Inibaru.id - Doom spending adalah fenomena di mana seseorang melakukan pembelian secara impulsif sebagai respons terhadap stres atau kecemasan. Istilah ini semakin sering dikaitkan dengan kaum milenial, yang kerap menghadapi tekanan finansial, pekerjaan, dan tuntutan sosial. Alih-alih menabung atau berinvestasi, mereka justru memilih untuk menghabiskan uang sebagai pelarian dari masalah.
Tekanan finansial dan ketidakpastian ekonomi, seperti meningkatnya biaya hidup dan sulitnya mendapatkan pekerjaan stabil, sering kali menjadi pemicu utama perilaku ini. Doom spending juga diperparah oleh kemudahan berbelanja online dan tawaran diskon yang menggoda.
Dengan satu klik, barang-barang yang mungkin nggak diperlukan bisa tiba di depan pintu tanpa banyak pertimbangan.
Bagi banyak milenial, doom spending seolah menjadi cara untuk memberikan kepuasan sesaat di tengah tekanan hidup. Sayangnya, kebiasaan ini dapat menimbulkan dampak jangka panjang, seperti kesulitan keuangan dan utang yang semakin menumpuk.
Apalagi, pembelian impulsif yang nggak direncanakan sering kali nggak memberikan kebahagiaan yang bertahan lama.
Baca Juga:
Milenial Bergaya Quiet Luxury? Bisa kok!Untuk mengatasi doom spending, milenial perlu meningkatkan kesadaran finansial dan mengelola stres dengan cara yang lebih sehat. Membuat anggaran belanja, menabung, serta berfokus pada pembelian yang lebih bijak dan sesuai kebutuhan, dapat membantu mencegah perilaku ini.
Selain itu, mencari alternatif cara untuk mengelola stres, seperti berolahraga, bermeditasi, atau mencari hobi baru, bisa menjadi solusi yang lebih baik dibandingkan belanja impulsif.
Jadi, jangan dikit-dikit belanja dengan kedok self-reward ya, Millens. (Siti Zumrokhatun/E05)