BerandaHits
Rabu, 9 Mei 2023 13:13

Milenial Harus Hindari Hustle Culture Demi Kesehatan Mental

Banyak milenial terjebak hustle culture. (iStock via Detik)

Saat ini, kaum milenial baru meniti karir. Nggak sedikit dari mereka yang terjebak dalam hustle culture.

Inibaru.id - Bekerja keras memang perlu agar target tercapai. Sayangnya, banyak orang yang pada akhirnya bekerja keras tanpa henti. Di banyak tempat, hal ini bahkan telah membudaya.

Sedihnya, para milenial banyak yang tengah terjebak dalam budaya gila kerja ini. Memang, banyak dari mereka yang sedang meniti karir dan bisnis sehingga waktu seolah perlu dikorbankan agar semua pencapaian bisa diraih.

Budaya kerja keras ini kerap disebut Hustle culture. Ini merupakan konsep yang sering dianut di lingkungan kerja modern. Konsep ini mendorong individu untuk terus bekerja keras dan memperjuangkan kesuksesan, terkadang bahkan tanpa batas waktu dan mengorbankan kesehatan dan keseimbangan hidup mereka.

Namun, apakah hustle culture sebenarnya memiliki dampak negatif pada kesehatan mental kita? Yuk bahas lebih lanjut mengapa kita perlu menghindarinya.

Dampak Hustle Culture pada Kesehatan Mental

Hustle culture dapat memicu stres yang tinggi, yang dapat berdampak negatif pada kesehatan mental kita. Ketika seseorang merasa terus menerus harus bekerja keras dan mencapai tujuan yang semakin tinggi, tekanan yang dirasakan dapat meningkat dan memicu stres.

Akibatnya, individu tersebut dapat merasa cemas, depresi, dan bahkan mengalami burnout atau kelelahan kerja yang parah.

Selain itu, hustle culture juga dapat menghambat kreativitas dan menghasilkan ketidakpuasan yang tinggi terhadap diri sendiri.

Terus menerus memaksakan diri untuk bekerja keras dan mencapai target yang semakin tinggi dapat membuat seseorang kehilangan kreativitas dan inovasi, serta merasa tidak pernah puas dengan pencapaian mereka.

Ciri-ciri kamu terjebak hustle culture

Jangan sampai terjebak hustle culture agar hidupmu seimbang. (via Alodokter)

Hustle culture adalah budaya yang mempromosikan ide bahwa kerja keras, produktivitas, dan kesuksesan finansial harus menjadi prioritas utama dalam hidup seseorang.

Beberapa ciri-ciri yang menunjukkan seseorang terjebak dalam hustle culture adalah:

1. Menganggap bahwa pekerjaan adalah segalanya

Orang yang terjebak dalam hustle culture cenderung menganggap pekerjaan sebagai prioritas utama dan menghabiskan sebagian besar waktu dan energi mereka untuk bekerja.

2. Kecenderungan overwork

Orang yang terjebak dalam hustle culture cenderung bekerja terlalu keras dan terlalu lama, bahkan mengorbankan waktu tidur dan istirahat yang cukup.

3. Merasa bersalah saat tidak bekerja

Orang yang terjebak dalam hustle culture merasa bersalah saat tidak bekerja atau tidak produktif, dan cenderung merasa tidak puas dengan diri sendiri jika mereka tidak melakukan sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan.

4. Tidak dapat menentukan batas waktu

Orang yang terjebak dalam hustle culture cenderung tidak dapat menentukan batas waktu dalam pekerjaan mereka, sehingga mereka sering bekerja hingga larut malam atau bahkan pada hari libur.

5. Mengejar kesuksesan finansial

Orang yang terjebak dalam hustle culture cenderung fokus pada kesuksesan finansial dan menganggap itu sebagai tujuan utama dalam hidup mereka.

Jika kamu merasa memiliki ciri-ciri di atas, penting untuk memperhatikan keseimbangan dalam hidup dan mengambil waktu untuk bersantai dan menjaga kesehatan fisik dan mentalmu. (Siti Zumrokhatun/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Cantiknya Deburan Ombak Berpadu Sunset di Pantai Midodaren Gunungkidul

8 Nov 2024

Mengapa Nggak Ada Bagian Bendera Wales di Bendera Union Jack Inggris Raya?

8 Nov 2024

Jadi Kabupaten dengan Angka Kemiskinan Terendah, Berapa Jumlah Orang Miskin di Jepara?

8 Nov 2024

Banyak Pasangan Sulit Mengakhiri Hubungan yang Nggak Sehat, Mengapa?

8 Nov 2024

Tanpa Gajih, Kesegaran Luar Biasa di Setiap Suapan Sop Sapi Bu Murah Kudus Hanya Rp10 Ribu!

8 Nov 2024

Kenakan Toga, Puluhan Lansia di Jepara Diwisuda

8 Nov 2024

Keseruan Pati Playon Ikuti 'The Big Tour'; Pemanasan sebelum Borobudur Marathon 2024

8 Nov 2024

Sarapan Lima Ribu, Cara Unik Warga Bulustalan Semarang Berbagi dengan Sesama

8 Nov 2024

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024