasi. Pengembaraannya begitu panjang, merayap dari panel-panel komik ke layar lebar dalam format animasi, tepat ketika generasi baru sedang jatuh cinta pada cerita lokal yang digarap modern seperti Gundala dan Wiro Sableng yang sudah lebih dulu di-remake.
Setengah abad lebih berselang, Panji Tengkorak akhirnya kembali sebagai proyek produksi Falcon Pictures yang digarap Daryl Wilson. Garis besarnya masih menganut cerita sang kreatornya, yakni Hans Rianto Sukandi atau yang lebih dikenal sebagai Hans Jaladara.
Fakta-Fakta Panji Tengkorak
Komik Panji Tengkorak diperkirakan terbit perdana pada 1968. Gaya visual yang khas dan tema silat-fantasi yang saat itu tengah populer membuat komik ini cepat naik daun dan menjadi ikon pop di Tanah Air. Kini, dalam pengembaraan selanjutnya, film animasi yang digarap hingga tiga tahun ini siap mengulang kesuksesan.
Sebelum menonton versi animasinya, ada baiknya kamu mengetahui sejumlah fakta tentang "pengembaraan" Panji Tengkorak ini.
1. Berawal dari balada komik 1960-an
Seperti telah disebutkan sebelumnya, karakter Panji Tengkorak, ciptaan seniman yang lebih akrab disapa “Hans” saja ini kali pertama muncul di dunia komik Indonesia pada akhir 1960-an. Namun, ia segera menjelma menjadi sosok legendaris dalam genre silat fantasi yang kental akan budaya lokal dan unsur moral.
2. Diadaptasi ke layar lebar dalam bentuk film laga
Panji Tengkorak diadaptasi ke layar lebar sebagai film laga berjudul Pandji Tengkorak (1971) dalam versi internasional sebagai The Ghostly Face. Film hasil kolaborasi produksi antara Indonesia dengan Hong Kong ini dibintangi Deddy Sutomo dan aktor lain dari Indonesia dan mancanegara.
3. Bertransformasi menjadi film animasi yang 'gelap'
Falcon Pictures bersama sutradara Daryl Wilson mengembangkannya menjadi animasi layar lebar. Dengan visual modern yang menarik tapi penuh kegelapan, kesedihan, serta balutan mitologi dan silat, film khusus remaja dan dewasa ini diyakini akan menjanjikan sensasi baru untuk publik.
4. Cerita kompleks dan nilai karakter yang menggetarkan
Panji Tengkorak bukan sekadar pahlawan bertopeng. Ia adalah figur dengan luka batin, dendam mendalam, dan kutukan yang membelenggunya. Dengan latar cerita yang kompleks, film ini berpotensi memberikan ruang bagi penonton untuk mengeksplorasi sisi gelap dan pergulatan emosional sang tokoh.
5. Pengisi suara bertabur bintang
Deretan aktor ternama turut meramaikan proyek ini, dengan Denny Sumargo (Panji), Aghniny Haque (Gantari), Donny Alamsyah (Wirabaya) sebagai bintang utamanya. Selain itu, ada pula sosok kenamaan seperti Cok Simbara, Donny Damara, Pritt Timothy, Nurra Datau, Revaldo, Candra Mukti, dan Tanta Ginting.
6. Ratusan talenta lokal di balik animasi epik
Hans Jaladara menyambut adaptasi ini dengan penuh kebanggaan karena melibatkan sekitar 250 kreator lokal, mulai dari penulis, ilustrator, animator, hingga pengisi suara. Ini menjadi simbol bahwa animasi berdasar komik klasik juga mendapatkan penghargaan serius dalam industri kreatif di Tanah Air.
Panji Tengkorak versi animasi ini kemungkinan akan menjadi karya transgenerasional yang nggak hanya menjadi ajang nostalgia bagi para pencinta komik klasik, tapi juga memperkenalkan warisan budaya untuk generasi terkini melalui medium yang relevan dan modern.
Gimana, siap mengikuti pengembaraan Panji Tengkorak versi animasi yang diyakini akan menjanjikan petualangan emosional dan visual yan memanjakan mata ini? Kamu bakal nonton bareng siapa, nih? (Siti Khatijah/E10)
