BerandaHits
Jumat, 27 Mei 2021 15:50

Mengenang Gerakan Intifada Rakyat Palestina; Lemparan Batu yang Dibalas dengan Senjata

Warga Palestina dua kali melakukan gerakan Intifada. (AA)

Intifada merupakan gerakan perlawanan rakyat Palestina terhadap pendudukan Israel. Sejauh ini gerakan Intifada sudah dilakukan dua kali. Dengan kekuatan seadanya, rakyat Palestina menggunakan batu untuk melawan tentara Israel. Ironisnya, balasan dari Israel adalah rentetan senjata.

Inibaru.id – Intifada adalah sebuah gerakan perlawanan rakyat Palestina terhadap penjajahan yang dilakukan Israel. Sudah dua kali Intifada terjadi yaitu pada Desember 1987 hingga September 1993 dan kedua September 2000 hingga 2005. Dalam Intifada Kedua yang juga kerap disebut sebagai Intifada Al-Aqsa, banyak korban berjatuhan. Sebanyak 5.000 warga Palestina tewas, sementara dari pihak Israel sekitar 1.400 jiwa.

Intifada Pertama

Kalau melansir Britannica, ada beberapa faktor pemicu dan penyebab utama pecahnya Intifada Pertama, Millens. Pertama, Israel merampas tanah dan membangun permukiman d Tepi Barat dan Jalur Gaza. Perbuatan ilegal tersebut dilakukan usai partai sayap kanan Likund memenangkan pemilu pada 1977.

Kedua, represi Israel meningkat sebagai tanggapan atas maraknya protes Palestina usai invasi Israel ke Lebanon pada 1982. Sebab ketiga, munculnya kader-kader aktivis lokal Palestina baru yang menantang kepemimpinan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO). Kemunculan aktivis tersebut adalah hasil dari sebuah proses yang juga dibantu Israel guna mengekang aktivisme politik serta memutuskan hubungan PLO dengan wilayah pendudukan pada awal 1980-an.

Keempat, reaksi atas invasi Israel terhadap Lebanon. Kalau dicermati, faktor-faktor yang menumpuk itu hanya butuh satu pemantik hingga memunculkan kerusuhan besar. Siapa sangka, pemantik itu terjadi juga.

Jadi, pada 8 Desember 1987, empat pekerja Palestina yang berada dalam satu mobil di kamp pengungsi Jabalya tewas usai dikejar kendaraan militer Israel. Kematian mereka memicu aksi protes besar-besaran di Jalur Gaza dan Tepi Barat. Produk serta usaha milik Israel diboikot warga Palestina. Sebagai gantinya, warga Palestina memakai produk rumahan milik mereka sendiri.

Warga Palestina juga secara sembunyi-sembunyi mengelola universitas, klinik, maupun sekolah. Mereka juga melakukan perlawanan fisik. Perlawanan fisik ini sebagian besar terjadi selama awal gerakan Intifada Pertama.

Awalnya, warga Palestina melakukan perlawanan terhadap tentara Israel dengan batu dan bom molotov. Di sisi lain, Israel membalasnya dengan lebih kejam. Akhirnya, warga Palestina membalas dengan senapan, granat tangan, dan bahan peledak saking nggak tahannya dengan kekejaman tentara Israel.

Kelompok hak asasi manusia B'Tselem mengatakan, hampir 2.000 nyawa melayang akibat kekerasan selama Intifada Pertama. Rasio kematian Palestina dan Israel sekitar 3 banding 1. Selama Intifada Pertama berlangsung pada 1987 hingga 1993, terjadi mobilisasi massa dan protes besar-besaran.

Kemudian, pada 1988, PLO menerima persyaratan-persyaratan yang diajukan Amerika Serikat (AS) dalam sebuah dialog antara AS dengan Palestina. Karena Intifada terbukti membuat politik dan ekonomi Israel rusak, pemerintahan baru Israel pemenang pemilu 1992 mengusulkan perdamaian.

