BerandaHits
Rabu, 18 Nov 2025 18:00

Minta Petani Tak Jual Sawah, Sumanto: Kalau Bisa, Beli Lagi!

Ketua DPRD Jateng Sumanto mengingatkan petani untuk tak menjual sawahnya. (DPRD Jateng)

Maraknya alih fungsi lahan membuat Ketua DPRD Jateng Sumanto mengingatkan petani agar tak menjual sawah mereka. Menurutnya, harga pangan yang terus naik justru menandakan masa depan pertanian semakin cerah dan layak dipertahankan untuk generasi mendatang.

Inibaru.id - Maraknya alih fungsi lahan pertanian jadi permukiman dan industri membuat banyak desa kehilangan identitasnya sebagai sentra pangan. Kekhawatiran inilah yang disampaikan Ketua DPRD Jateng, Sumanto, saat bersilaturahmi dengan ratusan petani di Desa Jetis, Kecamatan Jaten, Karanganyar, belum lama ini. Menurutnya, jika lahan makin menyusut, ancaman krisis pangan bukan lagi wacana, tapi tinggal menunggu waktu saja.

Sumanto, yang sudah bertahun-tahun terjun mengadvokasi persoalan pangan, menyebut masa depan bertani justru semakin cerah. Harga komoditas pangan, termasuk gabah dan berbagai jenis sayuran, terus naik dari tahun ke tahun. “Dulu saat harga gabah Rp4.000 per kilogram saja panjenengan masih garap sawah. Sekarang sudah Rp7.000 harusnya lebih semangat,” ujarnya.

Dia bahkan menjelaskan bahwa dengan kondisi saat ini, sekali panen petani bisa mengantongi sekitar Rp16 juta. Modal yang dikeluarkan mulai bibit hingga pupuk diperkirakan hanya sekitar Rp5 juta. Selisih itu menunjukkan bertani kini lebih menguntungkan dibandingkan beberapa tahun lalu.

Karena itu, dia sangat menekankan satu pesan agar petani jangan jual sawah. Bukan hanya karena lahan kian langka, tapi juga karena banyak petani kesulitan mencari pekerjaan alternatif setelah tak lagi mengolah tanah. Belum lagi, sebagian besar lahan pertanian di desa diwariskan dari orang tua. “Kalau bisa jangan dijual, kalau perlu beli sawah lagi. Nanti diwariskan ke anaknya. Jangan semuanya disuruh jadi pegawai,” tegasnya.

Sumanto berpendapat, sawah yang kian menyusut mengancam ketahanan pangan. (DPRD Jateng)

Sumanto juga memaparkan tantangan lain yaitu mayoritas petani di Jawa Tengah hanya memiliki lahan di bawah 500 m2. Kondisi itu jauh berbeda dengan petani di Jawa Barat dan Jawa Timur yang rata-rata lahannya lebih luas. Minimnya lahan turut menjadi penyebab tingginya angka kemiskinan ekstrem di Jateng.

“Kalau mau tetap jadi lumbung pangan nasional, harus ada langkah baru untuk menyelesaikan masalah pertanian,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Desa Jetis, Nur Wibowo, mengatakan bahwa hasil panen padi di wilayahnya akhir-akhir ini cukup bagus, terlebih memasuki musim hujan. Ditambah dengan harga beras yang sedang tinggi, para petani mulai merasakan dampaknya terhadap meningkatnya kesejahteraan.

“Semoga tren ini bisa memberi semangat baru bagi petani untuk tetap bertahan dan mengembangkan pertaniannya,” ujarnya.

Di tengah arus industrialisasi dan gaya hidup modern, Desa Jetis memilih berdiri tegak mempertahankan sawah-sawahnya. Dan ajakan Sumanto agar tidak menjual bahkan membeli lagi bukan sekadar nasihat, tapi peringatan bahwa masa depan pangan sangat bergantung pada keputusan hari ini. (Ike P/E01)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: