BerandaHits
Selasa, 25 Jul 2022 12:11

Dihujat Netizen, Baim Bilang Citayam Fashion Week Milik Indonesia

Citayam Fashion Week semakin menjadi magnet para anak muda dan beberapa artis untuk turut berpatisipasi di dalamnya. (Katadata/Muhammad Zaenuddin)

Keputusan Baim Wong mendaftarkan nama Citayam Fashion Week menjadi HKI menuai kritikan dan cibiran dari netizen. Bagaimana reaksi Baim?

Inibaru.id - Tiada hari tanpa membahas pro dan kontra dari Citayam Fashion Week. Kabar paling anyar Youtuber sekaligus artis Baim Wong dan influencer Indigo Aditya Nugraha mendaftarkan nama “Citayam Fashion Week” ke Pangkalan Data Kekayaan Intelektual (PDKI) untuk mendapatkan Hak Kekayaan Intelektual (HKI).

Tindakan keduanya yang bukan inisiator tren tersebut dinilai nggak etis oleh sebagian artis lain dan para warga internet.

Sebuah cuitan di Twitter dari komika dan sutradara Ernest Prakasa yang mengungkap kegeramannya mendapat banyak dukungan dari netizen. Inilah bunyi cuitan tersebut.

HAKI itu dibuat untuk melindungi kreator, agar pekerja kreatif bisa sejahtera dari ide & karya mereka sendiri. Bukannya dulu-duluan maen sikat mumpung belum ada yang daftarin. Tolong lah dipake akal sehat & hati nuraninya,” tulisnya di akun @ernestprakasa, Minggu (24/7).

Nggak hanya Ernest, sejumlah netizen juga menyerang Baim Wong dan Paula Verhoeven di Instagram pribadi mereka.

“Created by the poor, stolen by the rich,” tulis sejumlah akun Instagram seperti @hashira.meme, @sabilanindi, dan @ferdyrito.

Melihat kritikan dan hujatan yang deras berdatangan kepadanya, Baim beberapa waktu lalu akhirnya memberikan sebuah klarifikasi. Melalui postingan di Instagram, aktor keturunan Tionghoa Sunda itu menyatakan bahwa Citayam Fashoin Week bukanlah miliknya.

"Ini milik Indonesia. Saya hanya orang yang mempunyai visi menjadikan Citayam Fashion Week wadah yang legal dan nggak musiman," tulisnya.

Prinsip 'Siapa Duluan, Dia Dapat' HKI

Kritik tajam warganet kepada Baim Wong terkait pengajuan HKI cukup beralasan karena realitanya, prinsip yang dipakai pemerintah dalam melindungi merek di Indonesia adalah first to file atau dalam bahasa kerennya, 'siapa cepat, dia dapat'.

"Siapa yang mengajukan lebih dahulu, dialah yang mendapatkan perlindungan dari negara," jelas Koordinator Permohonan dan Publikasi Direktorat Merek dan Indikasi Geografis DJKI Adel Chandra.

Baim Wong dihujat karena mengajukan HAKI atas merek 'Citayam Fashion Week'. (YouTube Baim Paula)

Jika memang nantinya Baim Wong atau Aditya Nugraha benar-benar mendapatkan HAKI atas jenama tersebut, maka orang-orang yang memakai jenama tersebut harus membayar royalti. Kalau nggak, mereka bisa mendapatkan hukuman pidana penjara paling lama satu tahun atau denda maksimal Rp 100 juta sesuai dengan Pasal 113 ayat 1 UU Hak Cipta.

Pengajuan Ditolak Jika Masyarakat Keberatan

Melihat kritik tajam dari warganet terkait dengan isu ini, Koordinator Humas Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kemenkumham Irma Mariana angkat bicara. Dia menyatakan bahwa pengajuan HAKI atas jenama "Citayam Fashion Week" itu nggak semudah membalik telapak tangan. Prosesnya panjang dan juga membutuhkan persyaratan yang nggak sedikit.

Kemenkumham bakal melakukan pemeriksaan sesuai dengan prosedur. Jika memang persyaratan lengkap, pihak yang mengajukan baru bisa mendapatkan sertifikat HKI dalam waktu dua bulan.

Jika masyarakat keberatan terhadap pengajuan tersebut, maka Kemenkunham akan melakukan pemeriksaan substanstif yang berlangsung selama 150 hari kerja.

“Kalau ada masyarakat yang merasa keberatan, maka bisa saja (pengajuan HAKI) itu dibatalkan,” terang Irma.

Tren Citayam Fashion Week memang cukup fenomenal ya, Millens. Kalau menurutmu, perlukah publik figur seperti Baim Wong dan Aditya Nugraha mengajukan HKI atas Citayam Fashion Week? (Tri,Kom,Twi,Kat,Zigi/IB09/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024