BerandaHits
Selasa, 7 Agu 2023 18:09

Menilik Kampung Indonesia di Tiongkok, Banyak yang Masih Fasih Bahasa Indonesia!

Warga Kampung Indonesia di Tiongkok. (YouTube/Rudy Chen)

Sebagian warga Distrik Donghua, Di Kota Yingde adalah orang-orang keturunan Tionghoa yang lahir dan besar di Indonesia namun 'terpaksa' kembali ke Tiongkok. Tapi, mereka tetap berusaha melestarikan budaya dan Bahasa Indonesia di sana dan mengajarkannya ke anak cucu.

Inibaru.id – Bukan hal aneh jika kita melihat Kampung Pecinan yang berisi warga Tionghoa di kota-kota yang ada di Indonesia. Tapi, jika ada Kampung Indonesia di Tiongkok, tentu nggak biasa bukan? Nah, kampung itu beneran ada lo.

Kampung itu bisa kamu temui di Distrik Donghua, Kota Yingde, Provinsi Guangdong. Kalau dari Kota Guangzhou yang merupakan Ibu Kota dari provinsi tersebut, jaraknya sekitar 150 kilometer, Millens.

Keberadaan kampung ini mulai terendus saat acara China-ASEAN Expo ke-18 yang diselenggarakan di Nanning, Provinsi Guangxi pada 10 September 2021 silam. Kala itu, hadir Paviliun Indonesia dengan nuansa merah putih yang sangat kental. Nah, dari paviliun itu, digelar acara pentas seni dengan melibatkan Sanggar Tari Yingde.

Nah, banyak para pengunjung, termasuk yang berasal dari Indonesia keheranan dengan kemampuan warga lokal Tiongkok yang mampu menarikan sekitar 15 tarian tradisional Indonesia.

Kamu tahu sendiri kan, tarian seperti Tari Janger dari Bali atau Badinding dari Tanah Minang sulit untuk dipelajari? Lantas, bagaimana bisa mereka mempelajarinya?

Generasi muda dari warga Guiqao Indonesia di Yingde. (YouTube/Rudy Chen)

Usut punya usut, para penari itu berasal dari Kampung Indonesia di Yingde. Di sana, setidaknya ada 2.000-an Guiqao Indonesia, istilah bagi orang-orang keturunan Tionghoa yang lahir dan sempat tinggal di Indonesia namun kembali ke Tiongkok. Kebanyakan dari mereka datang ke Tiongkok pada 1960-an dengan terpaksa karena berbagai alasan.

Kalau menurut akun Twitter @CarlZha, salah satu alasannya adalah penumpasan komunisme pada dekade tersebut. Nah, banyak warga Tionghoa pada masa itu yang ternyata dianggap terkait dengan paham tersebut dan akhirnya memilih untuk menyelamatkan diri ke luar negeri.

“Kampung Indonesia di Tiongkok di mana para orang tua masih fasih berbahasa Indonesia. Mereka adalah keturunan Tionghoa-Indonesia yang ‘pulang’ Ke Tiongkok pada dekade 1960-an saat ada penumpasan komunisme. Mereka tetap melestarikan budaya Indonesia sampai ke generasi ketiga,” tulis akun tersebut pada Senin (7/8/2023).

Kuliner khas Indonesia disajikan di Kampung Indonesia saat ada festival budaya. (YouTube/Rudy Chen)

Di kanal YouTube milik Rudy Chen, kamu bisa melihat video tentang kampung tersebut. Sang pemilik kanal sempat berbincang-bincang dengan warga lokal dengan Bahasa Indonesia. Mereka bisa menjawabnya dengan lancar meski logatnya sudah tercampur dengan bahasa lokal.

“Kami ke sini tahun 60-an. Saya masih bisa Bahasa Indonesia dan Jawa. Di sini ada sekolah Bahasa Indonesia,” tutur salah seorang warga lokal yang nggak disebutkan namanya di video tersebut.

Demi merawat budaya Indonesia, salah seorang Guiqao bernama Huang Huilan yang lahir dan besar di Takengon, Aceh sampai mendirikan sanggar budaya.

Dia dan rekan-rekannya juga sering mengadakan festival budaya yang menunjukkan generasi muda sudah mampu menampilkan tarian, nyanyian, dengan kostum khas Indonesia. Bahkan, di sana bukan hal aneh melihat jajanan-jajanan khas Tanah Air seperti klepon, lapis, lemper, wajik, nasi kuning, ongol-ongol, dan lain-lain.

Nggak disangka ya, Millens, ada Kampung Indonesia di Tiongkok. Kalau kebetulan kamu ada di negara tersebut, nggak ada salahnya lo main ke sana. Pasti bakal seru, deh! (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: