Inibaru.id – Karena di Indonesia isian takoyaki ada bermacam-macam, pas tahu kalau di negara asalnya, Jepang, takoyaki biasanya berisi potongan daging gurita, pasti bakal kaget, ya?
Tapi, belakangan ini, takoyaki asli Jepang justru jadi semakin mirip dengan takoyaki yang dijual di Indonesia. Pasalnya, harga daging gurita semakin mahal. Ini membuat banyak penjual takoyaki di Negeri Matahari Terbit mengganti isiannya dengan potongan sosis!
Salah satu contohnya datang dari Toko Horaiya yang terletak dekat Stasiun Machiya-ekimae, Tokyo. Masako Hasegawa, pemilik toko yang telah berjualan sejak puluhan tahun lalu, mengaku mulai mengganti gurita dengan sosis sejak November 2023.
"Setelah pandemi, harga gurita makin gila. Nggak mungkin kami tetap pakai tanpa menaikkan harga secara drastis," ungkap Hasegawa sebagaimana dinukil dari The Mainichi, Kamis (18/6/2025)
Karena isiannya ganti, nama menu unggulan di tokonya bukan lagi tako-yaki, melainkan "sosis-yaki". Dalam bahasa Jepang, gurita disebut tako.
Untungnya, meski isian daging gurita disingkirkan, racikan lainnya tetap khas: ada kol, jahe merah acar, agetama (remah gorengan), kuah kaldu dashi, dan tentu saja saus khas mirip Worcestershire yang menggoda.
Lima butir sosis-yaki di toko tersebut dijual seharga 200 yen atau sekitar Rp22 ribu. Sebelumnya, dengan isian gurita, harga jualnya cuma 180 yen.
Meski tujuannya untuk penghematan, pergantian isi takoyaki ini bukan tanpa kontroversi. Beberapa pelanggan setia sempat mengeluh karena takoyaki rasanya jadi beda. Untungnya, anak-anak dan lansia malah menyambut baik versi baru dari takoyaki ini.
“Sosis lebih empuk dan mudah dikunyah. Teksturnya cocok untuk semua umur,” kata Hasegawa.
Memang, jika dibandingkan dengan daging gurita yang punya rasa laut yang lebih "mewah" dan tekstur kenyal, sosis menawarkan rasa yang langsung kuat dan lembut saat digigit. Hal ini ternyata bikin banyak pelanggan baru yang penasaran mencoba, apalagi dengan harga yang masih tergolong terjangkau.
Melonjaknya harga gurita memang jadi tantangan besar bagi industri makanan di Jepang, khususnya yang berbasis tepung seperti takoyaki, okonomiyaki, dan yakisoba. Laporan dari Teikoku Databank mencatat, selain harga bahan pokok, kenaikan tarif listrik dan gaji pegawai juga bikin pebisnis kuliner harus semakin cermat mengatur keuangannya.
Data dari kementerian dalam negeri Jepang mencatat, harga gurita di Tokyo naik dua kali lipat dalam satu dekade, dari 277 yen per 100 gram pada 2014 jadi 528 yen di Mei 2025. Sekadar catatan, harga ini bahkan lebih mahal dari daging ikan tuna, lo!
Di tengah semakin jaragnya takoyaki dijual dengan daging gurita, banyak orang Jepang kini beralih ke pesta takoyaki rumahan alias tako-pa.
Lewat kreativitas masing-masing, mereka mengganti isian takoyaki dengan keju, telur ikan, kamaboko, hingga konnyaku.
Hm, tapi semoga saja ya, perubahan ini nggak sampai bikin takoyaki asli dengan isian daging gurita jadi punah. Kamu termasuk yang suka takoyaki isian apa nih? (Arie Widodo/E10)
