inibaru indonesia logo
Beranda
Foto Esai
Minggu, 1 Sep 2024 09:00
Menangguk Keuntungan dari Keranjang Hantaran Rotan di Welahan
Bagikan:
Hasil tangan anyaman Arif Musyafa' siap diangkut oleh pembeli.
Hasil keranjang anyaman rotan warna-warni di  depan rumah Arif.
Keahlian Arif Musyafa' didapatkan dengan bekerja di rumah tetangganya.
Arif tengah melilit rotan membentuk lengkungan sebagai pegangan keranjang.
Bilah rotan dijemur sebentar saja agar lurus dan mudah dibentuk.
Rotan yang sudah dibelah-belah dan dijemur siap dianyam. 
Tumpukan karya Arif Musyafa' di depan rumah sebelum ditata dan disimpan di ruang tamu. 
Keranjang anyaman rotan buatan Arif siap dikirimkan kepada para pelanggan. 

Arif Musyafa' dan bisnis keranjang anyaman kepunyaannya.

Selama masih menjadi andalan untuk hantaran lamaran, kerajinan anyaman rotan di Welahan bakal terus menangguk keuntungan.

Inibaru.id - Hantaran lamaran biasa dipercantik dengan alas atau wadahnya yang dibikin seragam. Untuk yang berukuran kecil, bingkisan biasanya diletakkan dalam hampers. Sementara yang agak besar, bingkisan ditata di atas keranjang anyaman dan dibungkus plastik bening.

Keranjang anyaman yang dipakai biasanya cukup khas, terbuat dari bilah rotan yang dicat warna-warni dan dianyam melingkar dengan pegangan melengkung. Selain untuk hantaran lamaran, keranjang ini juga acap dipakai sebagai untuk tempat parsel atau baki minuman.

Nah, kalau kamu penasaran gimana pembuatan keranjang hantaran yang terbuat dari anyaman rotan ini, bertandanglah ke rumah Arif Musyafa' di Desa Teluk Wetan, Kecamatan Welahan, Kabupaten Jepara. Belum lama ini, saya mengunjungi penganyam keranjang berusia 30 tahun tersebut.

Saya tiba saat dia tengah menjemur bilah rotan di depan rumahnya. Sementara itu, bilah rotan yang sudah siap anyam tertata rapi di teras, bersebelahan dengan perkakas menganyam dan tumpukan keranjang yang baru saja selesai dibuat tapi belum dipindahkan ke tempat penyimpanan.

Butuh Keahlian Khusus

Arif mempersilakan saya duduk di ruang tamu setelah memperlihatkan keranjang dan produk anyaman lain buatannya yang tersimpan rapi salah satu sudut di ruang tamu. Produk itu, ungkapnya, nggak semuanya dia kerjakan sendiri. Dia mengaku dibantu beberapa karyawan.

"Ini bisnis rumahan. Saya dibantu sekitar tiga karyawan; mereka tetangga. Mereka nggak kerja di sini, pekerjaan dibawa ke rumah masing-masing," terang lelaki bersahaja tersebut.

Untuk menjalankan usaha ini, Arif memang sengaja memilih mempekerjakan para tetangganya. Sebelumnya, dia juga bekerja di tempat tetangganya. Setelah merasa percaya diri, barulah dia memutuskan untuk mendirikan usaha sendiri dengan mempekerjakan tetangga lain.

"Pekerjaan ini butuh ketelitian dan keahlian khusus, maka harus belajar dulu agar terbiasa," tuturnya.

Nggak Hanya Keranjang

Untuk produk anyaman, Arif nggak hanya membuat keranjang hantaran berbagai ukuran, tapi juga tikar dan perabot rumah tangga lainnya. Produk-produknya kebanyakan berbahan dasar rotan. Rotan-rotan tersebut didapatkannya dari penyuplai di daerah Surabaya.

"Sekali beli (rotan) antara lima sampai 10 kilogram. Sekilo harganya Rp11 ribu, karena dari sana sudah ngecer," tuturnya.

Begitu rotan tiba di rumah, Arif biasanya akan langsung membawanya ke mesin penggiling untuk dibelah dan ditipiskan. Setelah itu, bilah-bilah rotan dijemur sebentar saja. Tujuannya agar bentuknya lurus dan mudah dibentuk.

"Menganyam bukanlah pekerjaan mudah bagi pemula. Saya pernah berkali-kali gagal," serunya, lalu tertawa.

Mengandalkan Tatap Muka

Menurut Arif, yang tersulit dari membuat keranjang anyaman adalah awalannya. Dasaran keranjang terbuat dari tripleks yang sisi-sisinya dilubangi. Setelah itu, rotan dipasang dan dianyam melingkar ke atas hingga setinggi yang diinginkan.

"Agar lebih menarik, bilah rotan terlebih dulu diberi warna sebelum dianyam. Warnanya sesuai selera," terangnya sembari menunjuk keranjang-keranjang rotan warna-warni pesanan pelanggan. "Agar cerah, rotan diberi pemutih. Lalu, untuk lebih warna-warni, diberi pewarna pink dan hijau."

Dalam sehari, Arif mengaku bisa memproduksi sebanyak 15 set keranjang. Untuk pemasarannya, saat ini dia masih mengandalkan pelanggan secara offline. Menurutnya, model bisnisnya sekarang masih fokus pada transaksi tatap muka dan saling percaya.

"Kalau marketplace, kami tidak. Saya milih (semisal) langsung datang ke Bandung, ketemuan dan saling percaya, barulah (barang) saya kirim," pungkasnya.

Selama tradisi membawa hantaran lamaran masih dilakukan, menurut saya bisnis ini lumayan seru dan cukup menggiurkan, sih! Namun, memang butuh keterampilan khusus untuk bisa menguasai teknik menganyamnya. Kamu berminat, Millens? (Alfia Ainun Nikmah/E03)

inibaru indonesia logo

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

Social Media

Copyright © 2024 Inibaru Media - Media Group. All Right Reserved