Inibaru.id – Meski drama Korea (drakor) Hometown ChaChaCha sudah usai beberapa minggu lalu, masih banyak orang yang terkesima dengan keindahan dan kearifan lokal dari Desa Gongjin. Memang, desa ini fiktif meski lokasinya bisa kamu temui di sekitar Kota Pohang. Namun, apa yang ditampilkan di Gongjin, yakni desa yang diisi kaum lanjut usia (lansia), memang benar-benar ada di Korea.
Hal yang sama saya temui saat tinggal beberapa bulan di Desa Dongoe-Ri, Kecamatan Munnae-Myeon, Kabupaten Haenam-Gun, Provinsi Jeollanam-Do pada 2009 lalu. Menariknya, apa yang diperlihatkan di desa ini mirip-mirip dengan yang ditunjukkan di Desa Gongjin. Maklum, keduanya sama-sama berada di tepi laut.
Desa kecil yang terisolir dan jauh dari kota-kota modern. Boro-boro ada mini market, semuanya hanya serba satu; toko kelontong serba ada yang cuma satu itu saja, klinik yang juga hanya ada satu itu saja, dan pasar tradisional yang dipenuhi dengan para lansia melakukan jual-beli dengan rambut pendek keriting dengan celana bermotif bunga-bunga ditampilkan dengan jelas di Hometown ChaChaCha.
Di Dongoe-ri, sangat jarang ditemui anak muda dengan usia SMA hingga orang dewasa dengan usia sampai 30-an. Di sana memang nggak ada SMA ataupun perguruan tinggi sehingga anak-anak muda memilih untuk pergi ke kota besar. Ada yang pindah ke kota terdekat seperti Mokpo, namun banyak pula yang pergi ke wilayah metropolitan Seoul dan sekitarnya.
Memang, di sana masih ada anak-anak SD ataupun SMP. Namun, semua orang tua tahu, mereka akan pergi jauh untuk menempuh pendidikan tinggi atau bekerja demi mendapatkan nafkah dengan gaji lebih menjanjikan di kota besar. Jarang ada anak muda yang memilih untuk menetap seperti Hong Dusik di Desa Gongjin.
Alhasil, pemandangan yang sangat kontras bisa kamu lihat di Dongoe-ri setiap hari. Para lansia yang tetap aktif mengolah hasil laut untuk dijual, membawa hasil panen ke pasar sembari membawa ATV, traktor kecil, hingga sepeda motor listrik atau sekadar berbelanja di pasar pusat desa, dan di sekitarnya hanya ada anak-anak kecil usia SD dan SMP yang aktif bermain.
Sementara orang-orang tua anak ini bekerja dan pulang sore atau malam, usai sekolah, anak-anak ini biasanya dititipkan di Child Center yang biasanya terafiliasi dengan gereja sekitar. Di sana, mereka mendapatkan makan malam, tempat belajar, tempat mengerjakan PR, hingga bisa menggunakan fasilitas komputer untuk berselancar di dunia maya.
Tingkat Kelahiran di Korea Selatan Semakin Menurun
Kamu tahu nggak, tingkat kelahiran di Korea Selatan semakin menurun? Menurut laporan 25 Agustus 2021 lalu saja, persentasenya sampai -10 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini berdampak pada semakin jarangnya terlihat anak-anak atau generasi muda, khususnya di silver town, kota-kota kecil, atau di desa-desa seperti Gongjin dan Dongoe-Ri.
Ditambah dengan tingginya arus urbanisasi ke kota-kota besar seperti kawasan Metropolitan Seoul, Busan, Gwangju, dan sekitarnya, Pemerintah Korea Selatan pun khawatir lama-kelamaan kota atau desa-desa kecil bakal punah atau terbengkalai karena ditinggal penduduk muda sekaligus karena banyak lansia yang meninggal. Contohlah yang sudah hampir mengalami hal ini adalah sebuah desa di Pulau Nokdo.
Pemerintah pun memutuskan untuk mengembangkan lokasi-lokasi wisata di kota-kota kecil atau desa. Industri perikanan, peternakan, dan pertanian pun juga semakin diperhatikan. Harapannya, banyak generasi muda atau generasi produktif yang akhirnya mau tinggal di silver town tersebut.
Di Korea, wilayah yang kaya akan hasil laut juga mendapatkan kebijakan sewa kapal lebih murah bagi para nelayan sejak 2019. Banyak lahan-lahan pertanian yang juga ditawarkan ke masyarakat dengan harga murah, bahkan ada yang disewakan secara gratis, seperti di Kecamatan Gohyeon-Myeon yang ada di Namhae-Gun, Provinsi Gyeonsangnam.
Keberadaan drama Hometown ChaChaCha juga menjadi salah satu promosi bagi kota-kota dan desa kecil tersebut. Meski nggak segemerlap kota-kota besar seperti Seoul, desa-desa ini menawarkan keindahan dan kearifan lokal, sebagaimana yang bisa kamu rasakan dari interaksi para penduduk Desa Gongjin yang hangat. (Cnn/IB09/E05)