BerandaHits
Selasa, 2 Jan 2023 13:04

Cuaca Ekstrem Bikin Nelayan Tambakrejo Enggan Melaut

Seorang nelayan Tambakrejo hanya bisa memandangi laut saat cuaca ekstrem pada penghujung tahun melanda kawasan pantai utara Kota Semarang.

Sejak Natal 2022 hingga Tahun Baru 2023, para nelayan Tambakrejo memilih nggak melaut lantaran cuaca ekstream masih menghantui Laut Jawa.

Inibaru.id - Natal dan Tahun Baru (Nataru) harusnya menjadi momen bahagia semua orang. Namun, situasi kurang menyenangkan justru dialami para nelayan Tambakrejo, Gayamsari, Kota Semarang. Terhitung sejak Natal, sebagian besar nelayan di sana memilih menambatkan perahunya jauh-jauh dari garis pantai.

Laut Jawa yang menjadi ladang rezeki mereka tengah bergejolak. Ombaknya tinggi-tinggi, imbas dari cuaca ekstrem yang mendera pesisir utara Kota Lunpia. Demi keselamatan, para warga Kampung Nelayan itu pun memilih nggak melaut.

Charis, salah seorang nelayan Tambakrejo, memilih berdiam diri di daratan. Sesekali dia duduk-duduk sembari bergurau bersama tetangganya yang juga nelayan, nggak jauh dari rumah. Dia mengatakan, selama cuaca masih jelek, aktivitas melaut bakal mereka kesampingkan lebih dulu.

"Andai saya punya sembilan nyawa kayak di gim-gim itu mungkin saya berani melaut," kelakar pemuda murah senyum tersebut pada 27 Desember 2022 lalu, yang segera disambut tawa teman-temannya.

Memilih Pasrah

Charis mengaku sudah nggak mau lagi menggerutu dan memilih pasrah dengan kondisi yang terjadi saat ini. Meski begitu, kentara sekali raut kesedihan di mukanya. Dia sedih karena momen Tahun Baru bakal membuatnya nggak bisa apa-apa karena nggak punya uang.

"Pada 23 Desember lalu ada dua kapal tongkang yang terbawa ombak; satu sudah dievakuasi, satunya terdampar di bibir pantai," cerita Charis terkait alasan yang membuatnya kian takut untuk melaut. "Lha wong tongkang saja sampai diempas ombak, kok!"

Menurutnya, cuaca buruk pada akhir tahun sebaiknya memang dihindari. Pengalamannya selama 15 tahun sebagai nelayan yang membuatnya paham betul situasi tersebut.

"Cuaca kayak gini paling lama selesai satu bulanan," kata dia.

Kerja Serabutan

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Charis memilih bekerja serabutan. Salah satu pekerjaan yang biasa dia andalkan saat cuaca ekstrem datang adalah menjadi kuli bangunan. Lalu, kalau proyek sedang nggak ada, dia biasanya memilih mencari kerang hijau atau memperbaiki perahu dan jaring.

"Kerang hijau (Perna viridis) bisa menjadi sampingan kalau nggak melaut. Tapi, itu pun saat ini harganya lagi kurang bagus," ujarnya.

Menurut penuturan Charis, harga kerang hijau sekarang juga sedang rendah banget, yakni nggak lebih dari Rp5.000 per kilogram.

"Kalau sedang bagus bisa tembus Rp9.000 per kilogram," ungkap lelaki yang biasa melaut dengan perahu kecil bersama kakak kandungnya tersebut.

Duh, kasihan juga, ya! Semoga Tahun Baru menjadi awal yang baik untuk para nelayan Tambakrejo, Millens! (Fitroh Nurikhsan/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024