BerandaHits
Minggu, 1 Jan 2022 17:21

Di Balik Nama yang Mirip dan Eratnya Kaitan Sejarah Kartasura dan Surakarta

Kartasura dan Surakarta punya kaitan erat dalam sejarah. (Kompas/Anggara Wikan Prasetya)

Di Jepang, terjadi perpindahan istana dari Kyoto ke Tokyo saat Restorasi Meiji. Menariknya, sekitar 100 tahun sebelumnya, terjadi juga perpindahan istana dari tempat dengan nama yang mirip, tapi di Indonesia, yakni Kartasura ke Surakarta. Seperti apa sih kisah Kartasura dan Surakarta yang unik ini?

Inibaru.id – Restorasi Meiji pada 1868 membuat keluarga Kekaisaran Jepang berpindah dari Kyoto dan Tokyo. Menariknya, sekitar seratus tahun sebelumnya, kasus yang mirip, yakni perpindahan keraton dari dua wilayah dengan nama yang mirip dan hanya dibalik terjadi. Namun, yang ini terjadi di Jawa. Pada 1745, Keraton Kartasura pindah ke Surakarta.

Kartasura dan Surakarta terpisah jarak yang nggak jauh-jauh amat, yakni sekitar 12 km saja. Beda cerita dengan jarak antara Istana Kekaisaran Kyoto dan Istana Kekaisaran Tokyo yang mencapai 454 km. Namun, kisah perpindahan lokasi kekuasaan monarki dari dua tempat dengan nama yang mirip ini sering jadi cerita para ahli sejarah.

Kita bahas dulu yak nama Surakarta yang merupakan salah satu kota besar di Jawa Tengah. Sebaliknya, Kartasura adalah sebuah kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Sukoharjo. Sukoharjo dan Surakarta sendiri bertetangga, Millens. Makanya perpindahan keraton pada zaman dulu memungkinkan terjadi.

Yang menarik, karena sama-sama memakai nama yang berasal dari Bahasa Sansekerta “Karta” yang artinya “makmur” dan “sura” yang artinya “berani”, bisa dikatakan kedua wilayah ini bisa diartikan sebagai wilayah dengan orang-orang yang berani memperjuangkan kemakmuran.

Kaitan Sejarah Kartasura dan Surakarta

Keraton Kartasura dipindahkan ke Surakarta pada 1745. (KSMTour)

Pada 1745, atau tepatnya 17 Muharram 1670, Kerajaan Mataram Islam memutuskan untuk memindahkan keratonnya dari Kartasura ke Surakarta. Dipimpin oleh Susuhunan Paku Buwono II (1729-1749), bersama dengan seluruh pejabat dan anggota kerajaan, semua berpindah dari Kartasura sejak pagi diiringi dengan ratusan prajurit berkuda.

Saat itu, seluruh pusaka serta harta kerajaan ikut dipindahkan. Diperkirakan, di tengah hari, rombongan sudah sampai di keraton yang baru.

Perpindahan keraton ini disebabkan oleh kekacauan yang dialami Kerajaan Mataram Islam sejak masa Amangkurat I. Saat itu, pemerintahan Amangkurat mendapatkan serangan dari Trunojoyo dan terdesak hingga akhirnya meninggalkan pusaka Mataram kepada Adipati Anom (Amangkurat II).

Amangkurat II dibantu Belanda untuk mengalahkan Trunojoyo. Namun, Keraton Pleret sudah rusak sehingga keraton akhirnya dipindahkan ke Wanakerta. Pada 11 September 1680, Wanakerta diganti namanya jadi Kartasura Hadiningrat.

Tatkala Amangkurat II wafat pada 1702, pemberontakan yang dilakukan adiknya, Pangeran Puger, Untung Surapati, dan anak buah Trunojoyo semakin menjadi. Paku Buwana II, penerus tahta Mataram Islam usai Amangkurat Mas, Sunan Paku Buwana, dan Sunan Prabu Hamangkurat Jawi akhirnya memutuskan untuk memindahkan keraton dari Kartasura ke Surakarta. Alasannya, keraton di Kartasura terus mengalami kerusakan akibat sering diserang pemberontak.

Hm, ternyata cukup menarik juga cerita tentang Kartasura dan Surakarta ini, Millens. (Kom,Kek/IB09/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Cantiknya Deburan Ombak Berpadu Sunset di Pantai Midodaren Gunungkidul

8 Nov 2024

Mengapa Nggak Ada Bagian Bendera Wales di Bendera Union Jack Inggris Raya?

8 Nov 2024

Jadi Kabupaten dengan Angka Kemiskinan Terendah, Berapa Jumlah Orang Miskin di Jepara?

8 Nov 2024

Banyak Pasangan Sulit Mengakhiri Hubungan yang Nggak Sehat, Mengapa?

8 Nov 2024

Tanpa Gajih, Kesegaran Luar Biasa di Setiap Suapan Sop Sapi Bu Murah Kudus Hanya Rp10 Ribu!

8 Nov 2024

Kenakan Toga, Puluhan Lansia di Jepara Diwisuda

8 Nov 2024

Keseruan Pati Playon Ikuti 'The Big Tour'; Pemanasan sebelum Borobudur Marathon 2024

8 Nov 2024

Sarapan Lima Ribu, Cara Unik Warga Bulustalan Semarang Berbagi dengan Sesama

8 Nov 2024

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024