BerandaHits
Rabu, 5 Apr 2022 09:15

Gusti Nurul, Bangsawan Solo yang Menolak Cinta Bung Karno

Paras ayu Gusti Nurul yang memikat hati banyak tokoh negara. (YouTube/Bimo K.A)

Mahir berkuda serta punya pengalaman menari di Belanda membuat Gusti Nurul yang sudah berparas ayu semakin menawan. Menariknya, sang bangsawan Solo ini pernah menolak cinta Bung Karno, lo.

Inibaru.id – Kamu pernah mendengar kisah cinta Bung Karno ditolak, Millens? Walaupun dikenal sebagai bapak proklamator dan penakluk banyak perempuan, nyatanya cintanya nggak selalu diterima, lo. Nah, salah satu perempuan yang dikenal menolak cinta Bung Karno adalah Gusti Nurul, seorang bangsawan dari Solo.

Gusti Nurul lahir di Istana Mangkunegaran pada 17 September 1921. Dia adalah putri tunggal pasangan Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo Mangkunegara VII dengan Gusti Kanjeng Ratu Timur.

Perempuan bernama lengkap Gusti Raden Ayu Siti Nurul Kamaril Ngasarati Kusumawardhani ini dikenal karena parasnya yang ayu, cerdas, dan tangguh. Saking cantiknya, Gusti Nurul juga dijuluki ‘De Bloem van Mangkunegaran’ oleh Ratu Belanada yang artinya kembang dari Mangkunegaran, Millens.

Katanya sih, Bung Karno pernah meminta Basuki Abdullah untuk melukis kecantikan Gusti Nurul saat dia menghadiri undangan Soekarno ke Istana. Kemudian, lukisan itu dipajang di kamar kerjanya di Istana Cipanas.

Tak hanya Bung Karno, Hamengkubuwono IX juga pernah berniat untuk meminangnya. Namun pinangan itu ditolak Gusti Nurul karena beliau telah memiliki istri bahkan selir.

Gusti Nurul menari di Belanda saat berusia 15 tahun (Twitter/Musashi Musabi)

Nggak hanya ayu, cerdas, dan tangguh, Gusti Nurul juga terkenal punya banyak talenta yang mampu membuat semua orang terpikat. Apa saja ya?

Gusti Nurul Menari di Belanda

Saat berusia 15 tahun, Gusti Nurul beserta rombongan Mangkunegaran VII memenuhi undangan Ratu Wilhelmina. Pada pesta pernikahan putri sang ratu, yakni Putri Juliana dan Pangeran Bernhard yang digelar pada 1937 itu, Mangkunegara VII memberikan hadiah berupa persembahan tarian tunggal serimpi oleh Gusti Nurul. Tariannya mampu memukau sang Ratu dan para tamu yang menyaksikannya.

Uniknya, saat itu rombongan dari Mangkunegaran tidak membawa gamelan untuk mengiringi tarian Gusti Nurul. Tarian itu diiringi alunan gamelan yang dimainkan di Pura Mangkunegaran dan dipancarkan melalui Solosche Radio Vereeniging. Pada masa itu, siarannya mampu ditangkap dengan jernih hingga ke Belanda.

Gusti Nurul, Saksi Perjalanan Solosche Radio Vereeniging

Gusti Nurul beridi di depan microphone SRV saat berusia 18 tahun (nationalgeographic.grid.id)

Mangkunegara VII merupakan seorang raja yang berpandangan maju dan terbuka. Pada masa kepimimpinannya, Mangkunegara VII membeli sebuah pemancar bekas dari Djacjasche Radio Vereeniging untuk menyiarkan klenengan dan pertunjukan wayang orang. Hingga akhirnya pada 1 April 1933, Solosche Radio Vereeniging (SRV) resmi didirikan. Gusti Nurul sering beraksi dalam berbagai acara penting SRV dan menjadi saksi sejarah penyiaran Indonesia.

Gusti Nurul meresmikan Gedung SRV saat peletakan batu pertama pada 15 September 1953, 29 Agustus 1936, dan 29 Agustus 1936. Dia juga memberikan sambutan saat peresmian penggunaan pemancar baru pada 18 November 1939.

Gusti Nurul Mahir Berkuda

Gusti Nurul berkuda bersama dengan Raden Ajeng Soenitoeti Soerjokusoemo (Twitter/Agung Dipo)

Omong-omong, Gusti Nurul ternyata juga mahir mengendarai kuda. Konon, setiap kali Gusti Nurul beraksi di atas pelana, banyak laki-laki yang datang untuk menyaksikan kepiawaiannya dalam menunggangi hewan dengan langkah yang anggun tersebut.

Wah, lebih dari sekadar perempuan cantik, realitanya Gusti Nurul memang sangat mengagumkan, ya, Millens? (Sua, Amp, Geo/IB32/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Cantiknya Deburan Ombak Berpadu Sunset di Pantai Midodaren Gunungkidul

8 Nov 2024

Mengapa Nggak Ada Bagian Bendera Wales di Bendera Union Jack Inggris Raya?

8 Nov 2024

Jadi Kabupaten dengan Angka Kemiskinan Terendah, Berapa Jumlah Orang Miskin di Jepara?

8 Nov 2024

Banyak Pasangan Sulit Mengakhiri Hubungan yang Nggak Sehat, Mengapa?

8 Nov 2024

Tanpa Gajih, Kesegaran Luar Biasa di Setiap Suapan Sop Sapi Bu Murah Kudus Hanya Rp10 Ribu!

8 Nov 2024

Kenakan Toga, Puluhan Lansia di Jepara Diwisuda

8 Nov 2024

Keseruan Pati Playon Ikuti 'The Big Tour'; Pemanasan sebelum Borobudur Marathon 2024

8 Nov 2024

Sarapan Lima Ribu, Cara Unik Warga Bulustalan Semarang Berbagi dengan Sesama

8 Nov 2024

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024