BerandaHits
Rabu, 14 Jan 2020 11:18

Pembina Ajarkan Yel-yel Berbau Sara, Pramuka Yogyakarta Minta Maaf

SDN Timuran, Yogyakarta. (KRJogja/Harminanto)

Kasus yel-yel SARA di acara pramuka di SD Negeri Timuran, Yogyakarta, menjadi buah bibir masyarakat. Pramuka Yogyakarta sampai meminta maaf terkait dengan hal ini. Seperti apa sih duduk perkaraya?

Inibaru.id - Belakangan ini di media sosial viral kasus yel-yel berbau SARA yang dilakukan saat acara pramuka di SD Negeri Timuran, Kota Yogyakarta. Ketua Kwarcab Pramuka Kota Yogyakarta yang merupakan Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengeluarkan tanggapan terkait dengan kasus ini.

Merdeka, Senin (13/1/20) menulis, kegiatan pramuka di SD Negeri Timuran nggak diadakan oleh internal sekolah, melainkan oleh Kwarcab Yogyakarta. Kegiatan terebut adalah Kursus Mahir Lanjutan (KML) yang juga melibatkan banyak pembina pramuka dari daerah lain.

“Kami Kwarcab Kota Yogyakarta sedang mengadakan kursus mahir lanjutan (KML) bagi para pembina-pembina. Kami buka secara terbuka, pesertanya itu dari Yogya Kota ada, Sleman ada, Bantul ada, Gunung Kidul ada, Magelang ada. Macem-macem pesertanya,” jelas Heroe.

Total, jumlah pembina yang ikut dalam acara ini adalah 25 orang yang bergolongan siaga, penggalang, penegak, dan lain-lain.

Saat acara KML, masing-masing pembina diminta untuk mengajar, termasuk mengajarkan yel-yel. Saat itu, seorang pembina dari Gunung Kidul maju dan mengeluarkan yel-yel bernada SARA di depan para peserta.

"..... Islam Islam yes! Kafir kafir no!," teriak peserta pramuka sambil bertepuk-tepuk kompak dalam sebuah video yang beredar.

Heroe memastikan bahwa yel-yel ini nggak pernah diajarkan di Pramuka.

“Sebenarnya di microteaching tidak ada diajarkan tepuk pramuka yang seperti itu. Nggak ada. Nah, tiba-tiba peserta ini menyampaikan tepuk seperti itu,” ucap Heroe.

Heroe menyebut salah satu wali murid melakukan protes terkait dengan yel-yel ini di akhir acara KML. Hal ini membuat Wakil Ketua Kwarcab Kota Yogyakarta meminta maaf dan meminta para peserta untuk menganggap tepuk ini nggak pernah ada atau nggak pernah diajarkan di acara tersebut.

Kasus ini kemudian viral di media sosial karena sang wali murid dengan inisial K mengunggahnya di status WA. Status ini pun langsung menjadi buah bibir masyarakat. Saat dihubungi, K mengaku mendengar yel-yel ini saat menjemput anaknya dan menunggu acara pramuka selesai di sekolah tersebut.

Kalau menurut Millens, yel-yel ini termasuk dalam hal yang wajar atau memang berbau SARA? (IB09/E06)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: