BerandaHits
Minggu, 20 Mei 2023 13:15

Gampang Burnout? Kamu Perlu Adopsi Slow Living

Slow living bisa mencegah burnout di tempat kerja. (LinovHR)

Kamu mungkin pernah mendengar bahwa sekarang segala hal harus cepat agar nggak ketinggalan. Tapi, terlalu cepat bisa menyebabkan stres dan burnout. Coba deh terapkan slow living agar kamu mendapat kualitas dan kepuasan dari pekerjaanmu.

Inibaru.id - Kehidupan modern sering kali diwarnai oleh kecepatan, tekanan, dan tuntutan yang nggak kenal lelah. Nggak mengherankan jika banyak orang merasa terjebak dalam siklus yang membahayakan kesejahteraan mereka, dikenal dengan istilah "burnout".

Namun, ada pendekatan alternatif yang dapat membantu mencegah dan mengatasi burnout tersebut, yaitu dengan mengadopsi gaya hidup slow living.

Apa itu slow living?

Gaya hidup slow living adalah tentang melambatkan ritme hidup, menikmati setiap momen dengan lebih sadar, dan mengutamakan kualitas hidup daripada kuantitasnya.

Ini adalah kontras dari kehidupan yang sibuk, terburu-buru, dan terus-menerus terhubung dengan teknologi yang sering kali menyebabkan tekanan dan kelelahan yang sangat.

Manfaat slow living dalam pekerjaan

Selain mencegah burnout, manfaat slow living dalam pekerjaan mencakup:

1. Keseimbangan hidup

Slow living membantu menciptakan keseimbangan antara kehidupan pribadi dan profesional. Ini memungkinkan waktu yang cukup untuk bersantai, menjaga kesehatan, menghabiskan waktu bersama keluarga, dan mengejar minat pribadi di luar pekerjaan.

2. Produktivitas yang lebih baik

Slow living menekankan kualitas pekerjaan sehingga produktif. (via Liputan6)

Dengan melambat dan fokus pada satu tugas pada satu waktu, slow living dapat meningkatkan produktivitas. Ini mengurangi gangguan dan membantu mencapai kualitas pekerjaan yang lebih tinggi.

3. Kreativitas yang lebih besar

Dengan meluangkan waktu untuk beristirahat dan bersantai, pikiran dapat bersantai dan mengalir dengan bebas. Hal ini dapat merangsang kreativitas dan memungkinkan pemikiran inovatif serta solusi yang lebih kreatif untuk ditemukan.

4. Kualitas hubungan dan komunikasi yang lebih baik

Slow living membantu mengurangi stres dan memberikan waktu yang cukup untuk berinteraksi dengan orang-orang di sekitar kita. Ini memungkinkan hubungan yang lebih dalam dan berkualitas dengan rekan kerja, atasan, dan orang-orang terkasih.

5. Kesejahteraan mental dan emosional

Dengan melambat dan mengurangi tekanan kerja yang berlebihan, slow living membantu menjaga kesejahteraan mental dan emosional. Ini dapat mengurangi kecemasan, stres, dan gejala-gejala burnout, serta meningkatkan kepuasan dan kebahagiaan dalam pekerjaan.

Dengan demikian, menerapkan slow living dalam pekerjaan dapat membantu mencapai keseimbangan, meningkatkan produktivitas, memperkuat kreativitas, memperbaiki hubungan dan komunikasi, serta meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan.

Gimana, konsep hidup yang lambat ini cucok buat kamu nggak nih, Millens? (Siti Zumrokhatun/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024