BerandaHits
Sabtu, 26 Sep 2025 15:21

Hari Kontrasepsi Sedunia 2025: Sejarah, Isu Global, dan Cara Memperingatinya

Ilustrasi: Peringatan Hari Kontrasepsi Sedunia berkaitan erat dengan perencanaan keluarga. (Onphospitals)

Hari Kontrasepsi Sedunia 2025 diperingati untuk meningkatkan kesadaran global tentang kesehatan reproduksi dan akses kontrasepsi. Ketahui sejarah, tujuan, isu-isu terkini, serta berbagai cara memperingatinya di seluruh dunia.

Inibaru.id - Tanggal 26 September menandai satu hari sederhana tapi sarat konsekuensi, yakni World Contraception Day (WCD) atau Hari Kontrasepsi Sedunia. Peringatan ini mengingatkan satu gagasan mendasar, bahwa keluarga berencana dan akses kontrasepsi adalah soal hak; bukan sekadar pilihan.

Hari Kontrasepsi Sedunia diluncurkan pada 2007 oleh konsorsium organisasi keluarga berencana internasional dengan tujuan menyebarkan informasi yang benar dan inklusif tentang metode kontrasepsi; lalu menjadi "ritual" tahunan untuk penguatan layanan kesehatan reproduksi secara global.

Di Indonesia, peringatan ini menjadi momentum untuk advokasi kebijakan sekaligus edukasi publik terkait penggunaan alat kontrasepsi sebagai bagian dari upaya merencanakan keluarga. Hal itu sebagaimana dikatakan Niswatul Qonita, seorang penyuluh KB di Kabupaten Pemalang.

"Kontrasepsi membantu merencanakan keluarga; memberikan jarak kehamilan sehingga tiap anak mendapatkan perhatian yang cukup," tuturnya via telepon, Jumat (26/9/2025).

Fakta yang Perlu Diketahui

Menurut WHO, sekitar 874 juta perempuan di seluruh dunia telah menggunakan kontrasepsi modern di seluruh dunia, tapi masih ada puluhan juta yang belum mendapat akses yang mereka butuhkan. Jika upaya dipercepat, akses untuk mereka diproyeksi bisa didapatkan maksimal pada 2030.

Kemajuan ini akan berkaitan erat dengan pendanaan untuk layanan seksualitas dan kesejahteraan di tiap negara, menurut laporan dari UNFPA. Pendanaan yang dikurangi tentu saja akan mengurangi percepatan akses tersebut.

Masih menurut UNFPA, keputusan atas kesehatan reproduksi, termasuk pilihan kontrasepsi, berkaitan langsung dengan hak asasi, kesehatan ibu, dan kesetaraan gender. Namun, di banyak negara, termasuk Indonesia, meski prevalensi penggunaan kontrasepsi modern meningkat, kesenjangan tetap nyata.

"Harus diakui bahwa di perdesaan, penggunaan kontrasepsi masih didominasi perempuan. Mindset dan lingkungan sangat memengaruhi prevalensi ini. Padahal, perlu diketahui bahwa perencanaan keluarga adalah urusan bersama," tutur Qonita.

Isu Global yang Diangkat

Ilustrasi: Misinformasi terkait efek samping kontrasepsi membuat orang mengalami kesulitan untuk mencari layanan yang tepat dan komprehensif. (Shutterstock via Crowleysdfk)

Secara garis besar, tujuan WCD dapat dirangkum menjadi tiga hal krusial. Pertama, memberi informasi yang akurat tentang metode kontrasepsi (efektivitas, efek samping, cara penggunaan). Kedua, mendorong tersedianya pilihan kontrasepsi yang aman, terjangkau, dan tersedia secara lokal.

Sementara, yang ketiga berkaitan dengan hak dan otonomi; menegaskan bahwa setiap individu berhak membuat keputusan bermakna tentang reproduksinya tanpa tekanan atau diskriminasi.

