BerandaInspirasi Indonesia
Jumat, 5 Sep 2024 13:00

Jurnalis Perang Tee Song Liang dan Agresi Militer Belanda di Muria

Sejarawan Kudus Edy Supratno (memegang mik), tengah berbicara tentang pahlawan dan jurnalis perang Tee Song Liang. (Inibaru.id/ Imam Khanafi)

Dalam peperangan melawan agresi militer Belanda di Pegunungan Muria, nama jurnalis perang Tee Song Liang terus dikenang. Siapakah dia?

Inibaru.id - Peperangan sengit melawan agresi militer Belanda di sekitar Pegunungan Muria pada masa penjajahan memunculkan satu nama yang hingga kini masih dikenal luas masyarakat, yakni Tedjo Sulyanto, jurnalis keturunan Tionghoa yang lebih akrab disebut Pak Tee.

Sejarawan Kudus Edy Supratno mengatakan, nama asli Tedjo alias Pak Tee adalah Tee Siong Liang. Hal itu diungkapkannya dalam diskusi bertema Para Pahlawan Kota Kretek di Kudus, akhir Agustus lalu. Dalam pemaparannya, Pak Tee disebut-sebut sebagai bagian dari Komando Muria.

“Pak Tee tergabung dalam Komando Muria atau Macan Putih di bawah kepemimpinan Mayor Kusmanto yang saat itu bermarkas di lereng Muria, tepatnya Desa Glagah Kulon (Kecamatan Dawe, Kudus),” kata Edy dalam diskusi yang bertempat di Pendopo Rumah Dinas Wakil Bupati Kudus tersebut.

Pak Tee, lanjutnya, adalah putra dari Tee Tjoe Hiang; kelahiran 31 Agustus 1926. Lebih jauh lagi, sosok yang juga dikenal sebagai budayawan Kudus itu merupakan keturunan dari Tee Liang Sing (dalam sejumlah literatur dituliskan The Ling Sing).

"Tee Liang Sing adalah sosok penting dalam sejarah Kudus yang hidup pada abad ke-16; yang dipecaya sebagai guru dari Sunan Kudus," terangnya.

Sedikit informasi, Sunan Kudus adalah ulama cum panglima perang Kesultanan Demak yang juga dikenal sebagai anggota dewan Wali Songo. Semasa hidupnya, ulama bernama asli Ja'far Ash-Shadiq ini diyakini memiliki guru sekaligus kawan sejawat bernama Kiai Telingsing atau Tee Liang Sing.

Perjuangan Pak Tee

Diskusi 'Para Pahlawan Kota Kretek' di Pendopo Rumah Dinas Wakil Bupati Kudus. (Inibaru.id/ Imam Khanafi)

Dalam diskusi yang berlangsung santai tersebut Edy menyebutkan, ketertarikan Tee Siong Liang pada fotografilah yang membuatnya menekuni profesi di bidang jurnalistik. Semasa muda, dia dikenal sebagai jurnalis lepas di kantor berita Antara.

"Saat agresi militer Belanda memasuki Kudus, banyak pejuang yang melarikan diri ke Pegunungan Muria. Nah, salah satu jasa Pak Tee kala itu adalah mengantarkan bantuan dari Cung Hwa Tiong Hwe (CHTH) Kudus untuk para pejuang di (pusat komando) Glagah Kulon," terangnya.

CHTH, imbuh Edy, adalah organisasi pendidikan dari tingkat dasar hingga menengah yang waktu itu diperuntukkan bagi orang Tionghoa yang masih berkebangsaan Tiongkok. Organisasi ini berlokasi di pusat kota, yang kini dikenal sebagai Jalan Ahmad Yani, Kecamatan Kota, Kudus.

"Selain itu, Pak Tee juga bergabung dengan pasukan militer dalam penyerangan pos Belanda di Dawe dan pencegatan di Dukuhwaringin," papar sejarawan peraih gelar doktor dari FIB UGM Yogyakarta itu. “Terus, begitu pertempuran mereda, Pak Tee pun segera mewartakan peristiwa itu untuk Antara.”

Pasca-perang, Edy bercerita, Pak Tee yang kemudian dikenal sebagai jurnalis perang memilih kembali pada passion awalnya, yakni fotografi, dan tinggal di Wergu Kulon, Kecamatan Kota, Kudus, hingga akhir hayatnya. Pak Tee tutup usia pada umur 76 tahun.

"Sepeninggal Pak Tee, keluarga mendiang dapat surat dari Angkatan 45 Dewan Harian Cabang Kudus, berupa wasiat agar makam tempat abu Pak Tee diberi bambu runcing dan bendera Merah-Putih," tutupnya.

Hingga kini, di makam Pak Tee di Kudus yang berlokasi di Kompleks Permakaman Desa Dersalam, Kecamatan Bae, masih tertancap bambu runcing dengan bendera Merah-Putih yang menjadi penanda, dialah jurnalis perang cum pahlawan dalam perjuangan melawan agresi militer Belanda di Pegunungan Muria. (Imam Khanafi/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Rampcheck DJKA Rampung, KAI Daop 4 Semarang Pastikan Layanan Aman dan Nyaman Jelang Nataru

4 Des 2025

SAMAN; Tombol Baru Pemerintah untuk Menghapus Konten, Efektif atau Berbahaya?

4 Des 2025

Ketua DPRD Jateng Sumanto Resmikan Jalan Desa Gantiwarno, Warga Rasakan Perubahan Nyata

4 Des 2025

Cara Bikin YouTube Recap, YouTube Music Recap, dan Spotify Wrapped 2025

5 Des 2025

Data FPEM FEB UI Ungkap Ribuan Lulusan S1 Putus Asa Mencari Kerja

5 Des 2025

Terpanjang dan Terdalam; Terowongan Bawah Laut Rogfast di Nowegia

5 Des 2025

Jaga Buah Hati; Potensi Cuaca Ekstrem Masih Mengintai hingga Awal 2026!

5 Des 2025

Gajah Punah, Ekosistem Runtuh

5 Des 2025

Bantuan Jateng Tiba di Sumbar Setelah 105 Jam di Darat

5 Des 2025

Warung Londo Warsoe Solo, Tempat Makan Bergaya Barat yang Digemari Warga Lokal

6 Des 2025

Forda Jateng 2025 di Solo, Target Kormi Semarang: Juara Umum Lagi!

6 Des 2025

Yang Perlu Diperhatikan Saat Mobil Akan Melintas Genangan Banjir

6 Des 2025

Tiba-Tiba Badminton; Upaya Cari Keringat di Tengah Deadline yang Ketat

6 Des 2025

Opak Angin, Cemilan Legendaris Solo Khas Malam 1 Suro!

6 Des 2025

Raffi Ahmad 'Spill' Hasil Pertemuan dengan Ahmad Luthfi, Ada Apa?

6 Des 2025

Uniknya Makam Mbah Lancing di Kebumen, Pusaranya Ditumpuk Ratusan Kain Batik

7 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: