BerandaHits
Senin, 15 Nov 2020 17:00

Lembu Sora, Abdi Dalem Setia yang Mati Dikeroyok di Depan Istana

Ilustrasi: Lembu Sora yang dihadang pasukan Majapahit sebelum tewas dikeroyok. (Indonesianspaceresearch/rudolfgarlida)

Menjadi abdi setia Raden Wijaya nggak lantas membuat Lembu Sora menikmati hidup yang bahagia. Dia adalah salah seorang yang paling berjasa dalam mendirikan Majapahit. Namun, fitnah orang membinasakannya.

Inibaru.id – Sebenarnya, nggak salah jika Raden Wijaya menaruh kepercayaan teramat besar pada Sora. Dalam Pararaton, Sora mengawal junjungannya itu ketika menghindari pasukan Jayakatwang pada 1292.

Yang bikin salut, Kidung Panji Wijayakrama menyebutkan, Sora sukarela menyediakan perutnya sebagai tempat duduk bagi Raden Wijaya dan istrinya ketika beristirahat. Sora juga yang menggendong istri Wijaya biar nggak basah ketika menyeberangi sungai dan rawa-rawa.

Semua saran Sora untuk Raden Wijaya juga selalu cemerlang. Perang demi perang dimenangkannya demi menegakkan panji Raden Wijaya. Jasanya sangat besar dalam pendirian Majapahit. Sora selalu bisa diandalkan.

Usai menang dari Jayakatwang, Sora juga yang diperintahkan untuk membantai pasukan Mongol ketika lengah bersama keponakannya, Ranggalawe. Setelah lawan berhasil dibasmi, Majapahit lahir pada 1293.

Jabatan di Majapahit

Dalam prasasti Sukamreta (1296), Sora didapuk menjadi Rakryan Patih Ri Daha atau patih bawahan di Kadiri. Rupanya, jabatan itu membuat Ranggalawe keberatan, hingga memberontak. Dia berpendapat, Sora lebih layak menjabat lebih tinggi, yakni Rakryan Patih Majapahit, yang diduduki Nambi.

Tanggapan Sora mengenai kelakuan keponakannya ternyata di luar dugaan. Dia justru mendukung Raden Wijaya untuk mempertahankan Nambi. Saking setianya pada raja, Sora nggak segan ikut melawan pemberontakan Ranggalawe di Tuban pada 1295.

Ranggalawe mati di tangan Kebo Anabrang. Melihat Ranggalawe dihabisi secara kejam, diam-diam Sora sakit hati. Dia membunuh Kebo Anabrang dari belakang. Peristiwa ini seolah-olah nggak pernah terjadi. Keluarga Kebo Anabrang pun enggan meminta keadilan karena sadar bahwa Sora adalah kesayangan Raden Wijaya.

Situasi itu rupanya menyulut Mahapati mengambil tidakan. Dia memang sudah lama mengincar jabatan Rakryan Patih yang dimiliki Nambi. Dia lalu menghasut putra Kebo Anabrang yang bernama Mahisa Taruna supaya berani menuntut pengadilan untuk Sora.

Dia juga melapor kepada Raden Wijaya kalau para menteri merasa resah karena raja seolah-olah melindungi kesalahan Sora lima tahun yang lalu.

Jelas saja Raden Wijaya tersinggung dibilang nggak adil. Dia kemudian menskors Sora dari jabatannya. Biar nggak terlihat licik, Mahapati mengusulkan supaya Sora nggak dihukum mati karena punya jasa besar. Setuju atas saran itu, Raden Wijaya pun memutuskan untuk membuang Sora ke Tulembang.

Mahapati membawa surat keputusan raja kepada Sora. Keputusan raja membuat Sora sedih. Dia berniat menghadap raja untuk meminta hukuman mati. Baginya, lebih baik mati daripada harus pergi dari negaranya

Mengetahui niat Sora, Mahapati lebih dulu menghasut Nambi. Dia mengatakan bahwa Sora bakal datang untuk membuat kekacauan karena nggak puas atas keputusan raja.

Setelah mendesak Raden Wijaya, Nambi diizinkan untuk menghadang Sora yang datang bersama dua sahabatnya, yaitu Gajah Biru dan Juru Demung. Akhirnya, dengan fitnah yang keji itu, Sora dan dua sabahatnya mati dikeroyok tentara raja yang sangat dihormatinya.

Duh, fitnah benar-benar bisa bikin orang terbunuh ya, Millens. (Wik/IB21/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: