BerandaHits
Senin, 15 Jun 2025 09:31

Lagu Kebangsaan di Lapangan Hijau; Sebuah Tradisi yang Menggetarkan Jiwa

Momen lagu kebangsaan Indonesia Raya dinyanyikan jelang pertandingan Timnas Indonesia. (Tvonenews/Julio)

Dikenal sebagai salah satu momen paling mengharukan saat pertandingan sepak bola internasional, kapan ya lagu kebangsaan kali pertama didendangkan sebelum pertandingan?

Inibaru.id - Hingga beberapa hari setelah kekalahan Timnas Indonesia melawan Jepang yang digelar pada Selasa (11/6/2025), timeline media sosial X saya masih sering dijejali unggahan akun berbahasa Jepang yang mengunggah video lagu kebangsaan Indonesia Raya yang dikumandangkan sebelum pertandingan.

Nggak hanya akun-akun orang Jepang. Akun orang Indonesia di Jepang seperti @petitestardust juga mengunggah video dengan tema yang sama. Dia sampai membandingkan kerasnya suara penonton Timnas yang menyanyikan lagu tersebut di Osaka dengan suara warga Jepang asli yang nggak sekeras itu saat menyanyikan lagu kebangsaan Jepang Kimigayo.

Tapi, kepikiran nggak, sejak kapan ya, tradisi menyanyikan lagu kebangsaan sebelum pertandingan yang menggetarkan jiwa ini dimulai?

Bagi penikmat sepak bola internasional, momen paling menggetarkan sebelum kick-off bukan hanya deretan pemain bintang yang berdiri sejajar siap untuk berlaga, melainkan ketika lagu kebangsaan mulai berkumandang. Ada rasa haru, semangat nasionalisme, bahkan terkadang air mata yang tumpah. Tapi, tahukah kamu sejak kapan tradisi ini dimulai?

Tradisi menyanyikan lagu kebangsaan sebelum pertandingan sepak bola dimulai pertama kali tercatat pada tahun 1905, saat pertandingan antara Inggris dan Irlandia dalam British Home Championship. Saat itu, "God Save the King" dikumandangkan sebagai bentuk penghormatan terhadap raja, sekaligus simbol identitas nasional yang mulai tumbuh kuat seiring merebaknya popularitas sepak bola di kalangan masyarakat Eropa.

Pemain Italia dikenal lantang saat menyanyikan lagu kebangsaannya. (X/Mafia Wasit)

Namun, tradisi ini benar-benar menjadi standar global sejak perhelatan Piala Dunia FIFA pertama pada 1930 di Uruguay. Ketika negara-negara datang membawa bukan hanya pemain, melainkan juga semangat kebangsaan, maka lagu kebangsaan dijadikan semacam "senjata pembakar semangat". Sejak saat itu, FIFA secara resmi mewajibkan lagu kebangsaan dikumandangkan sebelum pertandingan internasional dimulai.

Uniknya, tiap negara punya cara tersendiri mengekspresikan lagu kebangsaan mereka. Ambil contoh Italia. Lagu "Il Canto degli Italiani" atau yang akrab disebut "Fratelli d’Italia" selalu dinyanyikan penuh semangat. Bahkan terkadang suara pemain dan penonton lebih keras dari suara speaker stadion. Para pemain dan fans seolah menumpahkan semua rasa bangga dan cinta tanah air lewat bait-baitnya.

Lain halnya dengan Spanyol. Lagu kebangsaannya yang berjudul "Marcha Real" termasuk salah satu dari sedikit lagu kebangsaan di dunia yang tidak memiliki lirik. Jadi, jangan heran kalau para pemain hanya berdiri diam atau bersenandung tanpa suara. Meski tanpa kata-kata, momen ini tetap khidmat dan membangkitkan emosi.

Sementara itu, Brasil punya tradisi yang tak kalah menarik. Jika lagu "Hino Nacional Brasileiro" dimainkan dua baitnya, hanya satu bait yang diiringi dengan instrumen musik. Sementara sisa satu bait lainnya dinyanyikan oleh para pemain dan penonton dengan penuh penghayatan tanpa iringan musik sama sekali, seakan jadi pemanasan batin sebelum pertempuran di lapangan.

Dewasa ini, lagu kebangsaan dalam sepak bola tak hanya jadi ritual formal, tapi juga elemen emosional yang bisa membakar semangat pemain, menyatukan suporter, dan mempertegas bahwa sepak bola bukan sekadar olah raga, melainkan juga soal jati diri bangsa. Setuju, Millens? (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: