Inibaru.id - Langit mendung yang menaungi Kota Solo akhir pekan lalu seolah menggambarkan belum tuntasnya perebutan tahta Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat; bahkan ketika Gusti Purboyo telah resmi dinobatkan sebagai Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan Pakubuwono (PB) XIV.
Berlangsung di kompleks Keraton Surakarta, Sabtu (15/11), prosesi adat jumenengan (naik tahta) yang sebelumnya sempat diwarnai hujan dan dijaga ketat oleh pihak berwajib, pada akhirnya berlangsung lancar dan sakral. Penobatan ini disaksikan keluarga inti, abdi dalem, dan sejumlah tamu khusus.
Untuk menunjukkan kesungguhan, raja muda kelahiran 27 Februari 2003 ini pun bergerak cepat dengan mengumumkan Bebadan, semacam struktur pemerintahan internal yang dirancang untuk memperkuat tata kelola Keraton Surakarta yang baru.
Pembentukan Bebadan diumumkan secara resmi pada Rabu (19/11) kemarin. Menurut Juru Bicara Raja, KPA Singonagoro, "kabinet" ini telah dirancang secara matang dengan memasukkan unsur tradisional, akademik, profesional, dan lintas disiplin.
"Selain sesepuh adat (leluhur) sebagai penasihat utama, ada staf khusus dari kalangan profesor, pakar multidisiplin, dan ahli hukum di sini," sebutnya.
Nama Kunci dalam Bebadan PB XIV
Beberapa nama kunci dalam Bebadan PB XIV antara lain:
- KPAA Sugeng Nugroho Dwijonagoro sebagai Sekretaris Pribadi Raja;
- KPA Singonagoro sebagai Juru Bicara Resmi;
- Dr Teguh Satya Bhakti SH MH sebagai Ahli Hukum;
- Dr (c) Sionit T Martin Gea SH MH sebagai Ahli Hukum;
- GKR Panembahan Timoer Rumbai Kusuma Dewayani sebagai Pangageng Sasanå Wilapa.
- KGPHAP Dipokusumo sebagai Pangageng Parentah Karaton;
- GKR Alit sebagai Pangageng Keputren;
- KGPHAP Benowo sebagai Pangageng Kasentanan;
- GKR Devi Lelyana Dewi sebagai Pangageng Kebudayaan dan Pariwisata;
- KRAy Febri Dipokusumo sebagai Pangageng Kahartaan;
- KPH Kusumo Hadiwinoto sebagai Pangarsa Yogisworo;
- GKR Dewi Ratih Widyasari sebagai Pangarsa Pasiten;
- BRM Yudistira Rachmat Saputra sebagai Pangarsa Mandra Budhaya;
- KRA Citro Adiningrat sebagai pemimpin Sasanaprabu, Katipraja, dan Kartipura.
KPA Singonagoro menyebut, struktur tersebut juga memasukkan para tokoh dari unsur budaya, pariwisata, akademisi, sebagai wujud komitmen Gusti Purboyo untuk memiliki tata kelola yang inklusif.
“Ini sesuai dengan visi PB XIV yang lebih tertata, profesional, dan mampu menjawab tantangan zaman tanpa meninggalkan akar tradisinya,” tegasnya.
Dualisme di Keraton Surakarta
Meski KGPAA Hamangkunegoro atau Gusti Purboyo telah resmi dinobatkan sebagai PB XIV, bahkan mendirikan kabinetnya sendiri, nggak bisa dinafikan bahwa keputusan itu belum bulat, karena nggak semua pihak mengakui legitimasi kepemimpinannya.
Dua hari sebelum jumenengan Purboyo digelar, kakak tirinya, yakni KGPH Hangabehi atau yang sering disebut Mangkubumi, juga dinobatkan sebagai PB XIV. Penobatan dilakukan oleh sebagian pihak keluarga besar dan Lembaga Dewan Adat (LDA).
Penobatan ini dilakukan melalui rapat keluarga besar pada 13 November, menghadirkan perwakilan trah dari PB II sampai PB XIII, serta tokoh adat dan abdi dalem. Menurut kubu Hangabehi, penunjukan ini sah dan sesuai dengan paugeran (aturan adat) karena ia adalah putra tertua PB XIII dari istri kedua.
Sebaliknya, Purboyo yang mengikrarkan diri raja saat pemakaman sang ayah ini mendapatkan dukungan putri tertua PB III, GKR Panembahan Timoer, yang mengatakan bahwa ikrar yang dilakukan adiknya adalah bukti kehendak mendiang raja serta bentuk legitimasi tradisional.
Disebut Terburu-buru
Gusti Timoer mengaku menyesalkan keputusan para pihak yang menetapkan Mangkubumi sebagai raja, karena telah memecah belah keraton dan berpotensi mengulang kisruh perebutan tahta periode sebelumnya. Dia bahkan menuduh Mangkubumi telah mengingkari kesepakatan keluarga.
"Saya sedih saja, Gusti Mangkubumi bisa berkhianat dengan kami, kakak-kakak dan adiknya,” ucapnya sehari setelah penobatan Mangkubumi sebagai PB XIV versi LDA.
Membantah tuduhan kakak sulungnya, Gusti Mangkubumi mengklaim pengukuhannya sebagai PB XIV yang dilakukan di tengah pertemuan keluarga besar keraton pada Kamis (13/11) telah sesuai dengan paugeran adat keraton dan mekanisme yang sah.
“Tuduhan Mbakyu Timoer (Gusti Timoer) bahwa saya sudah berkhianat kepada kakak-kakak dan adik saya itu kurang pas," ucap Mangkubumi, Jumat (14/11).
Terkait polemik ini, Mahamenteri KGPA Tedjowulan yang menjadi "raja" sementara Keraton Surakarta sepeninggal PB XIII mengatakan bahwa penobatan keduanya terlalu terburu-buru. Dia juga menyatakan keberatan dengan proses jumenengan yang dilakukan Purboyo karena dianggap terlalu cepat.
Melalui juru bicara Kanjeng Pakoenegoro, KGPA Tedjowulan berharap seluruh pihak bisa menahan diri dengan nggak melakukan kegiatan yang menimbulkan dinamika internal di Keraton Surakarta hingga masa berkabung 40 hari.
"Kami mengingatkan semua pihak agar tidak melakukan kegiatan yang berpotensi menimbulkan dinamika yang rentan disalahartikan, demi menghormati Sawarga Sinuhun Paku Buwono XIII," tuturnya sebagaimana dikutip dari Detik, Senin (17/11).
Seperti dejavu, perebutan tahta di Keraton Surakarta ini mengingatkan publik pada penobatan Pakubuwono XIII yang juga diwarnai konflik internal. Fyuuh, semoga segera ada resolusi deh, ya! (Siti Khatijah/E10)
