BerandaHits
Senin, 23 Nov 2025 11:01

Menyingkap Berlapis-lapis Kelezatan Kue Baumkuchen yang Populer di Jepang

Kue baumkuchen, asli Jerman, tapi populer di Jepang. (SCMP/Susan Jung)

Di sejumlah manga dan anime, termasuk Chibi Maruko Chan, kue baumkuchen dianggap sebagai kue yang istimewa. Seperti apa sih sejarah dari kue asal Jerman ini sampai jadi penganan khas Jepang?

Inibaru.id - Kalau kamu penggemar Chibi Maruko Chan, mungkin pernah ingat adegan ketika Maruko dan keluarganya menikmati kue bulat berlapis-lapis yang bentuknya seperti potongan batang pohon. Yup, itu dia baumkuchen, kue asal Jerman yang justru menemukan “rumah kedua”-nya di Jepang.

Meski berasal dari Eropa, kue baumkuchen kini identik banget dengan dunia kuliner Jepang. Bentuknya yang berlapis-lapis mirip lingkar pertumbuhan pohon memberi kesan unik sekaligus estetik.

FYI aja nih, dalam budaya Jepang, pola cincin ini sering dimaknai sebagai lambang panjang umur dan kemakmuran. Nggak heran kalau kue ini sering jadi pilihan hadiah untuk pernikahan, ulang tahun, sampai acara-acara formal.

Menariknya, perjalanan baumkuchen di Jepang dimulai dari kisah yang cukup dramatis. Konon, seorang tahanan perang asal Jerman yang ditempatkan di sebuah pulau kecil di barat Jepang mulai membuat kue ini lebih dari seabad lalu. Dari tangannya, lahir versi baumkuchen pertama yang kemudian dikenal publik Jepang. Seiring waktu, resep itu berkembang lalu dipoles dengan selera lokal, hingga akhirnya menjelma jadi ikon manis yang akrab dijumpai di berbagai toko kue modern Jepang.

Di negara ini, baumkuchen nggak hanya hadir dalam bentuk klasik. Kreativitas para pembuat kue membuatnya tampil dengan aneka rasa yang khas Jepang, seperti matcha, ubi ungu, hingga variasi dengan tekstur lebih lembut, mirip castella tapi tetap mempertahankan bentuk berlapis-lapis khasnya.

Kue baumkuchen di anime Chibi Maruko Chan. (YouTube/Chibi Maruko Chan ID)

O ya, saking populernya kue ini di Jepang. Sampai ada festival khusus baumkuchen, lo. Lengkap dengan demo masak dan penjualan kue edisi terbatas. Intinya, kue ini bukan sekadar “kue naturalisasi”, tapi sudah jadi bagian budaya kuliner lokal.

Kalau sedang main di Jepang, salah satu pengalaman paling seru terkait kue baumkuchen bisa kamu temukan di Ninoshima, pulau tenang yang bisa ditempuh sekitar 20 menit dengan kapal feri dari Hiroshima.

Di Juccheim Ninoshima, semacam tourism center di pulau tersebut, pengunjung bisa mencoba membuat baumkuchen sendiri. Meski bikin capek, proses pembuatannya lumayan meditatif, lo.

Caranya, adonan dituangkan sedikit demi sedikit ke batang bambu, lalu diputar di atas bara arang hingga membentuk lapisan-lapisan tipis berwarna cokelat keemasan. Begitu satu lapisan matang, adonan baru ditambahkan. Begitu terus sampai terbentuk kue berlapis-lapis yang cantik. Aroma manis dari adonannya bahkan bisa tercium dari area sekitar, membuat suasana semakin hangat.

Yang bikin pengalaman ini spesial, metode tersebut merupakan adaptasi teknik yang digunakan Karl Juchheim, pembuat kue Jerman yang memperkenalkan baumkuchen ke Jepang lebih dari 100 tahun lalu. Jadi selain belajar bikin kue, kamu juga sekaligus menyelami potongan sejarah yang mungkin jarang terdengar.

Kini, baumkuchen bukan lagi sekadar hidangan penutup atau kudapan, melainkan simbol tentang bagaimana kuliner bisa menjembatani budaya. Dari dapur seorang tahanan, berkembang jadi suguhan istimewa, lalu merambah festival dan kelas memasak, bahkan masuk anime, baumkuchen menunjukkan bahwa makanan punya cara unik untuk bertahan, bertransformasi, dan dicintai oleh generasi baru Jepang. (Arie Widodo/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: