BerandaHits
Selasa, 25 Sep 2023 11:32

Di Desa Randegan Sidoarjo, Warga Dilarang Jualan Nasi

Di Desa Randegan, Sidoarjo, warga dilarang berjualan nasi. (Musemedia)

Sejumlah orang pernah mencoba jualan nasi di Desa Randegan. Hasilnya, mereka mendapatkan kesialan sebagaimana yang dipercaya warga setempat.

Inibaru.id – Karena makanan pokok orang Indonesia adalah nasi, wajar jika tempat-tempat makan selalu menyediakan nasi. Tapi, khusus untuk tempat makan di Desa Randegan, Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, nggak ada satu pun yang menjual nasi. Apa alasannya, ya?

Kalau kamu mampir ke desa yang hanya berjarak kurang lebih 5 kilometer dari pusat kabupaten Sidoarjo ini, nggak akan ada penjual nasi rawon, nasi goreng, atau warteg yang menyediakan nasi. Meski begitu, kamu bisa menemukan olahan nasi seperti lontong pada warung lontong tahu, lontong mi, dan sebagainya.

Mengapa bisa begitu? Ternyata hal ini disebabkan oleh warga setempat yang memiliki kepercayaan turun-temurun nggak boleh berjualan nasi di desa tersebut. Kalau nekat melakukannya, mereka yakin akan mendapatkan kesialan.

“Warga Randegan percaya kalau jualan nasi, bakal kena sial," ungkap salah seorang pengurus RT di desa tersebut, Sholkan sebagaimana dilansir dari Detik, Senin (28/8/2023).

Hal serupa diungkap penjual lontong lodeh di wilayah RT1/RW1 bernama Anik. Dia sudah mengetahui pantangan ini sejak kecil, tepatnya dari neneknya. Selain dilarang jualan nasi, warga juga dilarang membuka usaha rujak ulek.

“Konon, kalau ada yang nekat jualan nasi, nggak hanya sering kena sial, rumah tangganya juga jadi nggak harmonis. Saya sendiri nggak berani melanggar agar selamat dan mendapatkan rezeki yang barokah," ungkap Anik.

Meski dilarang berjualan nasi, warga Desa Randegan masih boleh jualan lontong seperti lontong tahu. (Jurnaba)

Apa yang diungkap Sholkan dan Anik nggak asal cuap, Millens. Soalnya, sudah ada kasus yang membuktikan bahwa pantangan tersebut memang harus dipatuhi. Jadi, ceritanya pada 2002 lalu, ada warga pendatang yang nekat membuka usaha nasi goreng di pinggir jalan. Dia berpikir akan untung karena nggak ada pesaing yang berjualan hal serupa.

Warga sudah mengingatkan penjual nasi goreng tersebut namun nggak digubris. Nggak disangka, baru tiga kali berjualan, musibah mendatanginya.

“Pas melayani pembeli, gerobaknya terbakar sendiri. Saking besarnya api, penjualnya lari terbirit-birit,” cerita Sholkan.

Yang lebih mengherankan, warga Randegan juga tetap nggak boleh berjualan nasi meski sudah tinggal di desa lain. Ada beberapa orang yang sudah mencobanya dan akhirnya berujung pada kegagalan bisnis tersebut. bahkan, rumah tangganya berantakan.

Konon, pantangan ini berawal dari petuah Mbah Sosro, leluhur yang jadi "pembabat alas" alias pembuka lahan yang kemudian jadi cikal bakal Desa Randegan. Nah, pada zaman dahulu, dia melihat penjual nasi nasibnya menyedihkan. Karena alasan inilah, dia berpesan kepada anak cucunya yang juga tinggal di Desa Randegan untuk nggak berjualan nasi. Alasannya, agar nggak mengalami nasib sebagaimana yang dialami penjual nasi pada masa itu.

Setiap desa memiliki tradisi dan pantangannya masing-masing. Menarik untuk kita simak untuk memperluas wawasan kita ya, Millens? (Arie Widodo/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: