BerandaHits
Sabtu, 29 Apr 2022 14:06

Metaverse Kemendagri, Beneran Bisa Cegah Korupsi Apa Gimmick Belaka?

Kovi Otda alias Metaverse Kemendagri, diklaim bisa cegah korupsi. (Cnn/Puspen Kemendagri)

Kemendagri merilis Kovi Otda, dunia metaverse yang kabarnya bisa cegah korupsi. Beneran bisa apa nggak sih? Begini informasi lengkapnya, Millens.

Inibaru.id – Istilah-istilah dunia modern seperti metaverse, 4.0, dan sebagainya memang semakin sering digaungkan pemerintah. Bahkan, belakangan ini Kemendagri meluncurkan Konsultasi Virtual Otonomi daerah (Kovi Otda), teknologi virtual berbasis metaverse yang kabarnya bisa mencegah korupsi.

Hal ini diungkap langsung oleh Dirjen Otonomi Daerah Kemendagri Akmal Malik. Dia menyebut teknologi ini bisa mencegah terjadinya korupsi di lingkungan Kemendagri serta pemerintah daerah (Pemda) di seluruh Indonesia.

“Kita launching sebuah inovasi untuk melayani Pemda seputar konsultasi otonomi daerah berbasis virtual dengan teknologi metaverse atau 3D animasi. Jadi Pemda akan bertemu saya dan pejabat lainnya untuk konsultasi dalam bentuk animasi 3 dimensi. Jadi kami akan bawa pemda dalam ruang animasi,” jelas Akmal, Rabu (27/4/2022).

Penggunaanya gimana ya? Kalau menurut Akmal, nantinya orang-orang dalam pemerintahan bisa memberikan layanan atau menerima laporan tanpa harus melakukan pertemuan tatap muka. Tinggal gunakan Kovi Otda, maka pertemuan di dunia metaverse bisa dilakukan. Menurutnya, hal ini bisa menghemat biaya dan waktu, Millens.

Jadi ya, nantinya Pemda yang pengin menggunakan teknologi ini tinggal mengakses www.kovi.otda.kemendagri.go.id. Di sana, Pemda tinggal melakukan pendaftaran dan menempuh sejumlah langkah selanjutnya deh.

Teknologi Sudah Mendukung?

Direktur Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD) Arman Suparman mendukung inovasi Kovi Otda. Tapi, dia juga meminta pemerintah menyiapkan infrastruktur penunjang teknologi ini di seluruh Pemda-Pemda di Indonesia.

Teknologi belum merata, termasuk sinyal dan internet di seluruh Indonesia sehingga belum tentu mendukung teknologi metaverse. (Cnn/Puspen Kemendagri)

“Pemerintah harus memperhatikan infrastruktur, terutama yang ada di daerah 3T dan Indonesia Timur yang hingga saat ini masih terkendala proses sinyal. Ini harus diperhatikan,” saran Arman.

Nggak hanya itu, belum tentu petugas di daerah juga bisa menggunakan teknologi metaverse. Mereka harus dibimbing dulu agar bisa memakainya. Hal ini tentu membutuhkan anggaran lagi.

“Jangan sampai diluncurkan hari ini, tapi daya dukung infrastruktur di daerah tidak siap,” ungkap Arman.

Gimmick Belaka atau Beneran Bisa Cegah Korupsi?

Profesor SEB Telkom University Andry Alamsyah menyebut ide penggunaan metaverse untuk pencegahan korupsi sebenarnya memang bisa dilakukan. Tapi, hal ini membutuhkan banyak persyaratan agar bisa benar-benar berfungsi.

“Metaverse jadi masuk akal jika di mesin pendukungnya memungkinkan orang melakukan interaksi yang diperkuat oleh teknologi sebagai governance-nya,” terang Andry, Kamis (28/4).

Tapi, jika metaverse ini hanya sebagai pengganti interaksi manusia saja, bisa jadi nggak bakal bisa mencegah korupsi. Sayangnya, bagi Andry, Metaverse yang dirilis Kemendagri hanya lebih mengedepankan tampilan 3D dan Virtual Reality. Sementara itu, transparansi data dan aktivitas, informasi penggunaan anggaran, aturan, hingga penghargaan bagi pelapor atau tindakan pencegahan korupsi justru nggak dijabarkan.

“Kalau tampilan saja ya tidak berguna untuk cegah korupsi. Kalau interaksi saja tidak efektif mencegah korupsi. Hubungannya jauh ya, harus dibantu oleh sistem atau teknologi di mana usaha korupsi bisa dicegah,” terangnya.

Kalau menurutmu, Kovi Otda alias dunia metaverse yang dirilis Kemendagri memang bisa cegah korupsi apa bakal sia-sia saja, Millens? (Cnn,Tir/IB09/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: