Inibaru.id – Di Jawa Tengah, ada banyak gunung yang cukup friendly untuk didaki pemula atau mereka yang nggak punya peralatan pendakian lengkap. Gunung Andong adalah salah satunya. Tapi, omong-omong, kepikiran nggak mengapa gunung ini memiliki nama seperti itu?
Gunung Andong bukanlah gunung dengan ukuran yang besar seperti Merbabu atau Slamet. Hanya memiliki ketinggian 1.726 meter di atas permukaan laut (mdpl), Gunung Andong berlokasi di Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang yang berbatasan dengan Kabupaten Semarang. Gunung ini cukup populer di kalangan pendaki yang pengin melihat matahari terbit di akhir pekan.
Balik lagi ke nama Gunung Andong, Millens. Apakah nama gunung ini terkait dengan alat transportasi tradisional yang ditarik dengan kuda sebagaimana yang bisa kita temukan di tempat wisata populer? Ternyata nggak. Kalau menurut situs Kemenparekraf, penamaan gunung ini terinspirasi dari daun andong yang cukup banyak ditemukan di gunung tersebut. Yang lebih menarik, nama daun andong juga terinspirasi dari kata Bahasa Jawa “andongo” yang bermakna berdoa kepada Yang Maha Kuasa.
Selain menawarkan pemandangan alam yang cantik selama pendakian dan saat sudah sampai puncak, ada hal lain yang jadi daya tarik Gunung Andong, yaitu bentuk bukitnya yang mirip dengan punggung sapi. Lebih dari itu, ada cukup banyak basecamp yang bisa kamu jadikan pilihan untuk memulai titik awal pendakian.
Di Kecamatan Ngablak, misalnya, kamu bisa mulai mendaki via basecamp yang ada di Dusun Sawit, Dusun Gugik, dan Dusun Temu. Sementara itu, di Kecamatan Grabag, kamu bisa memulai pendakian lewat basecamp di Dusun Kudusan dan Sekararum Kembangan.
Tapi, biasanya pendaki memilih jalur pendakian via Dusun Sawit yang ada di Desa Girirejo, Kecamatan Ngablak. Di basecamp yang bernama Taruna Jaya Giri ini, akses pendakiannya cukup mudah. Kamu juga bisa menemukan sejumlah fasilitas seperti tempat parkir, musala, toilet, hingga warung. Tiket untuk mendaki lewat basecamp ini juga terjangkau, yaitu Rp10 rb + Rp2 ribu selain biaya parkir.
Saat mendaki lewat jalur ini, kamu bakal diberi pilihan dua jalur, yaitu Jalur Lama dan Jalur Baru. Nggak usah khawatir bakal tersesat karena ada petunjuk yang jelas. Jika memilih jalur lama, rutenya lebih menanjak tapi waktu tempuhnya lebih pendek. Sementara itu, di jalur baru, rutenya sedikit memutar namun lebih datar sehingga cocok dipakai para pendaki pemula.
Pendakian biasanya nggak memakan waktu lebih dari 3 jam. Makanya, kalau kamu berangkat mendaki tengah malam, bisa dipastikan bakal bisa melihat pemandangan matahari terbit di puncak. Jadi, gimana, tertarik untuk mendaki Gunung Andong jika ada kesempatan, Millens? (Arie Widodo/E10)