UNFPA menegaskan, pada peringatan 2025 ini, ada beberapa masalah yang mendapat sorotan serius dari komunitas internasional:

  • Pendanaan yang menyusut untuk layanan kesehatan seksual dan reproduksi. Ketika anggaran menipis, prioritas program keluarga berencana berisiko dipangkas, yang berdampak pada ketersediaan kontrasepsi gratis atau murah. (UNFPA).
  • Ketimpangan akses antar-wilayah dan kelompok; remaja, penyintas kekerasan seksual, perempuan di daerah terpencil, dan kelompok rentan sering menghadapi hambatan geografis, kultural, atau administratif untuk mendapatkan kontrasepsi.
  • Otoritarianisme dan undang-undang regresif di beberapa negara yang membatasi layanan kesehatan reproduksi, atau mengkriminalisasi aborsi, membuat perempuan kehilangan ruang pilihan. (isu ini muncul di banyak laporan UNFPA dan LSM hak reproduksi).
  • Misinformasi dan stigma; salah info tentang efek samping kontrasepsi, mitos fertilitas, dan norma sosial menghalangi orang mencari layanan. Kampanye edukasi hari ini menantang mitos tersebut dengan bukti ilmiah.
  • Kesenjangan kualitas layanan; bukan hanya ketersediaan alat kontrasepsi, tetapi juga ketersediaan konseling yang ramah, pelatihan tenaga kesehatan, dan jaminan mutu layanan. WHO menekankan bahwa metode hanya efektif apabila ditopang oleh layanan yang baik.

Yang Bisa Kita Lakukan

Indonesia telah mencatat kemajuan dalam penggunaan kontrasepsi. Namun, bukan berarti masalah kontrasepsi selesai di negeri ini. Stigma negatif, pemerataan wilayah, perhatian khusus untuk kelompok rentan, serta kualitas layanan harus menjadi perhatian bersama.

Agar nggak berhenti sebatas seremoni, apa yang bisa kita lakukann untuk memperingati Hari Kontrasepsi Sedunia ini? Berikut adalah beberapa ide yang bisa kamu lakukan:

1. Mengedukasi diri dan teman sebaya

Mengikuti webinar, diskusi publik, atau membaca sumber terpercaya tentang kontrasepsi, kesehatan reproduksi, dan hak-hak seksual menjadi hal yang sangat penting. Selain itu, membagikan informasi yang benar melalui media sosial juga bisa dilakukan agar orang-orang nggak terjebak hoaks.

2. Membuat konten kreatif

Kamu bisa membuat poster digital, video pendek, reels, atau infografik edukatif seputar pentingnya kontrasepsi dan akses kesehatan reproduksi yang aman. Hal ini penting untuk meningkatkan kesadaran publik sekaligus menjadi ruang aman untuk merencanakan keluarga dengan baik

Kamu juga bisa membagikan kisah atau pengalaman pribadi terkait penggunaan kontrasepsi tertentu atau edukasi apa saja yang pernah kamu dapatkan.

3. Menggelar diskusi komunitas

Mengadakan obrolan santai di kampus, sekolah, atau komunitas pemuda tentang perencanaan keluarga, kesehatan reproduksi, serta pentingnya menghargai pilihan individu terkait kontrasepsi juga bisa menjadi pilihan.

Nggak harus sendiri; kamu bisa bekerja sama dengan puskesmas, klinik, BKKBN, atau lembaga non-profit untuk penyelenggaraan diskusi ini secara lebih formal; sekaligus mengadakan kegiatan pemeriksaan kesehatan gratis, penyuluhan, atau pembagian alat kontrasepsi yang aman dan legal.

6. Merefleksikannya dalam kegiatan kesenian

Kalau suka menulis, kamu bisa membuat artikel, esai, atau cerita reflektif tentang pentingnya kontrasepsi dalam kehidupan modern, lalu mempublikasikannya di blog pribadi atau media.

Selain itu, kamu juga bisa menggelar pertunjukan musik, mural, atau pameran seni dengan tema kesehatan reproduksi dan kontrasepsi, sesuai dengan kegiatan kesenian yang kamu sukai agar pesan tersampaikan dengan cara yang lebih kreatif.

Hari Kontrasepsi Sedunia adalah pengingat bahwa kesehatan reproduksi adalah landasan hak asasi, kesehatan publik, dan keterlibatan sosial. Upaya ini memerlukan kerja bersama antara pemerintah, pekerja kesehatan, komunitas, dan individu. Menurutmu, apa yang paling penting dari peringatan ini? (Siti Khatijah/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Rampcheck DJKA Rampung, KAI Daop 4 Semarang Pastikan Layanan Aman dan Nyaman Jelang Nataru

4 Des 2025

SAMAN; Tombol Baru Pemerintah untuk Menghapus Konten, Efektif atau Berbahaya?

4 Des 2025

Ketua DPRD Jateng Sumanto Resmikan Jalan Desa Gantiwarno, Warga Rasakan Perubahan Nyata

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: