Nah, buat kamu yang merasa kesulitan melakukannya, berikut adalah panduan dan tips dalam menentukan besaran THR yang sesuai. Oya, sebelumnya, perlu diingat bahwa momen pemberian angpao lebaran dapat dimanfaatkan
untuk mengedukasi anak-anak tentang pengelolaan keuangan.

Jadi, melalui bagi-bagi THR ini, sebaiknya kita juga sekaligus bisa mengajarkan anak untuk menabung, membelanjakan uang dengan bijak, atau bahkan
berinvestasi. Dengan demikian, anak dapat memahami nilai uang dan pentingnya
perencanaan keuangan sejak dini.​

Memberikan THR kepada orang tua adalah
bentuk penghormatan dan rasa terima kasih atas segala pengorbanan mereka. Nominal
yang diberikan sebaiknya disesuaikan dengan kemampuan finansial masing-masing
individu.

Nggak ada standar baku mengenai jumlah
yang harus diberikan; yang terpenting adalah niat tulus dan keikhlasan dalam
memberi. Selain uang tunai, bentuk apresiasi lain seperti memberikan barang
yang dibutuhkan atau diinginkan oleh orang tua juga dapat menjadi alternatif. 

Menentukan nominal THR untuk keponakan
dapat mempertimbangkan beberapa faktor, seperti usia, kedekatan hubungan, dan
kemampuan finansial pemberi. Berikut rekomendasi besaran THR berdasarkan
kategori usia dan hubungan. 

Perencana keuangan Prita Ghozie
menyarankan agar total alokasi untuk bagi-bagi THR nggak melebihi 5 persen dari
total THR yang kita terima. Jika dana terbatas, penyesuaian nominal atau
pengurangan pos pengeluaran lain dapat dilakukan.

&nbsp;Mengatur Keuangan untuk Angpao Lebaran

Agar pembagian THR tidak mengganggu
kestabilan keuangan, berikut beberapa tips yang dapat diterapkan:​

Sisihkan 10 persen dari THR untuk kebutuhan
pribadi atau keluarga inti, seperti rekreasi atau membeli kebutuhan anak.​

Alokasikan sekitar 20 persen dari THR untuk
membeli hadiah atau hampers lebaran bagi keluarga dan kerabat.​

Sediakan 20-25 persen dari THR untuk angpao
bagi anak-anak dan anggota keluarga lainnya, termasuk orang tua. 

Gunakan sisa THR untuk kebutuhan
sehari-hari dan dana darurat, setidaknya untuk tiga bulan ke depan. 

Alternatif
Pemberian THR Selain Uang Tunai

Selain memberikan uang tunai, terdapat
alternatif lain yang dapat dijadikan pilihan untuk THR, antara lain: 

Memberikan emas dalam bentuk logam
mulia dengan berbagai ukuran dapat menjadi investasi jangka panjang bagi
penerima.​

Memberikan voucher belanja, game, atau
hiburan sesuai dengan minat dan kebutuhan keponakan dapat menjadi pilihan yang
menarik.​

Perlu kamu tahu, pemberian dalam bentuk non-tunai ini
dapat memberikan nilai tambah dan pengalaman berbeda bagi penerimanya. Selain itu, pemberian non-tunai juga akan menambah nilaimu, termasuk menegaskan karaktermu. Jadi, alternatif ini nggak ada salahnya kamu coba untuk lebaran tahun ini.

Pada
akhirnya, besaran THR yang diberikan sebaiknya disesuaikan dengan kemampuan
finansial dan niat tulus untuk berbagi. Pemberian THR bukan hanya tentang
nominal, tetapi juga tentang makna kebersamaan dan kepedulian terhadap sesama. Sepakat, Millens? (Siti Khatijah/E07)

Inibaru.id
- Memberikan tunjangan hari raya (THR) kepada pekerja merupakan tradisi yang kerap dilakukan saat
Idulfitri di Indonesia. Setelah menerimanya, mereka biasanya akan membagian sebagian THR kepada kepada anggota keluarga, termasuk orang
tua dan keponakan.

Namun, menentukan nominal "angpao lebaran" yang tepat rupanya bukanlah pekerjaan mudah. Kita nggak mau memberikan terlalu banyak karena takut menggerus tabungan, tapi nggak enak jika yang diberikan terlalu kecil.&nbsp;

Seperti menentukan gaji yang diinginkan saat wawancara kerja, menentukan THR anak dan keponakan untuk 'angpao' lebaran juga bukan perkara gampang. GImana caranya?

Hitung-Hitung 'Angpao' Lebaran, Berapa Banyak THR Anak dan Keponakan?

“Pas merasa sudah punya banyak
pelanggan, barulah Pak Min berani membuka warung di Kalitaman,” ucap Ngadi pada
Senin (24/3/2025).

Selain berlokasi di dekat pemandian
yang nggak pernah sepi wisatawan, ada alasan lain yang bikin Tahu Campur Pak
Min terus ramai pelanggan, yaitu cita rasanya yang hampir nggak pernah berubah
sejak hampir lima dekade yang lalu.

Rasa yang khas dan istimewa inilah yang bikin
pelanggan kangen dan akhirnya balik lagi di kemudian hari. Maka, jangan heran kalau setiap datang ke sini kamu berhadapan dengan antrean panjang yang rapat, ya!

“Sebetulnya, saya nggak ngerti mengapa banyak pelanggan menyebut tahu campur ini istimewa. Tahu campurnya sama saja dengan
masakan serupa pada umumnya yang berisi tauge, kol, potongan bakwan, tahu, lontong,
serta kerupuk karak yang disiram sambal kacang, kok!” jelas Ngadi.

Saking ramainya, dalam sehari warung yang buka dari pukul 07.30 sampai 15.00 WIB ini bisa menjual nggak kurang dari 150
porsi dengan harga satuan Rp10 ribu. Pada akhir pekan
atau musim liburan, mereka bahkan bisa menjual hingga dua kali lipat lebih banyak. Keren kan?

“Yang pasti jam ramainya pas makan siang. Banyak yang antre untuk bisa duduk makan di sini,” ungkap Ngadi.

Konsistensi rasa tahu campur di tempat Pak Min memang nggak terbantahkan lagi. Hal tersebut dikonfirmasi langsung oleh Ezra Prasetya, salah seorang pelanggan yang sudah mengenal tempat tersebut sejak kecil.

Semenjak diajak oleh orang tuanya untuk makan tahu campur di tempat ini, Ezra mengaku nggak bisa melupakan cita rasanya yang khas. Sekarang, tiap akhir pekan, jika nggak sedang disibukkan dengan pekerjaan, dia mengaku hampir selalu menyempatkan diri ke tempat ini.

“Rasanya enak, murah, dan ada
banyak kondimen tambahan yang bisa dicicipi seperti mendoan, bakwan, satai usus, dan
kerupuk. Suasana makannya juga adem karena ada di bawah pohon beringin
Kalitaman,” ceritanya terkait warung tersebut.

Duh, jadi makin penasaran nih
mencicipi kelezatan Tahu Campur Pak Min di Salatiga. Yuk kapan kita datang ke
sana, Millens? (Arie Widodo/E10)

Inibaru.id – Pengin wisata
kuliner yang berbeda di Salatiga? Coba deh kamu berkendara ke Pemandian
Kalitaman dan mengecek satu per satu tempat makan yang ada di seberangnya. Kalau beruntung, kamu akan menemukan warung Tahu Campur Pak Min yang sudah berdiri hampir setengah abad.

Ngadi, salah seorang karyawan di kedai tersebut mengatakan, Pak Min sudah berjualan tahu campur sejak
1976 alias 49 tahun yang lalu. Sebelum menetap di Jalan Kalitaman, dia menjajakan tahu campur menggunakan gerobak keliling di jalanan Salatiga yang kontur topografinya lumayan menantang.

Eksis sejak 1976, rasa Tahu Campur Pak Min kabarnya nggak pernah berubah sejak warungnya kali pertama berdiri. Seenak apa sih?

Setengah Abad Tahu Campur Pak Min Manjakan Lidah Warga Salatiga

Legenda tentang Dewi Sri memiliki berbagai versi, tetapi salah satu kisah yang paling populer menceritakan bahwa Dewi Sri berasal dari kahyangan dan merupakan saudara dari Dewa Sadono. Keduanya awalnya adalah anak raja di kahyangan, tetapi karena suatu konflik, mereka diturunkan ke bumi dalam bentuk benih. Ada versi yang mengatakan ia diusir ayahnya bersama sang adik, Dewa Sadono. Konon, sang adik menolak permintaan ayahnya untuk menikah karena nggak mau melangkahi kakanya, Dewi Sri. Sang Ayah murka dan menuding bahwa semua ini gara-gara sang Dewi. Kemudan, keduanya diusir. 

Dewi Sri kemudian menjadi padi, sementara Dewa Sadono menjadi ular penjaganya. Jadi, sepertinya masuk akal ya kenapa di sawah banyak ularnya? Ia menjaga padi agar nggak dimakan tikus.

Dalam mitologi Jawa, Dewi Sri sering dikaitkan dengan kehidupan dan kemakmuran. Keberadaannya dipercaya membawa berkah bagi para petani agar mendapatkan hasil panen yang melimpah. Oleh karena itu, masyarakat sering mengadakan ritual atau upacara untuk menghormatinya.

Peran Dewi Sri dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Sebagai dewi kesuburan, Dewi Sri memiliki peran yang sangat besar dalam kehidupan masyarakat Jawa, terutama yang bergantung pada pertanian. Beberapa tradisi yang masih dilakukan untuk menghormati Dewi Sri antara lain:

1. Sesajen untuk Dewi Sri – Masyarakat Jawa sering meletakkan sesajen di lumbung padi atau di sawah sebagai bentuk penghormatan dan doa agar panen berhasil.

2. Ritual Wiwitan – Upacara adat sebelum panen yang dilakukan sebagai bentuk syukur dan permohonan restu kepada Dewi Sri.

3. Penggunaan Lumbung Padi – Lumbung atau tempat penyimpanan padi sering dihiasi dengan simbol-simbol yang dipercaya sebagai perwujudan Dewi Sri agar hasil panen tetap aman dan berkah.

4. Hiasan Rumah dengan Motif Dewi Sri – Banyak rumah tradisional Jawa yang memiliki ukiran atau gambar Dewi Sri sebagai simbol kemakmuran dan perlindungan.

Kepercayaan terhadap Dewi Sri juga tercermin dalam berbagai kesenian Jawa, seperti:

- Wayang Kulit – Beberapa lakon dalam pertunjukan wayang mengisahkan perjalanan Dewi Sri dan hubungannya dengan kesuburan tanah.

- Batik Motif Dewi Sri – Beberapa motif batik Jawa menggambarkan Dewi Sri sebagai simbol kemakmuran.

- Tari Dewi Sri – Beberapa daerah memiliki tarian yang menceritakan kisah Dewi Sri dan pengaruhnya dalam kehidupan agraris masyarakat.

Dewi Sri adalah simbol kesuburan dan kemakmuran yang telah menjadi bagian dari budaya Jawa selama berabad-abad. Kepercayaan terhadapnya nggak hanya menggambarkan hubungan erat masyarakat dengan alam, tetapi juga menunjukkan nilai-nilai spiritual dan rasa syukur atas berkah kehidupan.

Meskipun zaman telah berubah, warisan budaya ini masih terus dijaga oleh masyarakat sebagai bagian dari tradisi dan identitas mereka.

Menarik ya kalau kita menggali lebih dalam simbolisme dalam budaya Jawa seperti ini, Millens? (Siti Zumrokhatun/E05)

Inibaru.id - Dewi Sri adalah sosok yang sangat dihormati dalam kepercayaan masyarakat Jawa sebagai dewi kesuburan dan kemakmuran. Ia dipercaya sebagai pelindung padi dan sumber kehidupan, sehingga peranannya begitu penting dalam budaya agraris masyarakat Nusantara.

Kepercayaan terhadap Dewi Sri juga berkembang di berbagai daerah lain, seperti Sunda dan Bali, dengan penghormatan yang berbeda-beda.

Masyarakat Jawa percaya ia memiliki peran yang sangat penting karena merupakan sumber kehidupan.

Asal Usul Dewi Sri, Putri Raja Kahyangan yang Diturunkan ke Bumi Menjadi Benih Padi

Lantas, ada nggak sih cara menghentikan notifikasi pesan WhatsApp dari
nomor nggak dikenal yang lebih efektif selain hanya dengan memblokirnya? Nah,
berikut adalah beberapa hal yang bisa kamu lakukan, Millens.

Namanya juga Archive, fungsinya adalah mengarsipkan isi chat
dari sebuah kontak. Tapi, dengan mengarsipkan chat dari nomor nggak dikenal, kamu
jadi nggak lagi terganggu dengan notifikasi pesan dari nomor tersebut. Jadi,
kamu bisa deh mengabaikannya terus-menerus tanpa khawatir.

Nggak hanya untuk sebuah nomor kontak, fitur Archive juga
bisa diterapkan ke grup yang sudah malas untuk kamu tanggapi tapi nggak
enak untuk kamu tinggalkan.

Perannya mirip dengan fitur Archive, yaitu dengan membuatmu
nggak lagi terganggu dengan notifikasi pesan dari nomor-nomor yang nggak
dikenal atau yang malas untuk kamu tanggapi.

Bedanya, jika pesan di Archives biasanya
nggak akan kamu sadari keberadaannya kecuali saat kamu mengecek foldernya,
pesan yang di-mute bakal tetap terlihat saat kamu membuka WhatsApp, Millens.

3. Gunakan fitur pencegah masuk grup tidak dikenal

Terkadang, nggak hanya nomor nggak dikenal yang mengirim
pesan tiba-tiba. Ada juga yang tiba-tiba memasukkanmu ke grup yang nggak
dikenal. Nah, biar hal ini nggak terjadi, kamu bisa kok menggunakan fitur WhatsApp
yang bisa mencegah kontakmu dimasukan grup tidak dikenal.

Memang, cara-cara ini nggak benar-benar efektif mencegah
datangnya pesan dari nomor nggak dikenal ke kontak WhatsAppmu. Tapi,
setidaknya, kamu bisa lebih tenang dari notifikasi pesan-pesan yang nggak jelas
dan terindikasi penipuan. Setuju, Millens? (Arie Widodo/E10)

Inibaru.id – Selain pesan WhatsApp dari kurir paket,
seringkali pesan yang datang dari nomor nggak dikenal terindikasi penipuan. Hal
ini tentu bikin resah, bukan? Apalagi jika pesan yang datang cukup sering.

Meski sudah memblokir satu nomor yang terindikasi penipu,
terkadang ada juga penipu lain yang memakai nomor yang berbeda. Kalau sudah
begini, jadi capai kan memblokir orang lain terus?

Biar nggak lagi terganggu dengan notifikasi pesan WhatsApp dari nomor tidak dikenal, kamu bisa melakukan hal-hal berikut ini.

Cara Menghentikan Notifikasi Pesan WhatsApp dari Nomor Nggak Dikenal

Melansir Healthline, Cassie Bjork, pendiri Healthy Simple Life, menyebut bahwa gula melepaskan opioid dan dopamin di otak, sehingga memicu dorongan kompulsif untuk terus mengonsumsi makanan manis.

"Setiap kali kita makan makanan manis, jalur saraf di otak semakin terprogram untuk mendambakan gula," ujar Bjork.

Mengutip dari WebMD, berikut beberapa cara yang bisa membantu mengurangi ketergantungan terhadap gula:

   Jika ingin mengonsumsi makanan manis, ambillah dalam porsi kecil, seperti satu potong kue atau sepotong permen. Pastikan asupan kalorinya tetap terkendali, Nggak lebih dari 150 kalori.  

   Jika sulit menahan diri untuk nggak makan camilan manis, coba padukan dengan makanan sehat. Misalnya, mengombinasikan almond dengan kepingan cokelat hitam untuk tetap mendapatkan rasa manis, tapi lebih bernutrisi.  

   Permen karet bebas gula bisa menjadi alternatif untuk mengurangi keinginan makan gula berlebih. Mengunyahnya juga dapat membantu mengalihkan perhatian dari keinginan mengonsumsi makanan manis.  

   Mengonsumsi buah adalah cara sehat untuk mendapatkan rasa manis alami sekaligus memperoleh serat dan nutrisi penting bagi tubuh. Selain buah segar, kacang-kacangan dan biji-bijian juga bisa menjadi pilihan camilan sehat.

   Menjaga pola makan dengan interval setiap 3 hingga 5 jam membantu menstabilkan kadar gula darah. Dengan begitu, keinginan untuk mengonsumsi makanan manis bisa berkurang. Pilih makanan tinggi protein dan kaya serat seperti biji-bijian agar kenyang lebih lama dan tidak mudah tergoda oleh gula.  

Dengan menerapkan kebiasaan ini, seseorang dapat mengontrol asupan gula dan mencegah efek negatifnya bagi kesehatan. Apa kamu juga kecanduan gula, Millens? Kalau iya, lekas atasi ya! (Siti Zumrokhatun)

Inibaru.id - Terlalu sering mengonsumsi makanan dan minuman manis dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan agar asupan gula harian nggak melebihi 5 persen dari total kalori harian, atau sekitar enam sendok teh.

Jika konsumsi gula melebihi batas tersebut, seseorang berisiko mengalami sugar craving atau ketagihan gula. Kondisi ini merupakan bentuk adiksi di otak akibat asupan gula berlebih.

Terlalu sering mengonsumsi makanan dan minuman manis dapat menyebabkan ketagihan gula atau sugar craving yang berisiko bagi kesehatan. Agar nggak terjebak dalam pola konsumsi berlebihan, ada beberapa cara sederhana yang bisa dilakukan untuk mengontrol keinginan makan gula.

Hindari Ketagihan Gula dengan Tips Berikut Ini!

Desa kecil
yang terisolir dan jauh dari kota-kota modern. Boro-boro ada mini market, semuanya hanya serba satu; toko
kelontong serba ada yang cuma satu itu saja, klinik yang juga hanya ada satu itu saja, dan
pasar tradisional yang dipenuhi dengan para lansia melakukan jual-beli dengan
rambut pendek keriting dengan celana bermotif bunga-bunga ditampilkan dengan
jelas di Hometown ChaChaCha.

Di
Dongoe-ri, sangat jarang ditemui anak muda dengan usia SMA hingga orang dewasa dengan usia sampai 30-an. Di
sana memang nggak ada SMA ataupun perguruan tinggi sehingga anak-anak muda memilih untuk
pergi ke kota besar. Ada yang pindah ke kota terdekat seperti Mokpo, namun
banyak pula yang pergi ke wilayah metropolitan Seoul dan sekitarnya.

Memang, di
sana masih ada anak-anak SD ataupun SMP. Namun, semua orang tua tahu, mereka
akan pergi jauh untuk menempuh pendidikan tinggi atau bekerja demi mendapatkan
nafkah dengan gaji lebih menjanjikan di kota besar. Jarang ada anak muda yang memilih
untuk menetap seperti Hong Dusik di Desa Gongjin.

Alhasil,
pemandangan yang sangat kontras bisa kamu lihat di Dongoe-ri setiap hari. Para lansia
yang tetap aktif mengolah hasil laut untuk dijual, membawa hasil panen ke pasar
sembari membawa ATV, traktor kecil, hingga sepeda motor listrik atau sekadar berbelanja
di pasar pusat desa, dan di sekitarnya hanya ada anak-anak kecil usia SD dan SMP
yang aktif bermain.

Sementara
orang-orang tua anak ini bekerja dan pulang sore atau malam, usai sekolah,
anak-anak ini biasanya dititipkan di Child
Center yang biasanya terafiliasi dengan gereja sekitar. Di sana, mereka
mendapatkan makan malam, tempat belajar, tempat mengerjakan PR, hingga bisa
menggunakan fasilitas komputer untuk berselancar di dunia maya.

Tingkat
Kelahiran di Korea Selatan Semakin Menurun

Kamu tahu
nggak, tingkat kelahiran di Korea Selatan semakin menurun? Menurut laporan 25
Agustus 2021 lalu saja, persentasenya sampai -10 persen dibandingkan dengan
tahun sebelumnya. Hal ini berdampak pada semakin jarangnya terlihat anak-anak
atau generasi muda, khususnya di silver
town, kota-kota kecil, atau di desa-desa seperti Gongjin dan Dongoe-Ri.

Ditambah
dengan tingginya arus urbanisasi ke kota-kota besar seperti kawasan
Metropolitan Seoul, Busan, Gwangju, dan sekitarnya, Pemerintah Korea Selatan
pun khawatir lama-kelamaan kota atau desa-desa kecil bakal punah atau
terbengkalai karena ditinggal penduduk muda sekaligus karena banyak lansia yang
meninggal. Contohlah yang sudah hampir mengalami hal ini adalah sebuah desa di Pulau Nokdo.

Pemerintah
pun memutuskan untuk mengembangkan lokasi-lokasi wisata di kota-kota kecil atau
desa. Industri perikanan, peternakan, dan pertanian pun juga semakin
diperhatikan. Harapannya, banyak generasi muda atau generasi produktif yang
akhirnya mau tinggal di silver town
tersebut.

Di Korea,
wilayah yang kaya akan hasil laut juga mendapatkan kebijakan sewa kapal lebih
murah bagi para nelayan sejak 2019. Banyak lahan-lahan pertanian yang juga
ditawarkan ke masyarakat dengan harga murah, bahkan ada yang disewakan secara
gratis, seperti di Kecamatan Gohyeon-Myeon yang ada di Namhae-Gun, Provinsi
Gyeonsangnam.

Keberadaan
drama Hometown ChaChaCha juga menjadi
salah satu promosi bagi kota-kota dan desa kecil tersebut. Meski nggak
segemerlap kota-kota besar seperti Seoul, desa-desa ini menawarkan keindahan dan
kearifan lokal, sebagaimana yang bisa kamu rasakan dari interaksi para penduduk
Desa Gongjin yang hangat. (Cnn/IB09/E05)

Inibaru.id – Meski drama Korea (drakor) Hometown ChaChaCha sudah usai beberapa minggu lalu, masih banyak
orang yang terkesima dengan keindahan dan kearifan lokal dari Desa Gongjin.
Memang, desa ini fiktif meski lokasinya bisa kamu temui di sekitar Kota Pohang.
Namun, apa yang ditampilkan di Gongjin, yakni desa yang diisi kaum lanjut usia
(lansia), memang benar-benar ada di Korea.

Hal yang
sama saya temui saat tinggal beberapa bulan di Desa Dongoe-Ri, Kecamatan Munnae-Myeon,
Kabupaten Haenam-Gun, Provinsi Jeollanam-Do pada 2009 lalu. Menariknya, apa yang diperlihatkan
di desa ini mirip-mirip dengan yang ditunjukkan di Desa Gongjin. Maklum,
keduanya sama-sama berada di tepi laut.

Nggak hanya kearifan lokal warga Desa Gongjin, banyak penggemar drakor terkesima dengan keindahan desa ini di Hometown ChaChaCha. Padahal, desa ini adalah potret sempurna dari fenomena desa lansia yang masih marak ditemukan di Korea Selatan.

Desa Gongjin di Hometown ChaChaCha, Potret Fenomena Desa Lansia di Korea

Desa ini
sebenarnya masuk dalam wilayah Kota Pohang, Provinsi Gyeongsang Utara, sisi
timur Korea. Lokasinya jauh dari Seoul, tepatnya 272 km dari Ibu Kota Korea
Selatan. Meski begitu, Pohang dekat dengan kota besar lainnya, Busan, dan juga
bersebelahan dengan kota yang penuh dengan peninggalan budaya Korea kuno,
Gyeongju.

Salah satu
lokasi di Desa Gongjin yang menarik perhatian penggila drakor Indonesia adalah
Pantai Wolpo. Pantai dengan pasir berwarna cokelat muda ini sudah bisa kamu
nikmati sejak episode pertama, tepatnya saat tokoh Yoon Hye-jin dan Hong Du-sik
bertemu untuk kali pertama.

Menariknya,
pantai ini ternyata salah satu destinasi wisata paling populer di Pohang, lo. Apalagi,
panjang pantai ini mencapai 900 meter. Puas deh main pasir dan air di sana.
Maklum, ombaknya juga nggak begitu besar.

Tapi,
jangan bayangkan pantai ini bakalan sepi seperti di drakor Hometown Cha-Cha-Cha ya. Karena aslinya destinasi wisata populer, pantainya
bakal sering ramai, khususnya di musim panas.

Selain di
Pantai Wolpo, penggemar drakor ini pasti nggak asing dengan Pelabuhan Yangpo.
Kalau yang ini sih lokasi di mana Yoon Hye-jin sempat bekerja untuk mengembalikan
uang 4000 Won ke Hong Du-sik.

Pelabuhan
ini memang aslinya tempat pelelangan ikan dan tempat para nelayan berkumpul
usai mencari ikan. Duh, kebayang, pasti bisa membeli ikan segar dengan harga
terjangkau di sana, ya Millens.

Ada juga
lokasi lain seperti Mercusuar Daepohang yang lokasinya dekat dengan Pelabohan
Yangpo serta Pasar Cheongha yang sering dijadikan tempat jual beli masyarakat
Desa Gongjin. Oh iya, kalau soal Pasar Cheongha ini, ternyata sudah ada sejak 1920-an, lo. Lokasinya ada di Minam-ri, Cheonga-myeon,
Buk-gu, Pohang.

Meski kota
besar, Pohang yang menjadi pusat industri baja di Korea Selatan ini jelas nggak
seramai atau sepadat Seoul dan Busan. Jadi, nggak ada salahnya juga untuk main
ke sana, Millens. Tertarik? (Hip/IB09/E05)

Inibaru.id – Selain drama Korea (drakor) Squid Game, warganet Indonesia juga
banyak yang menonton drakor Hometown Cha-Cha-Cha.
Nah, di drakor yang disebut terakhir, pasti kamu nggak asing dengan Desa
Gongjin, desa fiktif yang jadi lokasi utama drama tersebut. Kamu tahu nggak
kalau desa ini beneran ada di dunia nyata, lo?

Beda dengan
drakor-drakor lain yang penuh aksi atau intrik, Hometown Cha-Cha-Cha dianggap sebagai drama yang damai dan
menenangkan pikiran. Desa Gongjin yang ada di tepi pantai juga dianggap sangat
tenang. Nah, menariknya, desa ini lokasinya ada di kota, lo, malahan di salah
satu kota terbesar di Korea Selatan.

Nggak hanya Squid Game, drakor Hometown Cha-Cha-Cha juga menarik perhatian warganet Indonesia. Lokasi Desa Gongjin yang ada di drakor ini ternyata ada di dunia nyata, lo. Di mana, ya?