BerandaHits
Minggu, 26 Apr 2025 09:01

Hadiri Konklaf 2025, Apakah Kardinal Suharyo Berpeluang Jadi Suksesor Paus Fransiskus?

Romo Suharyo menjadi satu-satunya kardinal perwakilan Indonesia yang akan mengikuti Konklaf 2025 dalam upaya mencari suksesor Paus Fransiskus yang wafat pada 21 April lalu. (Istimewa)

Dipastikan menghadiri Konklaf 2025 di Vatikan menjadikan Kardinal Suharyo berhak memilih sekaligus menjadi kandidat dalam pemilihan pemimpin tertinggi Gereja Katolik itu. Namun, seberapa besar peluang Uskup Agung Jakarta ini menjadi suksesor Paus Fransiskus?

Inibaru.id - Uskup Agung Indonesia, Kardinal Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo, nggak akan menghadiri prosesi pemakaman pemimpin tertinggi Gereja Katolik sekaligus Kepala Negara Vatikan Paus Fransiskus yang wafat pada 21 April lalu dan rencana akan dikebumikan pada akhir pekan ini.

Romo Suharyo, sapaan akrabnya, dipastikan nggak menjadi bagian dari utusan pemerintah yang berangkat ke Vatikan, antara lain Menteri HAM Natalius Pigai, Wamen Keuangan Thomas Djiwandono, mantan Presiden ke-7 Joko Widodo, dan ketua panitia penyambutan Paus di Indonesia pada 2024 lalu, Ignasius Jonan.

Uskup Agung Jakarta ini rencana baru akan bertolak ke Vatikan pada 4 Mei mendatang untuk menghadiri konklaf atau pertemuan tertutup dan rahasia Dewan Kardinal untuk menentukan Paus yang baru. Hal itu sebagaimana disampaikan langsung oleh Kardinal Suharyo di Jakarta, Kamis (24/4/2025).

Gereja Katolik Indonesia hanya mengirimkan satu perwakilan untuk menghadiri pemakaman Paus Fransiskus, yaitu Uskup Bandung Antonius Subianto Bunjamin. Sementara itu, saya akan menghadiri konklaf yang akan digelar 15 hari setelah wafatnya Paus," terangnya.

Satu-satunya yang Memenuhi Syarat

Kardinal Suharyo menjadi satu-satunya perwakilan Indonesia untuk menghadiri konklaf yang akan digelar paling cepat pada 6 Mei mendatang ini. Suharyo menjadi satu-satunya kardinal Indonesia yang memenuhi syarat untuk menghadiri konklaf.

Sedikit informasi, salah satu syarat untuk bisa menghadiri konklaf adalah kardinal yang berusia di bawah 80 tahun. Suharyo yang baru berusia 74 tahun pun memiliki hak untuk mengikuti forum yang akan menjadi momen perdana buatnya ini.

Para kardinal dalam misa di Basilika Santo Petrus jelang Konklaf 2013. Vatikan akan kembali menggelar konklaf untuk mencari suksesor Paus yang wafat pada 21 April lalu. (AFP/Gabriel Bouys via Kompas)

Mengikuti konklaf menandakan yang bersangkutan bisa memilih sekaligus menjadi kandidat dalam pemilihan Paus mendatang. Disebutkan dalam laman resmi Vatikan, konklaf akan dihadiri 135 kardinal yang memenuhi syarat dari toral 252 orang yang ada saat ini.

Berkaitan dengan hal ini, Suharyo mengaku nggak punya persiapan khusus apa pun untuk menghadiri undangan konklaf tersebut. Meski begitu, setiba di Vatikan dia berencana untuk bertemu dengan sejumlah kardinal terlebih dulu sebelum pemilihan Paus digelar.

Peluang Menjadi Paus

Kardinal Suharyo mengatakan, dirinya enggan berambisi menjadi Paus, karena itulah dia merasa nggak perlu melakukan persiapan khusus saat menghadiri Konklaf 2025 awal Mei mendatang. Menurutnya, menjadi Paus bukanlah peningkatan jenjang karier, jadi kurang bijak disebut sebagai cita-cita.

"Kalau orang bercita-cita menjadi Paus, mohon maaf, menurut saya itu bukan pribadi yang bijak," tuturnya dengan nada lembut.

Pemilihan Paus, dia melanjutkan, berbeda dengan penentuan kepala negara di Indonesia yang diperoleh dari suara terbanyak. Jadi, Paus yang nantinya terpilih bukan berdasarkan suara terbanyak dari para kardinal. Inilah yang terjadi pada saat pemilihan Paus Fransiskus pada 2013 lalu.

"Nama Jorge Mario Bergoglio saat itu tidak masuk sebagai calon terkuat, tetapi dapat terpilih. Menurut kepercayaan kami, (terpilihnya Paus Fransiskus) adalah bimbingan roh Kudus," tandasnya.

Saat ini, sekurangnya ada tiga kardinal populer yang diyakini berpeluang besar menjadi Paus selanjutnya, yakni Kardinal Luis Antonio Tagle (Filipina), Peter Turkson (Ghana), dan Pietro Parolin (Italia). Namun, seperti kata Kardinal Suharyo, penentuannya bukan tentang angka. Hm, kita tunggu saja kali, ya? (Siti Khatijah/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: