Inibaru.id – Selain Demak, Grobogan, dan Blora yang masih dilanda banjir besar, Kota Semarang juga sempat dilanda banjir saat hujan deras mengguyur pada Rabu (21/5/2025). Sayangnya, kalau menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Semarang, hujan deras masih mungkin terjadi di wilayah Jawa Tengah hingga seminggu ke depan. Artinya, bencana hidrometeorologi seperti banjir, petir, angin kencang, hingga tanah longsor masih berpotensi terjadi di wilayah tersebut.
Meski sudah sejak jauh-jauh hari BMKG menyebut tahun ini bakal terjadi kemarau basah, nyatanya banyak orang yang masih terheran-heran dengan masih seringnya hujan deras turun. Untungnya, pihak BMKG sebagai yang paling dipercaya dalam urusan cuaca di Tanah Air, selalu memberikan penjelasan terkait hal ini.
Hal inilah yang diungkap salah seorang prakiraan cuaca dari BMKG Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang, Gempita Icky Dzikrillah. Dia mengerti alasan mengapa banyak orang keheranan dengan anomaly cuaca belakangan. Tapi, dinamika atmosfer di Indonesia memang masih nggak stabil.
Dampaknya, penguapan air laut masih tinggi dan akhirnya memicu pembentukan awan konvektif. Awan inilah yang jadi penyebab turunnya hujan deras, Millens.
“Pada musim kemarau biasanya, terbentuk siklon tropis di wilayah utara Indonesia yang menyedot awan di wilayah Indonesia sehingga bikin cuaca cerah dan terik. Tapi, siklon tropis itu belum terbentuk. Awan hujan jadi terus terbentuk di wilayah Tanah Air,” ujar Icky pada Jumat (23/5/2025).
Khusus di Jawa Tengah, hujan terjadi dengan merata baik itu di kawasan dataran tinggi, dataran rendah, hingga pesisir pantai. Bahkan, khusus untuk wilayah yang kini masih dilanda banjir besar, yaitu Demak, Grobogan, dan Blora, masih berpotensi diguyur hujan sedang hingga lebat pada seminggu ke depan.
Di daerah-daerah lain, potensi untuk terjadinya hujan ringan dalam durasi yang panjang serta hujan lebat namun singkat juga masih mungkin terjadi. Makanya, ada hari di mana matahari bersinar terang di siang hari, semua orang harus waspada karena mendung bisa saja tiba-tiba datang dan memicu turunnya hujan lebat.
“Pas pagi sering sih terlihat cerah. Tapi kalau ngelihat awan dari kejauhan di lereng selatan Gunung Ungaran, pasti ada awan menjulang tinggi yang merupakan awan hujan. Jadi ya ada kemungkinan prediksi BMKG ya benar tentang potensi hujan pada seminggu ke depan sangat mungkin terjadi,” ungkap salah seorang petani di Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang, Rokimun, yang rutin mengecek prakiraan cuaca di wilayahnya lewat aplikasi ponsel pada Jumat (23/5).
Yap, prakiraan cuaca sudah diungkap. Entah kemudian terbukti atau nggak, ada baiknya memang kita harus bersiap untuk menghadapinya. Setuju, Millens? (Arie Widodo/E05)
