BerandaHits
Rabu, 23 Agu 2022 16:37

Harga Telur di Semarang Tembus Rp 30 Ribu, Kenapa?

Ilustrasi: Harga telur mahal. Di Kota Semarang, harganya mencapai lebih dari Rp 30 ribu per kilogram. (Inibaru.id/ Triawanda Tirta Aditya)

Harga telur di Kota Semarang tembus Rp 30 ribu per kilogram. Apa sih penyebab kenaikan harga salah satu sembako ini?

Inibaru.id – Warga Kota Semarang kembali dipusingkan dengan harga telur mahal. Sempat ada pada angka Rp 26 ribu per kilogram, kini harga telur sudah menembus Rp 30 ribu per kilogram. Apa sih penyebab mahalnya salah satu dari sembilan bahan pokok (sembako) ini?

Menurut seorang pramuniaga bernama Yuni di sebuah toko ritel modern di Kota Semarang, harga telur ayam ras ada pada angka Rp 30.500 dalam sepekan terakhir. Harganya nggak turun, tapi juga nggak naik. Menurutnya, harga ini sudah mahal sejak dari tingkat peternak.

“Sudah seminggu terakhir harga telur ayam naik sampai Rp 30 ribuan per kilogram,” jelas Yuni, Senin (22/8/2022).

Nur Hadi, peternak ayam petelur dari Magelang, Jawa Tengah mengatakan, kenaikan harga telur disebabkan oleh harga pakan ayam yang masih tinggi. Kenaikan harga telur ini sudah terjadi saat puncak pandemi pada pertengahan 2021 lalu. Namun, harganya masih tergolong murah kala itu.

“Saat itu, harga pakan naik, tapi harga telur justru rendah karena daya beli masyarakat yang turun. Dampaknya, biaya produksi telur nggak bisa ditutup,” keluh Nur Hadi.

Ilustrasi: Harga telur sudah mahal dari peternak. (Inibaru.id/Triawanda Tirta Aditya)

Nggak disangka, dampak dari pandemi Covid-19 ini masih terasa hingga sekarang. Tatkala pandemi Covid-19 masih melanda Indonesia, banyak peternak ayam yang akhirnya gulung tikar, sehingga berimbas pada menurunnya produksi telur. Peternak yang bertahan juga sulit menjaga produktivitas ayam-ayamnya.

Banyak ayam yang akhirnya harus diafkir alias dipensiunkan. Dampaknya, produksi telur di pasaran pun semakin berkurang. Permintaan yang tinggi di tengah kecilnya pasokan telur di pasaran otomatis membuat harga telur naik. Ini mekanisme pasar yang berlaku di mana-mana.

Nur Hadi mengungkapkan, saat ini peternakannya hanya menampung 2.000 ayam petelur produktif dengan produksi 100 kilogram per hari.

Wah, wah, sampai kapan situasi ini bakal berlanjut ya, Millens? (Idn/IB09/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024