Inibaru.id - Warganet Indonesia masih ramai membahas tentang peraturan legalisasi minuman keras (miras). Nah, kita nggak bakal bahas soal itu kok. Justru, kita bakalan membahas sebuah bir sejuta umat dari Palestina. Bir ini dibuat dengan cita-cita bisa mendamaikan dunia, lo!
Nggak hanya Muslim yang dilarang minum alkohol, orang-orang Yahudi juga punya aturan yang sama. Aturan tersebut adalah "kosher" yang artinya adalah pantangan untuk mengonsumsi sesuatu. Nah, sifat dari "kosher" ini jauh lebih ketat. Ada banyak sekali pantangan makanan atau minuman yang nggak boleh mereka konsumsi.
Konon, Taybeh Brewing Company yang memproduksi bir Palestina ini sengaja membuat minuman yang bisa dikonsumsi oleh para Muslim dan orang Yahudi. Intinya, semua orang bisa meminumnya. Benar-benar bir sejuta umat deh.
Alasan mengapa bir yang dibuat perusahaan ini ada versi halal atau aman untuk "kosher" ini terkait dengan sejarah awal berdirinya perusahaan. Jadi gini, keluarga Nadim Khoury dari Palestina membuka perusahaan ini pada 1994. Nama Taybeh berasal dari sebuah distrik di Ramallah, lokasi tempat pabrik ini berdiri. Menariknya, "Taybeh" juga bisa diartikan sebagai "enak."
Nadim Khoury punya cita-cita mulia untuk menjual bir asli Palestina untuk orang-orang Palestina di negara yang berdaulat. Impian Nadim itupun langsung menuai sambutan baik dari tokoh pergerakan Palestina, mendiang Yasser Arafat.
Bir Taybeh diproduksi dengan kontrol ketat sesuai Aturan Kemurnian Bir di Jerman. Selain itu, juga disediakan bir yang bisa dikonsumsi semua golongan, baik itu kaum Nasrani, Yahudi, serta bir bebas alkohol bagi para Muslim.
Enam puluh persen bir Taybeh dijual di kawasan Tepi Barat. Sekitar 30 persen lainnya dikirim ke ke Israel, dan 10 persen sisanya diekspor ke Spanyol, Inggris, Chile, Jepang, Jerman, dan Amerika Serikat.
Ada alasan khusus mengapa Israel juga menjadi pasar bir Taybeh. Nadim menyebut bir yang dikirim ke sana sudah mendapatkan sertifikasi dari seorang Rabbi sehingga nggak akan melanggar "khoser". Nah, Nadim juga ingin minuman ini bisa memberikan kontribusi, meskipun kecil, untuk mengampanyekan perdamaian.
"Dengan atau tanpa alkohol, sebotol bir akan membuat orang rileks dan melupakan politik untuk sementara waktu," kata Nadiem.
Membawa Perdamaian Lewat Oktoberfest
Impian Nadim untuk membawa perdamaian dari segelas bir ternyata populer sampai-sampai tradisi minum bir Oktoberfest yang biasa dilakukan saban tahun di Bavaria, Jerman, ikut diadopsi di Palestina. Dalam acara ini, pengunjung datang dari berbagai negara, ras dan golongan untuk bersama-sama menikmati bir.
Hanya, nggak semua setuju dengan kampanye bir yang dilakukan Nadim. Kelompok Hamas, misalnya, secara tegas melarang bir tersebut meski ada yang non-alkohol.
Selain itu, sengketa Israel dan Palestina yang berlarut-larut juga membuat produksi serta distribusi bir sangat terhambat. Meski sudah memproduksi lebih dari 600 ribu liter bir dan minuman anggur, ekspor minuman Taybeh ke luar negeri terhambat gara-gara aturan Intifanda Kedua yang membuat ekspor hanya bisa dilakukan lewat Israel.
Menarik juga ya Millens, cerita tentang bir sejuta umat pembawa perdamaian di Palestina ini. Kalau bir Taybeh ini ada di Indonesia, apakah kamu tertarik untuk mencobanya atau memilih menunggu kejelasan aturan legalisasi milas yang masih jadi kontroversi ini, dulu, nih? (Dw/IB28/E07)