BerandaHits
Sabtu, 5 Feb 2021 13:41

Kisah Sinci Gus Dur yang Diperlakukan Bak Raja oleh Orang Tionghoa

Umat Tionghoa saat menggelar acara di Gedung Rasa Dharma. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Di Gedung Rasa Dharma, Semarang, terdapat sinci Gus Dur, presiden keempat RI. Dialah tokoh yang dihormati bak raja oleh orang Tionghoa. Seperti apa ya kisah adanya sinci yang sangat nggak biasa ini?<br>

Inibaru.id - Nggak sembarang orang diabadikan namanya dalam sinci (papan nama roh). Namun, kamu bisa menemukan Sinci Gus Dur, presiden keempat RI bernama asli Abdurrahman Wahid di Gedung Rasa Dharma, markas Perkumpulan Boen Hiang Tong, Jalan Wotgandul, Semarang. Nggak semua orang bisa jadi anggota perkumpulan yang isinya adalah pengusaha Tionghoa ini.

Menjelang imlek, gedung ini disibukkan dengan berbagai acara sembahyangan, mulai dari sembahyang Ji Si Siang An, dilanjutkan dengan Konci Naik, serta Pek Kong. Khusus untuk sembahyang Pek Kong, ritual ini dilakukan untuk menghantar leluhur menutup tahun. Selain itu ada pula prosesi sembahyang kepada Dewa Dapur serta bersih-bersih sinci.

Di Rasa Dharma, ada banyak sinci yang berisikan nama-nama tokoh Tionghoa yang berjasa. Hanya, di antara nama-nama tokoh ini, ada satu nama menyempil yang sangat berbeda, yakni Abdurahman Wahid alias Gus Dur.

"Yang tidak boleh kita lewatkan pas proses membersihkan sinci adalah yang bernama KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Saat kita bersihkan, papan Sincinya kita buka, kita bersihkan debu-debunya. Lalu kita buka kertas di dalamnya sambil mendoakan arwahnya beliau," Ling Ling, Manajer Perkumpulan Boen Hian Tong.

Sinci Gus Dur. (Merdeka.com)<br>

Pada kertas sinci Gus Dur tersebut terdapat lembaran autobiografi yang memaparkan tentang silsilah nenek moyang. Kita bisa melihat siapa saja leluhurnya yang dari Tiongkok, nama-nama kakeknya, istrinya, anak-anaknya, sampai kiprahnya saat jadi Presiden Indonesia,” sambung Ling-Ling.

Kalau orang Tionghoa ditanya soal Gus Dur, kita pasti sudah tahu jawabannya. Realitanya, Gus Dur sangat mereka hormati karena jasanya dulu mengizinkan kembali budaya Tionghoa diterapkan di Indonesia. Keberadaan sinci Gus Dur pun dianggap sebagai salah satu bentuk penghormatan itu.

Nah, sebelum sinci Gus Dur dibuat, ternyata sempat ada diskusi panjang karena orang Tionghoa ingin memberikan penghormatan terbaik kepadanya. Ketua Boen Hian Ton Harjanto Halim sempat menanyakan ide ini ke KH Mustofa Bisri (Gus Mus). Nah, tokoh asal Rembang ini kemudian memberikan saran agar sinci Gus Dur diberi ornamen kubah Masjid Demak karena semasa hidup, dia sangat menyukainya.

"Maka pada pucuk Sincinya akhirnya dibentuk menyerupai kubah Masjid Agung Demak. Kata Gus Mus bentuk kubahnya punya arti iman Islam dan ikhsan," imbuhnya.

Harjanto Halim harus menempuh diskusi panjang untuk meletakan sinci Gus Dur di Rasa Dharma. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)<br>

Dipuja Bak Seorang Raja

Sinci Gus Dur pun akhirnya terpasang di altar Gedung Rasa Dharma sejak tujuh tahun yang lalu. Menariknya, jika kita cermati lebih jauh, keberadaan sinci Gus Dur ini seperti mengukuhkan penghormatan layaknya kepada seorang raja. Hal ini disebabkan oleh sinci yang merupakan simbol penghormatan orang Tionghoa terhadap tokoh yang dianggap seperti raja.

Menariknya, sesaji yang ditempatkan di sinci Gus Dur sangat nggak biasa. Jika biasanya sesaji adalah dari daging babi, diganti jadi daging kambing. Hal ini disebabkan oleh penghormatan kepada Gus Dur yang seorang tokoh Muslim. Ada juga sesaji lain seperti tempe mendoan, ayam kecombrang, serta secangkir kopi pahit kesukaan Gus Dur saat hidup. Sesaji ini diberikan empat kali dalam setahun.

Tertarik melihat sinci Gus Dur simbol penghormatan dari orang Tionghoa, nggak, Millens? Kunjungi saja Gedung Rasa Dharma di Kota Semarang, ya? (Idn/IB09/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Benarkah BPJS Kesehatan Terancam Gagal Bayar dalam Dua Tahun Mendatang?

28 Des 2024

Apa Itu DWP yang Nama Besarnya Tercoreng oleh Oknum Polisi?

28 Des 2024

Intip Aktivitas Siswa di Korea yang Libur Lebih dari Sebulan saat Musim Dingin

28 Des 2024

Yang Harus Kamu Lakukan Jika Mendapatkan Uang Palsu Menurut Aturan BI

28 Des 2024

Gedung Perpustakaan Baru di Rembang Diresmikan, Bakal Dilengkapi Home Theater

28 Des 2024

Mendorong 'Green Jobs' sebagai Tren Demi Masa Depan Lingkungan yang Berkelanjutan

28 Des 2024

Menguak Sejarah Asal Penamaan Kampung Gergaji di Kota Semarang

29 Des 2024

Masih Boleh Nggak Ya Beli Pertalite dengan Jeriken di SPBU?

29 Des 2024

Sudah 18 Tahun Berjalan, Begini Program Nikah Gratis di Yogyakarta

29 Des 2024

Menguak Perbedaan Makna 'Selawe' dan 'Selangkung', Angka 25 dalam Bahasa Jawa

29 Des 2024

Benarkah Akan Ada Provinsi Jawa Tengah Selatan?

29 Des 2024

Sepeda Motor Mati Karena Banjir, Harus Bagaimana?

29 Des 2024

Menguak Asal Nama Cepu di Kabupaten Blora

30 Des 2024

Lembur saat Hari Libur Nasional; Ini Hak Pekerja dan Kewajiban Pengusaha

30 Des 2024

Kala Google Street View Mengungkap Kasus Pembunuhan di Spanyol

30 Des 2024

Gelar Karya Metamorph; Panggung Perdana Dewan Kesenian Pati di Pendopo Tayu

30 Des 2024

Pemerintah Tegaskan Perangi Judi Online; 5,5 Juta Konten Telah Diblokir

30 Des 2024

Persiapan Mental Orang Tua saat Anak Toilet Training

30 Des 2024

Tanggapi PPN 12 Persen, Anak Muda Semarang: Bakal Susah Nabung dan Harus Nahan Jajan

30 Des 2024

Jelang Tahun Baru, BNN Operasi Yustisi, 19 Orang Positif Narkoba

31 Des 2024