Banyaknya korban yang jatuh dari pihak Palestina, membuat PLO mengubah taktik perjuangannya. Mereka berdiplomasi. Pada awal 1993, pembicaraan rahasia diadakan para perunding Israel dan PLO di Oslo, Norwegia. Kemudian, pada 9 September 1993, Pemimpin PLO Yasser Arafat mengirim surat kepada PM Israel Yitzhak Rabin.

Dalam surat itu, PLO mengakui hak hidup Israel dan secara resmi meninggalkan cara-cara perjuangan bersenjata. Akhirnya, pada 13 September 1993, Arafat dan Rabin menandatangani perjanjian di Washington DC, AS, yang dikenal sebagai Kesepakatan Oslo.

Negosiasi dan Kekerasan Berkelanjutan

(Ilustrasi) Warga yang nggak punya senjata, melempati militer Israel dengan batu. (AFP PHOTO/ MOHAMMED ABED via Kompas)

Sayangnya, taktik perjuangan PLO yang mengedepankan diplomasi nggak disetujui organisasi Harakat al-Muqawamah al-Islamiyyah (Hamas). Mereka memilih berseberangan dengan PLO.

Organisasi yang didirikan pada 1987 ini mengangkat visi negara Islam di seluruh Palestina yang bersejarah. Mereka menolak Kesepakatan Oslo dan melakukan berbagai upaya untuk membatalkan pembicaraan damai. Mereka nggak segan melakukan serangkaian serangan bunuh diri terhadap sasarannya; Israel. Sementara itu, Israel terus saja membangun permukiman di wilayah pendudukan. Belum lagi, Palestina mengimpor senjata dan membangun pasukan keamanan.

Bisa dibilang keduanya melanggar Kesepakatan Oslo. Konsekuensinya, pembicaraan perdamaian terhenti pada 2000. Israel dan Palestina sama-sama tenggelam dalam gelombang frustrasi dan saling tuduh.

Nggak lama kemudian, calon perdana menteri Likud, Ariel Sharon, mengunjungi Temple Mount (Kompleks Masjid Al-Aqsa) di Yerusalem. Kedatangannya diartikan sebagai pernyataan kedaulatan Israel atas situs suci tersebut. Tentu saja, hal tersebut menimbulkan kerusuhan. Polisi Israel menanggapi kerusuhan itu dengan kekuatan mematikan. Bukannya terhenti, kerusuhan itu dengan cepat menyebar ke seluruh wilayah pendudukan. Yap, Intifada Kedua dimulai.

Intifada Kedua

Dibanding Intifada Pertama, Intifada Kedua jauh lebih berdarah. Selama lima tahun gerakan perlawanan itu berlangsung sejak 2000, mengakibatkan lebih dari 4.300 orang tewas. Rasio kematian Palestina dan Israel sekitar 3 banding 1. Pada Maret 2002, sebuah bom bunuh diri menewaskan 30 orang, dan membuat tentara Israel melancarkan operasi militer untuk menduduki kembali Tepi Barat dan sebagian Gaza.

Israel kemudian membangun pagar penghalang di Tepi Barat satu tahun kemudian. Hal ini dilakukan untuk menyesuaikan dengan penghalang serupa yang didirikan di Gaza pada 1996. Pada akhir Intifada Kedua kekerasan memang mereda, tapi kondisi nggak jadi lebih baik. Israel tetap membangun permukiman di Tepi Barat.

Selain itu, Israel juga memperketat kontrol terhadap pergerakan barang dan warga Palestina. Dukungan kepada otoritas Palestina juga hampir hilang di tengah tuduhan korupsi. Melihat harapan yang makin menjauh, banyak warga Palestina yang beralih mendukung Hamas. Buktinya, Hamas memenangi pemilu 2006 dan mengambil alih kekuasaan di Gaza pada 2007.

Duh, semoga masalah ini segera menemukan jalan keluar ya. Setiap manusia berhak mendapat kebebasan. Betul nggak, Millens? (Kom/IB21/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: