BerandaHits
Selasa, 8 Sep 2025 09:01

Nggak Ada Kawah di Puncak dan Mudah Didaki, Gunung Ungaran Masih Aktif?

Tidak ada kawah di puncak Gunung Ungaran. (Getlost/Arief Munaji)

Karena di puncaknya nggak ada kawah, banyak yang mengira Gunung Ungaran sebagai gunung mati. Tapi, masih ada pemandian air panas dan kawah kecil di sisi gunung tersebut.

Inibaru.id – Gunung Ungaran yang tingginya “cuma” 2.050 mdpl dikenal sebagai salah satu gunung paling ramah pendaki di Jawa Tengah. Jalurnya nggak terlalu curam, bahkan anak-anak dari desa sekitar bisa dengan santai jalan kaki sampai ke atas.

Puncaknya pun ada tiga, yakni Gendol, Botak, dan Ungaran, yang sering jadi tujuan favorit pendaki pemula. Tapi, banyak pendaki keheranan dengan bentuk puncaknya yang nggak punya kawah sama sekali seperti di Merapi atau Rinjani. Banyak yang akhirnya mengira Gunung Ungaran sebagai bukit berukuran raksasa atau gunung yang sudah mati.

Tapi tahukah kamu kalau gunung yang kelihatannya jinak ini sebenarnya masih aktif?

Kalau kamu main ke kawasan Candi Gedongsongo, Bandungan, coba deh tanya ke warga setempat. Salah seorang warga, Joko, mengaku sering mencium bau belerang, terutama saat malam hari.

“Kalau malam-malam anginnya pas, baunya nyengat banget. Dari kecil saya sudah terbiasa. Dari situ makanya saya yakin Ungaran itu sebenarnya masih aktif,” tuturnya pada Jumat (5/9/2025).

Dugaan Joko sebenarnya benar adanya. Meski Gunung Ungaran kali terakhir meletus sekitar 1600-an dan sejak itu nggak pernah ada catatan erupsi lagi, jejak aktivitas vulkaniknya masih jelas terasa. FYI aja nih, letusan di masa lalu cukup dahsyat sehingga membuat gunung ini punya beberapa puncak, bukan berbentuk kerucut sempurna seperti Merapi.

Salah satu kawah Gunung Ungaran di kawasan Candi Gedongsongo. (Ikazenita)

Demi mendukung dugaan Joko terkait aktifnya Gunung Ungaran, kita bahas dulu kategori gunung api secara geologi, Gez, yaitu:

  • Aktif (Tipe A): masih ada magma segar yang siap naik, ditandai erupsi berkala, gempa, dan adanya kubah lava.
  • Dormant/Tidur (Tipe B): nggak ada erupsi sejak 1600, tapi masih ada gas vulkanik, air panas, atau belerang.
  • Mati (Tipe C): dapur magmanya sudah membeku jadi batuan padat.

Nah, Gunung Ungaran masuk kategori Tipe B, alias gunung tidur. Tapi “tidur” di sini bukan berarti sudah jinak, lo. Di sekelilingnya, dari Gedongsongo, Nglimut, sampai Ungaran Timur, masih banyak ditemukan sumber air panas, kolam lumpur belerang, sampai uap panas yang menandakan dapur magma masih bekerja.

Bahkan, di kawasan Gedongsongo, ada sumber uap panas dengan suhu berkisar 48–53 derajat Celsius, sementara di sisi timur gunung ini suhunya mencapai 42 derajat Celsius. Angka setinggi itu jelas bukan sekadar “air hangat biasa”, tapi bukti adanya panas bumi aktif.

Fenomena seperti fumarol (uap air panas), mud basin (kolam lumpur asam), hingga solfatara (lapisan batuan yang memuntahkan gas sulfur) masih bisa ditemui di kawasan ini. Semua itu jadi petunjuk jelas kalau Gunung Ungaran masih punya “api” di dalam perutnya.

Jadi, meski kelihatan tenang dan bersahabat untuk didaki, Gunung Ungaran sejatinya masih menyimpan energi vulkanik. Bagi warga sekitar, aroma belerang yang sering muncul hanyalah pengingat bahwa gunung ini belum mati.

Kamu sendiri percaya nggak kalau Gunung Ungaran yang kelihatan adem ayem bisa aja menyimpan potensi bahaya, Gez? (Arie Widodo/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: