BerandaHits
Senin, 9 Apr 2023 13:00

Mengenang Kejayaan Pabrik Gula Kalibagor Banyumas

Pabrik Gula (PG) Kalibagor. (Channel-e.id)

Meski kini pabrik gula (PG) Kalibagor Banyumas dijadikan pabrik garmen, arsitektur khas Eropa dan nilai sejarahnya sebagai bangunan peninggalan masa kolonial masih terasa.

Inibaru.id – Awal tahun 2020 menjadi tonggak baru perjalanan bangunan bekas pabrik gula (PG) Kalibagor. Setelah nggak dipakai puluhan tahun lamanya, bangunan tersebut akhirnya menjadi pabrik garmen yang dimiliki PT Sansan Saudaratex Jaya.

Ilalang yang sebelumnya memenuhi halaman sekitar bangunan sudah beralih menjadi padang rumput yang rapi. Tembok bangunan telah dicat ulang. Atapnya juga sudah nggak lagi berkarat.

Memori tentang masa kejayaan bangunan saat masih menjadi pabrik gula pada masa kolonial tersebut pun semakin kuat, meski fungsinya kini telah berubah total. Apalagi, pihak perusahaan diminta untuk mempertahankan bentuk bangunan karena statusnya yang merupakan cagar budaya.

“Cerobong asap, menaranya itu, adalah cagar budaya, harus dipertahankan. Kalau bangunannya nggak masalah bisa dimanfaatkan untuk apa saja,” ungkap Bupati Banyumas kala itu Achmad Husein sebagaimana dikutip dari Kompas, Selasa (7/1/2020).

Omong-omong, sudah setua apa sih bangunan PG Kalibagor itu? Ternyata, pabrik gula milik Sir Edward Cooke tersebut sudah diresmikan pada 1893. Pabrik gula tersebut dibentuk untuk mengolah hasil perkebunan tebu yang ada di wilayah yang sama, yaitu Kalibagor.

Meski Sir Edward Cooke meninggal pada 24 Februari 1847 dan dimakamkan di belakang bangunan pabrik tersebut, keluarga Cooke tetap mengelola PG Kalibagor hingga 1957. Pada tahun yang disebut terakhir, pemerintah Indonesia memutuskan untuk melakukan nasionalisasi terhadap sejumlah perusahaan milik pemerintah maupun swasta dari Belanda yang masih tersisa di Tanah Air.

PG Kalibagor pada zaman Belanda. (Viva/U-Report)

Sejak saat itu, PG Kalibagor ada di bawah kendali Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sampai 1997. Selama itu, produksi gula terus dilakukan demi memenuhi kebutuhan gula nasional yang terus meningkat.

Sayangnya, pertumbuhan penduduk yang tinggi membuat banyak perkebunan tebu di sekitar pabrik gula berubah menjadi perumahan. Ditambah dengan rendahnya harga panen tebu, jumlah perkebunan tebu pun semakin menyusut. Dampaknya, produksi PG Kalibagor semakin berkurang hingga akhirnya benar-benar terhenti pada 1997 karena terdampak krisis ekonomi.

Konon, pada saat kerusuhan di awal-awal masa reformasi, banyak barang dari PG Kalibagor yang dijarah warga sekitar. Tapi, ada isu yang menyebut banyak dari penjarah tersebut yang terkena musibah. Ditambah dengan mangkraknya bangunan pabrik, kesan mistis pun semakin kuat.

Untungnya, proses renovasi dilakukan dengan baik dan kini pabrik tersebut kembali dipakai sehingga kesan mistisnya langsung lenyap. Tulisan PG Kalibagor 1839 juga masih terpampang gagah pada bagian luar bangunan tersebut. Sejarah bangunan tersebut pun tetap terjaga.

Omong-omong, kamu pernah melihat langsung bangunan PG Kalibagor nggak, Millens? Arsitektur khas Eropanya masih sangat terasa, lo. (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: