BerandaHits
Minggu, 29 Nov 2025 19:43

Dari 0 hingga 90 Tahun, Begini Perjalanan Otak Manusia Menurut Sains

Otak manusia melewati 5 usia penting dalam hidup. (Alodokter)

Para ilmuwan menemukan bahwa otak manusia ternyata melewati lima fase penting sepanjang hidup, dengan empat titik balik besar pada usia 9, 32, 66, dan 83 tahun. Temuan ini membuka cara baru memahami bagaimana otak berkembang, berubah, dan mulai rentan terhadap gangguan.

Inibaru.id - Dalam salah satu karyanya, As You Like It, Shakespeare menggambarkan hidup manusia sebagai perjalanan tujuh tahap mulai dari bayi yang merengek hingga usia renta yang kembali seperti masa kanak-kanak kedua. Gambaran itu memang lebih puitis daripada ilmiah, tapi rupanya sains modern menunjukkan bahwa otak manusia juga benar-benar melalui fase-fase besar yang membentuk siapa kita hari ini.

Temuan ini dipublikasikan dalam jurnal Nature Communications. Lewat analisis hampir 4.000 pemindaian otak, mulai dari bayi baru lahir hingga usia 90 tahun, para ahli saraf menemukan empat titik balik besar pada usia 9, 32, 66, dan 83 tahun. Titik-titik itu membagi kehidupan manusia ke dalam lima era utama perkembangan otak.

“Selama ini kita tahu bahwa jaringan otak memiliki peran penting dalam perkembangan manusia, tapi gambaran besarnya belum pernah jelas,” ujar penulis utama riset, Dr Alexa Mousley dari University of Cambridge, dikutip dari IFL Science.

“Penelitian ini menjadi yang pertama memetakan fase besar perubahan konektivitas otak sepanjang hidup.”

0–9 Tahun: Masa Pondasi Besar Otak

Pada fase ini, koneksi ribuan antarneuron terbangun. (Halodoc)

Di tahun-tahun awal, otak bekerja seperti arsitek yang membangun kota baru. Ribuan koneksi antarneuron, synapses dibangun dengan cepat, lalu dipilih dan dipangkas sehingga hanya yang paling penting yang bertahan. Volume materi abu-abu dan putih meningkat, lipatan-lipatan korteks mulai stabil, dan dasar kemampuan kognitif manusia dibentuk di fase ini.

Usia 9 Tahun: Gerbang Menuju Remaja

Titik balik pertama muncul di usia 9 tahun, menandai masuknya masa remaja. Materi putih terus berkembang, membuat komunikasi antarbagian otak semakin efisien. Di satu sisi, kemampuan berpikir meningkat pesat; di sisi lain, risiko gangguan kesehatan mental ikut melonjak. Pubertas ikut berperan besar dalam perubahan ini.

Perombakan besar-besaran itu mencapai puncaknya menjelang usia 32 tahun, fase yang disebut para peneliti sebagai “titik balik topologis terkuat”.

“Jika pubertas punya titik start yang jelas, akhir masa remaja justru lebih sulit ditentukan. Berdasarkan struktur neural, perubahan khas remaja baru benar-benar selesai di awal usia 30-an,” jelas Mousley.

Usia 32–66 Tahun: Era Dewasa yang Stabil

Di rentang usia ini, manusia memasuki fase paling stabil dalam hidupnya. Kepribadian, kemampuan intelektual, dan fungsi kognitif berada pada titik paling mantap. Nggak ada perubahan besar di usia 66, meski jaringan otak mulai mengatur ulang dirinya. Degenerasi materi putih dan kondisi kesehatan misalnya tekanan darah tinggi mulai memengaruhi fungsi otak.

Usia 83 Tahun: Fase Akhir Perjalanan Otak

Memasuki usia 83 tahun, konektivitas otak makin melemah. Bagian-bagian otak tidak bekerja sekompak sebelumnya, dan fungsinya mulai lebih terpisah.

“Memahami bahwa perjalanan otak memiliki titik balik penting membantu kita mengetahui kapan struktur otak paling rentan terhadap gangguan,” ujar Prof

Duncan Astle, penulis senior riset ini.
Temuan ini bukan sekadar fakta biologis menarik. Dengan memahami bagaimana otak berubah di tiap era, para ahli bisa membaca risiko gangguan neurologis, kondisi perkembangan saraf, hingga masalah mental.

Shakespeare mungkin nggak menyebut angka pasti, tapi dari sudut pandang ilmu saraf, pemikirannya tentang hidup yang terdiri dari fase-fase ternyata cukup dekat dengan kenyataan. Jadi, kamu saat ini lagi di fase yang mana, Gez? (Siti Zumrokhatun/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: