BerandaHits
Rabu, 28 Okt 2025 20:13

Lahan Sawah Menyusut, Sumanto Ingatkan Ancaman Ketahanan Pangan Jateng

Ketua DPRD Sumanto saat menghadiri Program Aspirasi Jateng bertema Upaya Jawa Tengah Wujudkan Ketahanan Pangan di Studio TATV Solo belum lama ini. (DPRD Jateng)

Alih fungsi lahan pertanian di Jawa Tengah terus meningkat dan mengancam ketahanan pangan. Ketua DPRD Jateng Sumanto mengingatkan pemerintah daerah agar lebih selektif memberikan izin pembangunan demi menjaga masa depan pangan masyarakat.

Inibaru.id - Jawa Tengah selama ini dikenal sebagai salah satu lumbung pangan nasional. Namun, ancaman perlahan datang dari perubahan fungsi lahan pertanian yang terus terjadi tiap tahun. Jika tak segera dikendalikan, Jawa Tengah bisa kehilangan salah satu kekuatannya yaitu produksi pangan yang menopang jutaan rakyat.

Ketua DPRD Jawa Tengah Sumanto mengungkapkan fakta yang nggak bisa diabaikan. Setiap tahun, luas lahan pertanian di provinsi ini menyusut sekitar 2 hingga 3 persen. Sebagian berubah menjadi kawasan permukiman, pabrik-pabrik industri, hingga pembangunan infrastruktur seperti jalan tol.

“Kami di provinsi sudah membuat Perda RTRW. Saya berharap Bupati dan Wali Kota selektif saat mengeluarkan izin pembangunan. Petani mau tanam padi butuh tanah,” tegas Sumanto dalam Program Aspirasi Jateng bertema Upaya Jawa Tengah Wujudkan Ketahanan Pangan di Studio TATV Solo, belum lama ini.

Sumanto menambahkan, Jawa Tengah saat ini berada di posisi kedua sebagai penyumbang pangan nasional setelah Jawa Timur. Posisi ini harus dijaga. Pasalnya, membuka lahan pertanian baru bukan perkara mudah. “Program food estate saja prosesnya panjang. Nggak bisa instan,” katanya.

Bagi politisi PDI Perjuangan itu, penyusutan lahan pertanian bukan sekadar angka. Ada risiko besar mengintai. “Kalau tren ini terus berlanjut tanpa mitigasi yang efektif, ketahanan pangan bisa terancam. Ke depan anak cucu kita mau makan apa?” ujarnya mengingatkan.

Menurut Sumanto, menjaga laham pertanian sama halnya dengan memastikan pangan untuk generasi mendatang. (DPRD Jateng)

Menurutnya, dokumen pembangunan daerah seperti RPJMD dan RPJPD sudah menegaskan bahwa Jawa Tengah adalah penopang sektor pangan nasional. Artinya, menjaga keberlanjutan lahan pertanian sama saja dengan memastikan ekonomi rakyat tetap tumbuh. “Kalau sektor pangan naik signifikan, dampaknya akan langsung dirasakan masyarakat,” tambahnya.

Konsumsi Ikan Rendah, Potensi Belum Maksimal

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Jateng, Endi Faiz Effendi, mengingatkan bahwa tantangan ketahanan pangan bukan hanya soal beras. Populasi global diperkirakan naik 33 persen dalam 25 tahun ke depan. Kebutuhan protein? Bisa melesat hingga 70 persen!

Nah, sektor perikanan jadi salah satu harapan. Endi mencontohkan, kandungan protein pada ikan tergolong tinggi — 1 gram ikan mengandung 0,22 gram protein, lebih banyak dari telur. Belum lagi adanya omega-3 yang penting untuk kesehatan otak.

Namun, kenyataannya masih ironi. Konsumsi ikan masyarakat Jawa Tengah hanya 41,14 kg per orang per tahun. Jauh di bawah rata-rata nasional yang mencapai 54,14 kg. Peringkatnya pun kedua terendah di Indonesia, hanya sedikit lebih baik dari DIY.

Masalahnya klasik. Harga ikan mahal, persepsi masyarakat pun negatif. “Karena rantai distribusi panjang, harga ikan naik. Lalu muncul mitos makan ikan bikin cacingan, terutama di daerah pedalaman,” jelas Endi.

Ancaman pangan di Jateng bukan sekadar wacana. Penyusutan lahan dan rendahnya konsumsi protein menunjukkan PR besar yang harus diselesaikan bersama. Pemerintah, pelaku usaha, hingga masyarakat harus memperhatikan lagi apa yang akan kita makan di masa depan. (Ike P/E01)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: