Inibaru.id - Di antara belasan jajanan sekolah dijual di halaman samping Madrasah Tsanawiyah (MTs) Sabilul Ulum Mayong, Kabupaten Jepara, ada satu yang menurut saya pantang untuk dilewatkan, yakni Satai Semur yang hampir nggak pernah sepi pembeli.
Satai semur ini dijajakan oleh seorang lelaki paruh baya bernama Rif'an yang mengaku telah berjualan sejak hampir tiga dekade silam. Rasanya yang manis-pedas bikin ketagihan dan harganya yang nyaman di kantong menjadi alasan paling logis kenapa jajanan sekolah ini selalu laris manis diserbu pembeli.
Dari yang saya lihat, pembelinya nggak hanya anak-anak yang bersekolah di MTs tersebut, tapi juga para penjemput dan pelanggan yang sengaja datang demi satai semur. Ini adalah bukti bahwa satai semur menjadi salah satu jajanan sekolah yang pantang kamu lewatkan.
Rif'an mengatakan, dirinya telah berjualan sejak 1995. Sebelum mangkal di MTs Sabilul Ulum, dia menjajakan satai semur berkeliling dari satu sekolah ke sekolah lain di sekitar Mayong. Saat berjualan, lelaki 68 tahun itu mudah dikenali dari gerobak hijau dan payung besar warna-warninya yang khas.
Nekat Berjualan
Andai Rif’an nggak nekat berjualan jajanan sekolah selepas keluar dari pekerjaan lamanya sebagai perajin monel, jajanan sekolah legendaris ini mungkin nggak akan pernah ada. Dia mengatakan, satai semur adalah resep yang didapatkan setelah melakukan beberapa kali percobaan.
"Waktu masih jadi perajin monel, kondisi ekonomi sulit, jadi saya membulatkan tekad buka usaha sendiri dengan coba-coba bikin resep makanan," ungkapnya sembari melayani pembeli. "Ketemu resep satai semur, pakai tahu disobek-sobek dan tepung; ternyata enak! Ya sudah, saya nekat jualan."
Kini, dalam sehari, dia mengaku bisa menghabiskan 14 kilogram tepung tapioka dan terigu yang menjadi bahan utama satai semur. Biasanya, proses produksi dilakukan sepulang berjualan, dibantu oleh istri dan sang buah hati.
"Cara bikinnya mudah kok. Satai dibikin dari tepung yang dicampur dengan air, lalu dijumput dan direbus seperti bikin bakso. Terus, tahu goreng dirobek-robek, kemudian diisi adonan tepung dan direbus. Setelah itu tinggal bikin bumbu semur dan semuanya disatukan dalam kuali besar," kata dia.
Dilengkapi Keripik Tamalada
Untuk penyajian, satai semur biasanya dibubuhi saus dan keripik tamalada yang bercita rasa asin dan terasa gurih di lidah. Rif'an mengatakan, keripik pelengkap satai semur juga bikinannya sendiri, yang dalam sekali produksi memerlukan sekitar 25 kilogram tepung terigu.
"Keripik tamalada juga jadi favorit pelanggan, Mbak. Padahal bikinnya simpel, cuma adonan tepung yang dipotong tipis-tipis dan digoreng," ungkap lelaki yang dalam sehari mengaku bisa mengantungi omzet hingga satu juta rupiah ini.
Menurut saya, perpaduan antara satai semur dengan keripik tamalada memang juara, sih! Hal serupa juga diungkapkan Saidah, salah seorang pembeli yang mengaku sudah menjadi pelanggan satai semur tetap sejak dirinya masih duduk di bangku sekolah.
"Sejak sekolah dulu sudah kenal jajan ini, sampai sekarang sudah kerja juga aku masih rajin ke sini," ungkapnya. "Harganya murah, mulai Rp2.000-an, tapi harus siap mengantre lumayan panjang, ya!"
Seperti kata Saidah, kamu memang harus siap mengantre kalau menginginkan satai semur ini, Millens. Oya, Rif'an biasa berjualan dari pukul 08.00, tapi biasanya sudah ludes sebelum pukul 13.00 WIB. Jadi, jangan sampai kehabisan. ya! (Alfia Ainun Nikmah/E03)