BerandaHits
Sabtu, 22 Sep 2023 16:32

Di Breakfast Summit, Menlu Sampaikan Tiga Hal Terkait Kenaikan Air Laut

Kenaikan permukaan air laut mengancam negara kepulauan. (via Lampost)

Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi berbicara tentang perlunya penguatan masyarakat pesisir dalam menghadapi kenaikan air laut karena perubahan iklim.

Inibaru.id - Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi berbicara tentang perlunya penguatan masyarakat pesisir dalam menghadapi kenaikan air laut dalam sebuah pertemuan Breakfast Summit yang diadakan di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB. Dalam pertemuan ini, Indonesia bersama dengan Tuvalu, Palau, Marshall Island, dan UN Global Center for Climate Mobility membahas dampak serius dari kenaikan permukaan laut akibat perubahan iklim.

"Jadi, kalau kita lihat negara-negara yang jadi co-host adalah negara-negara kepulauan di Pasifik. Hal ini sangat dapat dipahami mengingat negara-negara kepulauan kecil tersebut sangat rentan terhadap dampak kenaikan permukaan laut akibat perubahan iklim," kata Retno, Jumat (22/9).

Dalam pernyataan pers virtual pada Jumat, 22 September 2023, Retno menjelaskan bahwa negara-negara kepulauan di Pasifik menjadi tuan rumah pertemuan tersebut, sebagaimana mereka sangat rentan terhadap dampak kenaikan permukaan laut. Indonesia, sebagai negara kepulauan, ikut ambil bagian dalam pertemuan ini karena juga menghadapi rentangan yang serupa terkait dengan kenaikan air laut.

"Nah, kenaikan air laut akan menyebabkan hilangnya ekosistem pesisir, salinasi atau penggaraman air tanah, dan juga rusaknya infrastruktur pesisir," serunya

Retno mengacu pada laporan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) yang menyatakan bahwa kenaikan permukaan laut dunia telah mencapai 20 centimeter dibandingkan dengan tahun 1900, dan jika emisi CO2 tetap tinggi, diperkirakan akan meningkat hingga 1 meter pada tahun 2100. Dampak dari kenaikan ini mencakup hilangnya ekosistem pesisir, penggaraman air tanah, dan kerusakan infrastruktur pesisir.

Menlu Retno Marsudi menyatakan bahwa kenaikan air laut adalah ancaman yang nyata bagi negara kepulauan seperti Indonessia. (Reuters)

Selain itu, Retno menyoroti fakta bahwa menurut IPCC, pada tahun 2050, sekitar 1 miliar orang akan terpapar oleh dampak kenaikan air laut ini. Oleh karena itu, dalam pertemuan tersebut, Retno menyampaikan tiga poin utama.

  1. Perlunya kerja sama dalam pencegahan dan mitigasi dampak kenaikan air laut;
  2. Meningkatkan upaya adaptasi iklim untuk memperkuat resiliensi masyarakat pesisir;
  3. Pentingnya menjaga integritas wilayah yang berpotensi terancam oleh kenaikan air laut, termasuk dengan memastikan adanya kerangka hukum internasional yang memadai.

Retno juga mengumumkan bahwa Indonesia akan menjadi tuan rumah pertemuan tingkat tinggi pertama dari Archipelagic and Island States (AIS) Forum, yang akan diselenggarakan di Bali pada 11 Oktober mendatang.

Pertemuan Breakfast Summit ini mencerminkan kesadaran global akan urgensi mengatasi kenaikan air laut dan dampaknya, serta perlunya kerja sama internasional yang kokoh untuk menghadapinya.

"Di dalam pertemuan tadi pagi, saya menyampaikan beberapa hal, antara lain, kenaikan air laut adalah ancaman yang memang nyata di depan mata kita, yang mengancam survival sehingga kita harus bersatu mengatasinya," kata Retno.

Kenaikan permukaan air laut memang harus ditanggulangi terutama bagi negara maritim seperti kita, Millens. (Siti Zumrokhatun/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT