BerandaHits
Minggu, 13 Jan 2018 21:03

Demi Hutanmu, Bijaklah Memakai Tisu!

Tisu gulung. (Okezone.com)

Dibanding sapu tangan, tisu mungkin tampak lebih praktis. Namun, tahukah kamu kalau penggunaan tisu yang berlebihan bisa menggerus hutan kita?

Inibaru.id – Butuh waktu sekitar enam tahun agar sebatang pohon bisa dipanen untuk dibuat tisu. Ini bukanlah waktu yang singkat, Millens. Sementara, nggak butuh banyak waktu bagi kita untuk menghabiskan segulung tisu. Kadang kita seenaknya saja mencomot tisu tanpa berpikir, berapa luas hutan yang bakal habis akibat pembuatan tisu?

Saat ini, Indonesia menempati posisi ke-10 sebagai eksportir pulp (bubur kertas) dunia. Kita tahu pulp adalah bahan baku utama pembuatan tisu dan kertas. Bubur kertas ini dibuat dari hasil “eksploitasi” hutan produksi dan alam. Permintaan tisu, yang juga berarti permintaan pulp, terus meningkat tiap tahun.

Kondisi tersebut membahayakan hutan di Indonesia. Banyak orang mulai berkampanye antitisu atau membatasi penggunaannya. Namun begitu, perbandingan antara mereka yang sadar dengan para pengguna tisu “aktif” rupanya timpang, lebih banyak yang menghambur-hamburkan tisu.

Aktivis lingkungan Fika Rofiuddin Izza menyayangkan sikap masyarakat ini, khususnya kalangan anak muda. Mereka, lanjutnya, seringkali boros.

Baca juga:
Peduli Lingkungan dengan Cabuti Paku di Pohon
Diberhentikan Gara-gara ke Luar Negeri Tanpa Izin

“Ini membahayakan keberlangsungan hutan alam kita,” ujarnya.

Yap, penggunaan tisu di Indonesia memang berkaitan erat dengan tergerusnya hutan alam di negeri ini, Millens. Fika menjelaskan, kebutuhan pohon sebagai bahan baku tisu, seperti jati, pinus, dan akasia, akan mendesak pengusaha dan pemerintah untuk terus menambah hutan produksi.

Nah, penambahan hutan produksi otomatis akan menggerus keberadaan hutan alam, yang berarti menjadi ancaman serius bagi keanekaragaman hayati flora Indonesia.

 “Hutan produksi ditanami pohon sejenis. Tentu saja hal ini akan membuat keanekaragaman flora kita semakin habis,” ungkap pemuda asal Tegal ini.

Saat ini, terang Fika, jati, pinus, dan akasia masih menjadi bahan utama pembuatan pulp. Padahal, imbuh anggota Koalisi Pemuda Hijau Indonesia (Kophi) ini, sebenarnya ada sejumlah pohon alternatif, seperti binuang, jelutung, dan geranggang.

Ancaman Serius

Terus bertambahnya permintaan tisu (dan kertas) memaksa pemerintah kita sebagai pelaku ekspor turut menaikkan target produksi bahan bakunya. Hal ini sudah barang tentu mengancam kelestarian hutan.

Maka, mengurangi penggunaan tisu dan kertas adalah satu-satunya cara untuk mengurangi beban hutan kita. Menurut Fika, cara paling mudah adalah dengan mengganti tisu dengan sapu tangan.

Baca juga:
Wajah Baru SUGBK dalam Laga Islandia vs Indonesia
Grup Whatsapp Bisa Disusupi Orang Nggak Dikenal?

“Demi anak-cucu kita, kan? Kalau terus dieksploitasi, generasi penerus kita bisa-bisa nggak kebagian,” tegas mahasiswa jurusan Biologi Universitas Negeri Semarang itu.

Benar juga ya, Millens. Kalau pohon-pohon ditebangi, hutan akan habis. Menumbuhkan pohon juga nggak bisa setahun dua tahun lo. Butuh waktu bertahun-tahun agar pohon siap dipanen. Jadi, memang sudah saatnya kita bergerak. Mulai dari kita dan mulai dari sekarang. Yuk, kita kurangi tisu dan kertas Millens! (IF/GIL)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: