BerandaHits
Selasa, 18 Jan 2021 18:30

Hampir Sebulan FPI Jadi Organisasi Terlarang, Gimana Nasib Anggotanya?

Kaos FPI milik eks snggotanya yang masih loyal. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Front Pembela Islam (FPI) menjadi salah satu organisasi yang diklaim memiliki anggota yang loyal. Ketika FPI jadi organisasi terlarang, gimana nasib anggotanya sekarang?

Inibaru.id – Pemberitaan tentang Front Pembela Islam (FPI) kian redup setelah organisasi ini ditetapakan sebagai organisasi terlarang. Rumor pembentukan FPI 0.2 yang diberi nama Front Persaudaraan Islam menjadi agenda lanjutan dari FPI, meski belum ada kepastian.

Abdul Salim, salah seorang anggota Laskar Pembela Islam (LPI), organisasi sayap FPI, menyatakan nggak keberatan dengan pembubaran organisasi yang menaunginya itu. Dia berdalih, kegiatan mereka masih bisa dilanjutkan.

“Kalau yang dibubarkan cuma kendaraan, ganti kendaraan masih bisa berlanjut,” ungkapnya, yang mengaku akan tetap menaati Surat Keputusan Bersama (SKB) yang membuat organisasinya mandek total.

SKB pembubaran FPI yang ditandatangani Mendagri, Menkumham, Menkominfo, Jaksa Agung RI, Kapolri, dan Kepala BNPT, itu memang secara resmi membuat segala hal yang berkaitan dengan FPI dilarang beredar di Indonesia. Ini membuat para anggotanya terpaksa "cuti", termasuk Mustofa.

Mustofa adalah rekan seorganisasi Abdul Salim. Sejak dibubarkan pada 30 Desember 2020 silam, dia mengakui, seluruh kegiatan mereka kini mandek total.

“Belum ada kegiatan. Selama pandemi kami juga harus menerapkan protokol kesehatan,” ungkap lelaki yang juga mengampu jadi ustaz di Pondok Pesantren An-Najiyah, Pledokan, Sumowono, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, ini.

Dia nggak menampik kalau beberapa kegiatan Front Persaudaraan Islam sudah bisa ditemukan kendati organisasi ini belum terdaftar. Namun, para eks FPI diakuinya belum bisa aktif meski secara otomatis mereka bergabung.

Kegiatan Diliburkan

Markas LSI FPI di Pondok Pesantren An-Najiyah. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Mustofa menungkapkan, kegiatan mereka seperti kajian atau majelis taklim di bawah FPI yang semula digelar setiap selapan (35 hari) sekali kini mandek. Selain itu, mereka juga nggak lagi terlibat dalam berbagai agenda kemanusiaan.

Terkait dengan aksi kemanusiaan yang kerap dilakukan FPI, Mustofa mengenang, dirinya harus melewati berbagai latihan untuk bisa diterjunkan di lapangan, mulai dari diklat hingga materi tentang edukasi bencana dan keadaan darurat dari BPBD.

"Saya pernah ikut turun ke Palu (bersama FPI) untuk evakuasi bencana di sana," terang lelaki yang sudah menjadi bagian dari FPI selama kurang lebih tujuh tahun itu.

Dia meyakini, FPI punya nilai positif juga. Namun demikian, dia nggak menyangkal label negatif "tukang sweeping" yang disematkan pada organisasinya. Menurutnya, FPI terpaksa menanggung label negatif itu, meski yang melakukan beberapa anggota saja.

Sweeping itu kan dulu dan sudah diproses hukum. Kalau ada anggota FPI yang salah menurut negara, silakan proses hukum! Penjarakan, ya, penjarakan!” tegasnya.

Kini, semua citra baik dan buruk FPI telah terkubur bersama pemberedelan organisasi tersebut. Abdul Salim, Mustofa, serta 30-an santri di Pondok Pesantren An-Najiyah tengah menunggu kelanjutan wadah yang sebelumnya menaungi mereka tersebut.

Abdul Salim berpose di depan foto HAbib Rizieq. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Namun, harus diakui, para pengikut dan simpatisan FPI merupakan orang-orang loyal. Mereka seolah nggak peduli dengan pelarangan yang dilakukan pemerintah. Bahkan, Ketua FPI Jawa Tengah KH Syihabudin menyatakan, pembubaran FPI bukanlah suatu masalah yang besar.

“Tanggapannya biasa-biasa saja. Yang perlu digarisbawahi, FPI dibubarkan, tapi ruh FPI tidak akan bubar sampai kiamat, karena ruh FPI itu dari Allah,” ungkapnya.

Bahkan, Syihabbudin meyakini, para anggotanya masih terorganisasi dengan baik dan memungkinkan lahirnya FPI yang baru.

“Sekarang gerakan umat tetap terakomodasi. FPI dibubarkan akan lahir FPI lagi dan lebih besar. Hanya (menunggu) kapan untuk jadi lebih besar,” ujar pengasuh Pondok Pesantren Al Hadits Desa Kebonsari, Wonoboyo, Temanggung, ini.

Apakah kamu punya pengalaman dengan organisasi islam yang satu ini? Lalu mungkinkah mereka membuat organisasi serupa dengan format baru? Kita tunggu saja ya, Millens! (Zulfa Anisah/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: