BerandaHits
Selasa, 27 Mar 2023 10:49

Dulu untuk Candaan, Sekarang Perang Sarung untuk Tawuran

Perang sarung, aksi berbahaya yang sering terjadi selama bulan Ramadan. (Dok Polresta Bogor Kota)

Dulu, perang sarung dilakukan sebagai candaan antarteman. Kini, perang sarung identik dengan tawuran. Tahukah kamu bahaya apa yang bisa terjadi akibat perang sarung yang belakangan marak lagi?

Inibaru.id – Nggak hanya petasan atau mercon yang bikin resah selama Ramadan, perang sarung juga. Di sejumlah tempat, aparat kepolisian bahkan sampai menertibkan sejumlah remaja yang melakukannya karena dianggap berbahaya.

Pada Sabtu (25/3/2023) lalu, Kepolisian Resor Kota Surakarta, Jawa Tengah mengamankan 14 pemuda di Perempatan Gading jelang waktu santap sahur. Mereka diduga akan melakukan perang sarung. Meski para pemuda tersebut kemudian dilepas, mereka dibina untuk nggak lagi melakukan aksi berbahaya tersebut.

“Kami imbau kepada masyarakat untuk nggak melakukan perang sarung karena hal ini sudah sangat meresahkan,” ucap Kepala Satuan Samapta Polresta Solo Kompol Arfian Riski Dwi Wibowo sebagaimana dilansir dari Merdeka, Senin (26/3).

Perang sarung juga terjadi di wilayah-wilayah lain di Jawa Tengah. Pada Minggu (25/3), sejumlah pemuda ditangkap di Gang Syuhada Utara, Kota Semarang karena akan melakukan perang sarung yang berbahaya. Pasalnya, mereka mengisi sarung dengan batu dan dililit dengan kawat.

Bahaya Perang Sarung

Perang sarung kini identik dengan tawuran. Sarung diisi batu atau benda berbahaya lainnya. (Katasiber)

Belum jelas sejak kapan atau dari mana asal mula dari perang sarung selama Bulan Ramadan. Satu hal yang pasti, kegiatan ini sudah dikenal pada dekade 1980-an. Tapi, saat itu perang sarung dilakukan sebagai candaan antar-teman, bukannya sebagai tawuran seperti sekarang.

“Kalau zaman dahulu, istilahnya adalah ucing babuk atau kucing pukul. Sama-sama sarungnya diikat ujungnya dan dipakai untuk memukul lawan. Tapi, dulu nggak kriminal seperti sekarang,” cerita Ketua Komunitas Tjimahi Heritage Machmud Mubarok sebagaimana dilansir dari Suara, Rabu (13/4/2022).

Dia juga menyebut perang sarung dilakukan anak-anak atau remaja sembari menunggu waktu salat tarawih. Karena hanya sebatas candaan, nggak ada yang terluka akibat aktivitas ini. Setelah waktu salat Isya tiba, perang sarung pun dihentikan.

“Kalau sekarang malah memakai batu yang dimasukkan ke sarung. Kalau itu memang niatnya mencelakai,” keluh Machmud.

Hal yang sama diungkap PS Kasubsi Penmas Polres Kebumen Catur Nugraha. Dia menganggap perang sarung bisa menyebabkan cedera yang nggak bisa disepelekan.

“Kalau dilihat dari barang bukti (sarung diisi batu atau benda berbahaya lainnya), perang sarung bisa menyebabkan cedera kepala ringan dan berat,” ungkapnya sebagaimana dilansir dari Merdeka, Rabu (13/4/2022).

Melihat fakta ini, Polda Jateng dan jajaran pun mengaku bakal semakin sering mengadakan patroli pada jam-jam perang sarung bisa terjadi seperti jelang sahur atau jelang salat subuh. Masyarakat pun diminta untuk nggak ragu melapor jika melihat perang sarung. Jika pelaku terbukti melakukan tindakan berbahaya, polisi berjanji akan memrosesnya secara hukum.

“Kami akan tindak tegas secara hukum yang berlaku jika memang terbukti ada pelanggaran pidana di dalamnya,” ucap Kabidhumas Polda Jateng Kombes Pol Iqbal Alqudusy sebagaimana dikutip dari Liputan6, Minggu (26/3).

Duh, nggak nyangka ya Millens, perang sarung yang awalnya untuk senang-senang, kini malah jadi tawuran yang membahayakan. Sebaiknya kita nggak ikut-ikutan tren negatif itu. (Arie Widodo/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: