BerandaHits
Rabu, 20 Agu 2024 19:03

Kemarau Berangin, Jangan Bakar Semak-Semak!

Selama musim kemarau berangin, masyarakat dilarang membakar semak-semak tanpa pengawasan. (Taryani)

Di musim kemarau berangin seperti sekarang, membakar semak-semak bisa sangat berbahaya karena memicu kebakaran. Sehubungan dengan itu, Kepala Satpol PP dan Damkar Kabupaten Jepara melalui Kepala Bidang Damkar, Surana mengimbau masyarakat untuk nggak membakar semak-semak apalagi tanpa pengawasan.

Inibaru.id - Masyarakat diimbau untuk nggak membakar sampah atau semak-semak selama musim kemarau yang berangin. Hal ini dikarenakan sebagian besar kebakaran terjadi akibat pembakaran semak-semak yang nggak diawasi dengan baik.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Satpol PP dan Damkar Kabupaten Jepara melalui Kepala Bidang Damkar, Surana, saat ditemui pada Senin (19/8/2024).

Menurut Surana, banyak kebakaran yang belakangan ini terjadi disebabkan oleh kelalaian warga dalam memastikan api benar-benar padam setelah membakar sampah.

"Jika semak-semak yang terbakar tidak diawasi sampai padam, ada kemungkinan api bisa menyala kembali dan menjalar ke bangunan," kata Surana.

Sampah juga sebaiknya nggak dibakar ketika musim kemarau karena rentan mengakibatkan kebakaran. (istockphoto/rogkov)

Oleh karena itu, dia menegaskan pentingnya mengawasi api hingga benar-benar padam. Jika memang harus membakar sampah, pastikan apinya sepenuhnya mati. Bahkan, bara api yang tersisa pun harus dipadamkan dan disiram hingga benar-benar aman.

Dalam bulan ini, sudah lebih dari 10 insiden kebakaran terjadi di Jepara, salah satunya di Kelurahan Pengkol, yang mengakibatkan kerugian hingga Rp250 juta.

"Semalam, kebakaran di Kelurahan Pengkol. Beruntung pembakaran semak-semak tidak sampai meluas," tambahnya.

Surana berharap masyarakat lebih waspada dalam mencegah insiden kebakaran agar nggak meluas.

Api yang nggak diawasi di musim kemarau memang membahayakan ya, Millens. Karena itu, hindari membakar sampah atau semak-semak! (Siti Zumrokhatun/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024