BerandaHits
Senin, 11 Agu 2024 19:30

Dampak Nyata Bermain TikTok 8 Menit: Bikin 'Insecure' Bentuk Tubuh Sendiri

Ilustrasi: Konten TikTok bikin insecure soal bentuk tubuh. (YouTube/TikTok Craze)

Sudah banyak penelitian yang membahas buruknya dampak bermain media sosial berlebihan. Tapi, kamu tahu nggak kalau bermain TikTok 8 menit saja sudah bisa bikin kamu insecure dengan bentuk tubuh sendiri. Kok bisa?

Inibaru.id – Meski kini dikenal sebagai salah satu media sosial paling populer di dunia, sudah banyak penelitian yang mengungkap betapa buruk dampak dari sering bermain TikTok. Nah, penelitian terbaru yang dilakukan di Australia bahkan menyebut jika perempuan bermain TikTok 8 menit saja, sudah bisa bikin insecure bentuk tubuh sendiri.

Sebenarnya, sudah sejak lama penelitian membuktikan bahwa media sosial memang bisa bikin body image alias citra tubuh jadi buruk. Alasannya sederhana, pengguna media sosial jadi membanding-bandingkan bentuk tubuh sendiri dengan orang lain dan akhirnya nggak puas dengan bentuk tubuh sendiri.

Lantas, bagaimana TikTok bisa memberikan dampak seburuk itu dalam waktu yang sangat singkat? Jadi begini, hingga sekarang, ada lebih dari 1 miliar pengguna TikTok di dunia. Meski banyak yang hanya jadi penikmat, bukannya pengunggah video pendek, tetap saja, mereka yang hanya menikmati video-video pendek dari orang lain ini sering terpapar video yang isinya tentang bentuk tubuh yang dianggap ideal. Padahal, sebenarnya bentuk tubuh tersebut nggak sehat.

Yang jadi masalah, anak muda jadi pengguna TikTok dengan persentase terbesar. Banyak dari mereka yang masih mempedulikan penampilannya sehingga kerap mengakses video yang membahas tentang diet, penurunan berat badan, serta olahraga. Nah, cukup dengan melihat konten-konten TikTok dengan tema tersebut selama 8 menit saja, para pengguna ini langsung mengalami ketidakpuasan pada tubuhnya.

Konten video pendek di TikTok bisa berdampak buruk bagi banyak orang jika ditonton berlebihan. (mindfood)

Hal ini terkuak dari penelitian yang melibatkan 278 perempuan yang menggunakan TikTok dengan rentang usia 18 tahun sampai 28 tahun. Yang pasti, para perempuan ini nggak sedang dan juga nggak pernah didiangosis mengalami gangguan makan. Mereka dibagi menjadi dua kelompok secara acak.

Nah, para responden dari kelompok pertama diminta untuk menonton konten-konten yang bertema “pro-anoreksia” serta “fitspirasion” selama 8 menit saja. Kebanyakan kontennya menunjukkan orang-orang yang memberikan saran terkait dengan pembatasan asupan makanan, diet, hingga saran latihan. Di sisi lain, kelompok kedua hanya diminta menonton konten-konten yang cenderung netral seperti video tentang hewan atau alam, dan video memasak.

Mereka yang berasal dari kelompok pertama mengalami penurunan kepuasan pada bentuk tubuhnya dengan signifikan. Bahkan, saat penelitian dilanjutkan dengan menonton konten-konten tersebut selama 2 jam, sudah cukup untuk memicu perubahan perilaku makan, lo. Meski khusus untuk yang terakhir ini perlu mendapatkan penelitian lebih lanjut.

“Penelitian kami hanya mengukur dampak jangka pendek dari paparan konten semacam ini di TikTok. Tapi, saran kami, siapa saja sebaiknya membatasi paparan TikTok demi mencegah ketidakpuasan pada bentuk tubuh sendiri,” ucap salah seorang peneliti dalam studi yang diunggah Science Alert tersebut bernama Rachel Hogg dari Charles Sturt University.

Kalau nggak puas dengan bentuk tubuh sendiri lalu berlanjut dengan diet sehat dan olahraga teratur memang baik ya? Tapi, kalau akhirnya jadi bikin ganggan makan, kan nggak sehat. Makanya, kita sebaiknya memang harus cermat agar nggak berlebihan menggunakan media sosial, termasuk bermain TikTok. Setuju, Millens? (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024