BerandaHits
Rabu, 20 Mar 2018 14:45

Mengenal Budaya di Kampung Tematik

Sejumlah anak berlatih memainkan jaran kepang di Kampung Jawi. (Lihatfoto.com/M. Rendra)

Kehadiran kampung wisata memberikan berbagai keuntungan bagi masyarakat setempat. Salah satunya mengenalkan budaya setempat kepada para pengunjung.

Inibaru.id – Kampung tematik yang ada di Semarang nggak hanya mengandalkan spot-spot yang Instagramabel lo. Ada beberapa kampung tematik yang menyuguhkan konsep lain seperti kebudayaan. Ibarat pepatah, sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui. Selain meningkatkan perekonomian masyarakat, kampung tematik itu dapat menggaungkan kembali kebudayaan di tengah generasi millennials. Hmm!

Kampung Batik merupakan salah satu kampung tematik di Semarang yang mengenalkan budaya berupa batik Semarang. Terletak di Desa Rejomulyo, Kecamatan Semarang Timur, Kota Semarang, kampung ini sudah menyandang nama "Kampung Batik" sejak zaman penjajahan. Namun, ini tampak ironis karena nggak seorang pun yang memproduksi batik di situ.

Kegelisahan itu dirasakan Eko Haryanto, penggagas batik Semarang di Kampung Batik. Dia lantas termotivasi untuk berbisnis batik Semarang.

“Waktu 2006, istri saya ikut workshop mengenai batik Semarang. Nah, setelah ikut workshop saya berpikir, kok kampung ini bernama 'batik' tapi nggak ada yang bikin batik. Kemudian, saya belajar batik Semarang sebelum akhirnya memutuskan untuk membuat batik Semarang tahun berikutnya,” tutur Eko.

Eko mengaku nggak mudah mengenalkan batik Semarang kepada masyarakat. Ini lantaran batik Semarang kalah pamor dengan batik di kota-kota lain seperti Pekalongan dan Solo. Namun, Eko nggak patah semangat untuk terus memproduksi dan mengenalkan batik Semarang ke Nusantara.

Semenjak ditetapkan sebagai kampung tematik khusus batik pada 2016 silam, Eko mengaku semakin banyak warga yang berjualan batik di kampungnya. Ini dapat mengangkat perekonomian masyarakat.

“Dulu pas 2007 ya hanya saya yang memproduksi batik, tapi sekarang ada sekitar 13 orang yang berjualan batik. Omzet keseluruhan juga bertambah berkat predikat itu,” ujar Eko.

Hal ini juga ditegaskan kembali Ida Purwati, Ketua RW 2 Desa Rejomulyo, Semarang Timur, Semarang.

“Sejak ditetapkan sebagai kampung tematik, perekonomian masyarakat bisa terangkat, kampung juga lebih bersih,” ungkap Ida.

Tradisi dan Kuliner

Selain Kampung Batik, ada pula Kampung Jawi yang terletak di Kelurahan Sukorejo, Kecamatan Gunungpati, Semarang. Kampung ini menyuguhkan kebudayaan Jawa lewat kesenian, tradisi, dan kuliner khas Jawa.

“Pada 2011 lalu saya khawatir dengan kebudayaan Jawa yang sedikit demi sedikit hilang akibat masuknya era digital. Saya lantas tergerak untuk mengajak anak muda berlatih rebana dan karawitan hingga akhirnya pada 2017 kampung ini resmi dijadikan Kampung Jawi oleh Walikota (Hendrar Prihad),” tutur Siswanto, Ketua RW 1 Kelurahan Sukorejo, Gunungpati, Semarang.

Menurut pria yang kerap disapa Sis itu, saat ini Kampung Jawi sudah ramai dikunjungi masyarakat. Puncak kunjungan wisatawan umumnya terjadi pada Minggu karena ada beberapa kegiatan yang dilaksanakan pada hari itu.

“Setiap Minggu, ada Pasar Jaten di sini. Isinya ya makanan tradisional. Kami juga ada latihan karawitan untuk anak-anak usia sekolah dasar pada siangnya,” ujar Siswanto.

Kendati demikian, mengembangkan dan melestarikan kebudayaan bukanlah hal yang mudah bagi Siswanto. Dia harus merancang strategi yang tepat agar Kampung Jawi tetap eksis di tengah masyarakat. Begitu pula yang dirasakan Eko untuk terus mengembangkan batik Semarang di Kampung Batik.

Hayo, siapa nih yang sudah pernah ke Kampung Batik atau Kampung Jawi? Selain menyediakan spot foto yang menarik, kamu juga dapat mengenal lebih jauh tentang budaya Jawa lo, Millens. Jadi, nggak ada ruginya berkunjung ke sana. (IF/GIL)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: