BerandaHits
Jumat, 21 Sep 2023 15:30

Menikai Tambang Ilegal, AMSI Jateng: Jurnalis, Tingkatkan Literasi!

Ketua AMSI Jateng Nurkholis menilai, FGD tentang pertambangan ini menjadi salah satu upaya AMSI Jateng untuk memberikan edukasi agar tidak mengalami kesalahan di lapangan dan ketika membuat pemberitaan. (Dok. AMSI Jateng)

Agar tidak salah atau dimanfaatkan oknum tertentu dalam menikai persoalan tambang ilegal, AMSI Jateng mengimbau para jurnalis agar meningkatkan literasi berkaitan dengan hal ini.

Inibaru.id - Isu lingkungan, khususnya berkaitan dengan pertambangan, acap menjadi cerita yang simpang siur lantaran minimnya informasi di lapangan. Terkait hal ini, Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Jawa Tengah (Jateng), mengimbau agar para jurnalis meningkatkan literasi soal tambang.

Hal ini sebagaimana disampaikan Ketua AMSI Jateng Nurkholis saat membuka Forum Group Discussions (FGD) "Ilegal Mining: Tragedi Banyumas dan Pertambangan Jawa Tengah" di Hotel Patra Semarang pada Selasa, 20 September 2023.

"Tanpa pengetahuan yang baik, jurnalis bisa salah dalam menulis persoalan tambang dan secara tidak sadar berpotensi menjadi alat kepentingan kelompok tertentu," tegasnya.

Nurkholis menilai, FGD tentang pertambangan ini menjadi salah satu upaya AMSI Jateng untuk memberikan edukasi tersebut agar nggak mengalami kesalahan di lapangan dan ketika membuat pemberitaan. Dia berharap, diskusi itu membuat peserta memahami isu tersebut dengan baik, sehingga bisa tercipta karya jurnalistik yang kredibel.

"Disadari atau tidak, jurnalis acap dijadikan 'alat' oleh oknum tertentu untuk merugikan pihak yang sebenarnya tidak terkait," jelasnya. "Ini jadi catatan, karena sejatinya media harus menyampaikan informasi secara berimbang."

Apa yang disampaikan Nurkholis bukanlah isapan jempol belaka. Dari temuan di lapangan, dia menilai, banyak jurnalis kurang paham perbedaan tambang legal dengan ilegal sehingga muncul mispersepsi di masyarakat yang berimbas pada pelaku tambang legal.

"Padahal, pelaku tambang legal turut andil dalam pembangunan daerah karena membayar pajak dan melakukan reklamasi," keluhnya.

Pertambangan Ilegal Tergolong Masif

Ilustrasi: Tambang ilegal lebih berpotensi merusak lingkungan karena tidak berizin. (Poskomalut)

Pemahaman yang baik terkait pertambangan ini diperlukan bagi para jurnalis di Jateng karena Kepala Bidang (Kabid) Mineral dan Batuan (Minerba) Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jateng Agus Sugiharto mengungkapkan, praktik pertambangan ilegal memang tergolong masif di wilayah ini.

Data yang dihimpun Dinas ESDM Jateng menunjukkan, ada sekitar 94 praktik pertambangan tanpa izin atau ilegal di berbagai daerah di Jateng sepanjang 2023. Jumlah lahan yang terdampak mencapai 87,65 hektare, dengan cakupan terluas berada di Sukoharjo, yakni 13,75 hektare.

"Praktik tambang ilegal biasanya tidak dipasangi plang. Sementara, yang berizin umumnya ada plang yang tertulis izin, nomor IUP, dan peruntukkan lokasi tambang,” ungkap Agus saat memaparkan perbedaan antara tambang legal dengan ilegal di tengah FGD.

Pada kesempatan tersebut, Agus meminta peran serta masyarakat dalam memberantas praktik tambang ilegal di Jateng. Peran masyarakat ini, lanjutnya, salah satunya dengan mengawasi praktik pertambangan yang ada di wilayah mereka.

"Penambangan itu sudah diatur (undang-undang), jadi kalau ilegal (menyalahi aturan) berarti pencurian sumber daya alam. Jadi masalah jika pencurian ini dibiarkan oleh masyarakat," serunya.

Lebih lanjut, Agus juga meminta masyarakat untuk mengubah persepsi terkait penambangan. Menurutnya, selama ini yang berkembang di masyarakat cenderung menyudutkan pelaku tambang karena dianggap merusak alam.

"Jadi, tambang itu tidak merusak (selama legal). Kalau merusak, tutup saja semua fakultas (perguruan tinggi) yang ada jurusan pertambangannya," tandas Agus. (Siti Khatijah/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024