BerandaHits
Senin, 17 Agu 2025 13:01

Pengembaraan 'Panji Tengkorak': Dari Komik Silat Klasik menuju Layar Animasi

Film animasi 'Panji Tengkorak' bakal tayang di bioskop Tanah Air mulai 28 Agustus 2025. (Falcon Pictures via CNN Indonesia)

Film animasi 'Panji Tengkorak' yang bakal tayang di bioskop Tanah Air mulai 28 Agustus 2025 menandai kebangkitan kembali cerita ikonik sang pendekar bertopeng tengkorak yang dulu dikenal lewat komik silat klasik.

Inibaru.id - Ada sesuatu yang hangat ketika legenda lama kembali hidup dengan wajah baru. Inilah yang dirasakan Bagas Ardi Winasis saat kali pertama menonton trailer film animasi Panji Tengkorak, pendekar bertopeng ciptaan komikus Hans Jaladara yang dulu hanya dibacanya via komik silat klasik.

"Aku tonton (trailer) berkali-kali, lo. Terharu. Nggak nyangka bakal tiba masa komik yang menemani masa kecilku ini bakal bisa kutonton bentuk animasinya. Seperti baca manga One Piece, lalu nonton animenya!" kelakar lelaki yang mengaku mengoleksi sejumlah komik klasik itu, Sabtu (16/8/2025).

Bagas sebetulnya belum lahir ketika komik Panji Tengkorak menjadi salah satu bacaan anak-anak pada dekade 1960-an. Dia termasuk generasi milenial awal. Pertemuan perdananya dengan si Pengemis Iblis dari Kidul itu baru terjadi pada 1990-an, saat dia duduk di bangku SD.

"(Baca Panji Tengkorak) dari koleksi Pakde. Kebetulan beliau punya banyak koleksi komik silat. Selain Panji Tengkorak ada Si Buta dari Goa Hantu, Wiro Sableng, sama beberapa koleksi tua Kho Ping Ho. Sayangnya sekarang udah raib semua, nggak tahu ada di mana," terangnya.

Pengembaraan Lintas Generasi

Menurutnya, kebangkitan kembali Panji Tengkorak dalam bentuk animasi ini menarik karena anaknya saat ini juga tengah suka mengulik film animasi. Dia bahkan telah berencana nonton berdua dengan putra semata wayangnya itu nanti di bioskop.

"Lucu ya, ada dua generasi, bahkan mungkin bisa tiga andaikan orang tuaku masih ada, pergi ke bioskop lalu duduk bersebelahan membahas film yang sama. Sebuah film yang melintasi tiga, bahkan empat generasi," tuturnya.

Panji Tengkorak memang ibarat jembatan antargenerasi. Pengembaraannya begitu panjang, merayap dari panel-panel komik ke layar lebar dalam format animasi, tepat ketika generasi baru sedang jatuh cinta pada cerita lokal yang digarap modern seperti Gundala dan Wiro Sableng yang sudah lebih dulu di-remake.

Setengah abad lebih berselang, Panji Tengkorak akhirnya kembali sebagai proyek produksi Falcon Pictures yang digarap Daryl Wilson. Garis besarnya masih menganut cerita sang kreatornya, yakni Hans Rianto Sukandi atau yang lebih dikenal sebagai Hans Jaladara.

Fakta-Fakta Panji Tengkorak

Sebelum diadaptasi dalam film animasi, Panji Tengkorak adalah komik silat yang diperkirakan terbit perdana pada 1968. (Falcon Pictures via Kompas)

Komik Panji Tengkorak diperkirakan terbit perdana pada 1968. Gaya visual yang khas dan tema silat-fantasi yang saat itu tengah populer membuat komik ini cepat naik daun dan menjadi ikon pop di Tanah Air. Kini, dalam pengembaraan selanjutnya, film animasi yang digarap hingga tiga tahun ini siap mengulang kesuksesan.

Sebelum menonton versi animasinya, ada baiknya kamu mengetahui sejumlah fakta tentang "pengembaraan" Panji Tengkorak ini.

1. Berawal dari balada komik 1960-an

Seperti telah disebutkan sebelumnya, karakter Panji Tengkorak, ciptaan seniman yang lebih akrab disapa “Hans” saja ini kali pertama muncul di dunia komik Indonesia pada akhir 1960-an. Namun, ia segera menjelma menjadi sosok legendaris dalam genre silat fantasi yang kental akan budaya lokal dan unsur moral.

2. Diadaptasi ke layar lebar dalam bentuk film laga

Panji Tengkorak diadaptasi ke layar lebar sebagai film laga berjudul Pandji Tengkorak (1971) dalam versi internasional sebagai The Ghostly Face. Film hasil kolaborasi produksi antara Indonesia dengan Hong Kong ini dibintangi Deddy Sutomo dan aktor lain dari Indonesia dan mancanegara.

3. Bertransformasi menjadi film animasi yang 'gelap'

Falcon Pictures bersama sutradara Daryl Wilson mengembangkannya menjadi animasi layar lebar. Dengan visual modern yang menarik tapi penuh kegelapan, kesedihan, serta balutan mitologi dan silat, film khusus remaja dan dewasa ini diyakini akan menjanjikan sensasi baru untuk publik.

4. Cerita kompleks dan nilai karakter yang menggetarkan

Panji Tengkorak bukan sekadar pahlawan bertopeng. Ia adalah figur dengan luka batin, dendam mendalam, dan kutukan yang membelenggunya. Dengan latar cerita yang kompleks, film ini berpotensi memberikan ruang bagi penonton untuk mengeksplorasi sisi gelap dan pergulatan emosional sang tokoh.

5. Pengisi suara bertabur bintang

Deretan aktor ternama turut meramaikan proyek ini, dengan Denny Sumargo (Panji), Aghniny Haque (Gantari), Donny Alamsyah (Wirabaya) sebagai bintang utamanya. Selain itu, ada pula sosok kenamaan seperti Cok Simbara, Donny Damara, Pritt Timothy, Nurra Datau, Revaldo, Candra Mukti, dan Tanta Ginting.

6. Ratusan talenta lokal di balik animasi epik

Hans Jaladara menyambut adaptasi ini dengan penuh kebanggaan karena melibatkan sekitar 250 kreator lokal, mulai dari penulis, ilustrator, animator, hingga pengisi suara. Ini menjadi simbol bahwa animasi berdasar komik klasik juga mendapatkan penghargaan serius dalam industri kreatif di Tanah Air.

Panji Tengkorak versi animasi ini kemungkinan akan menjadi karya transgenerasional yang nggak hanya menjadi ajang nostalgia bagi para pencinta komik klasik, tapi juga memperkenalkan warisan budaya untuk generasi terkini melalui medium yang relevan dan modern.

Gimana, siap mengikuti pengembaraan Panji Tengkorak versi animasi yang diyakini akan menjanjikan petualangan emosional dan visual yan memanjakan mata ini? Kamu bakal nonton bareng siapa, nih? (Siti Khatijah/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: