Inibaru.id – Siapa bilang sarung tenun sudah sulit untuk laku di Tanah Air? Nyatanya, Sarung tenun tradisional asli Magelang dengan jenama Botol Terbang masih masih eksis hingga sekarang. Peminat sarung tersebut bahkan nggak hanya dari dalam negeri saja, melainkan juga dari luar negeri. Keren!
Di pabrik sarung Botol Terbang, salah seorang perajin sarung tenun bernama Sumadyo mengaku disibukkan dengan 80 pesanan sarung tenun sejak awal Ramadan tahun ini.
“Biasanya sih jelang Lebaran pesanan bakal lebih banyak,” ungkapnya di pabrik yang berlokasi di Kelurahan Potrobangsan, Kecamatan Magelang Utara, Kota Magelang, Jawa Tengah sebagaimana dikutip dari Tribunnews, Rabu (5/4/2023).
Laki-laki berusia 67 tahun tersebut mengaku sarung Botol Terbang biasanya dijual di dua toko yang ada di Kota Magelang, yaitu Toko Bares dan Trio, serta satu toko lainnya di Muntilan, Kabupaten Magelang. Nggak hanya itu, pabrik sarungnya juga menerima pesanan dari luar negeri, khususnya dari kawasan Timur Tengah.
“Terakhir mengirim 500 buah sarung ke negara Arab,” lanjutnya.
Sumadyo adalah salah seorang dari sekian banyak pekerja pabrik sarung yang masih memakai alat tenun tradisional tersebut. Dia mengaku sudah bekerja di tempat tersebut sejak 1982. Pengalaman bertahun-tahun membuatnya kini ditunjuk menjadi pengawas produksi di pabrik tersebut.
“Saya pekerja generasi kelima. Soal produksi, sarungnya ini alusan atau hand made. Kita memang fokusnya ke situ. Jadi kalau ada pesanan dan kami merasa nggak akan bisa memenuhinya, kami memilih untuk menolaknya. Jadi kualitas hasil sarungnya tetap terjaga,” ucapnya sebagaimana dimuat Suara, Kamis (6/4).
Mengingat alat tenunnya masih tradisional, Sumadyo mengaku jika belum tentu seorang pekerja mampu menyelesaikan satu sarung dalam sehari. Terkadang, satu sarung baru bisa diselesaikan dalam dua atau tiga hari.
Tapi, karena kualitas sarung tenun yang dihasilkan sangat bagus, jangan heran jika harga sarung Botol Terbang cukup mahal. Di e-commerce, harganya bisa mencapai Rp850 ribu, lo.
“Motif sarung yang kami produksi beragam. Ada motif Prapatan, Tejo, Kolong Satu, Kolong Dua, Sidomukti, Putihan, Kotak, serta yang paling banyak peminatnya, yaitu motif Kawung,” lanjut Sumadyo.
Sayangnya, untuk menjaga kualitas sarung tenun tersebut, pabrik sarung yang sudah eksis sejak dekade 1950-an tersebut harus mengimpor benang katun kasar dari India, Jepang, dan Tiongkok. Benang-benang tersebut bisa didapatkan dari pedagang besar yang ada di Surakarta, Tegal, serta Pekalongan. Mereka belum bisa menemukan benang dengan kualitas setara dari pasar lokal.
Semoga saja sarung tenun Botol Terbang tetap eksis dan semakin laris, ya, Millens. (Arie Widodo/E05)