BerandaHits
Rabu, 8 Apr 2025 11:09

Film Animasi 'Jumbo' adalah Harapan Baru bagi Para Pekerja Seni di Negeri Ini

Film Jumbo di bioskop. (X/sawagurii)

Kesuksesan film animasi 'Jumbo' di bioskop dianggap sebagai harapan baru bagi para pekerja seni yang belakangan ini resah dengan gempuran penggunaan AI yang serampangan di mana-mana.

Inibaru.id – Maraknya penggunaan AI untuk menciptakan karya seni dalam beberapa tahun terakhir cukup membuat Fransiska resah. Inilah yang membuat perempuan yang berprofesi sebagai desainer grafis di sebuah perusahaan kripto ternama itu begitu terharu seusai menonton film Jumbo pada Minggu (6/4/2025).

Selain karena alur ceritanya yang bisa menguras air mata, dia yang menonton bersama kedua anaknya ini senang bukan kepalang karena ternyata ada karya animasi buatan dalam negeri yang melibatkan begitu banyak seniman berkualitas dan mendapatkan tanggapan begitu positif di Indonesia.

“Aku cek di media sosial, Jumbo sudah ditonton lebih dari 1 juta orang sejak Lebaran ini ya, sampai dikukuhkan jadi film animasi Indonesia dengan penonton terbanyak dalam sejarah. Rasanya seneng banget karena pasti banyak pekerja seni grafis yang terlibat dalam pembuatannya,” ungkapnya.

Sebagai seorang desainer grafis, dia berharap kesuksesan Jumbo bisa berimbas positif bagi pekerja seni di Indonesia dan bikin industrinya semakin berkembang. Maklum, selain Juki The Movie dan Nussa, belum ada film animasi asli Indonesia lagi yang bisa sukses menarik perhatian begitu banyak penonton seperti Jumbo.

“Biar jadi pembuktian kalau seniman Indonesia mampu bikin film animasi berkualitas. Lalu, semakin banyak produsen film tertarik membuat karya-karya animasi berkualitas lagi. Para seniman dan pelaku desainer grafis lainnya bisa mendapatkan penghidupan yang lebih baik dan nggak lagi terancam dengan AI,” lanjutnya.

Jiwa pada Karya Animasi

Jumbo sudah jadi film animasi Indonesia dengan jumlah penonton terbanyak dalam sejarah. (X/gedaaanggg)

Terkait dengan AI, Fransiska yang menyukai film-film studio Ghibli mengaku terkejut dan kecewa dengan banyaknya orang bikin foto-foto atau video dengan tema film-film yang dibesut Hayao Miyazaki dan mengunggahnya di media sosial.

"Bukan karena AI mengancam profesi kami, tapi lantaran karya (artifisial) itu sebenarnya nggak punya jiwa, sesuatu yang selalu diperhatikan desainer grafis seperti dirinya saat menggarap gambar atau video untuk keperluan pekerjaan," terangnya.

Dia pun menyoroti seringnya pemerintah menggunakan foto-foto dan video besutan AI untuk keperluan media sosial, alih-alih menggandeng karya dari para seniman yang butuh penghidupan juga. Fransiska menilai, profesi desainer seolah dibiarkan mati begitu saja dengan kondisi tersebut.

“Semua orang jadi merasa bisa bikin karya seni apa saja dengan AI. Maka, keberadaan film ini semoga bikin banyak orang semakin menyadari bahwa karya manusia itu lebih berkualitas, ada jiwanya, dan mereka tetap memilih untuk menggunakan karya-karya kami alih-alih kecerdasan buatan,” simpulnya.

Diputar di Luar Negeri

Bisa jadi, harapan Fransiska dan orang-orang yang terlibat dalam film Jumbo soal awareness tentang kualitas karya seni buatan manusia ini bakal menjadi kenyataan. Selain di Indonesia, film besutan Ryan Adriandhy itu kemungkinan juga bakal tayang di luar negeri.

Situs internasional Variety pada Senin (7/4) menyebut Jumbo bakal tayang sejumlah negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam. Selain itu, Don dkk juga bakal "pentas" ke beberapa negara di Asia Tengah serta Eropa seperti Rusia dan Ukraina.

“Setidaknya, dengan semakin banyaknya orang yang menyadari kualitas film Jumbo, masih ada harapan kalau anak-anak saya yang juga hobi menggambar itu bisa menyalurkan hobinya di masa depan sebagai pekerjaan yang layak di Indonesia,” pungkas Fransiska.

Yap, Jumbo memang lebih dari sekadar film animasi biasa. Ada harapan yang tersemat dari film tersebut. Di saat gempuran penggunaan AI yang serampangan dilakukan di mana-mana, termasuk dari sisi pemerintah, film ini membuka harapan besar bagi pekerja seni untuk terus bertahan, dan bahkan membaik kondisinya di Tanah Air. (Arie Widodo/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: