BerandaHits
Sabtu, 24 Okt 2025 11:01

Bisa Jadi, Kita Adalah Generasi Terakhir yang Melihat Kunang-kunang

Kunang-kunang semakin sulit ditemukan di berbagai tempat di dunia. (Getty Images/Tomosang)

Coba deh keluar rumah pada malam hari dan berpikir, kapan ya kita terakhir melihat kunang-kunang? Apakah hewan in memang mulai punah?

Inibaru.id - Masih ingat nggak, waktu kecil saat main di halaman rumah atau sawah, terus tiba-tiba muncul titik-titik cahaya kecil beterbangan di kegelapan malam? Yap, itu dia si kunang-kunang, serangga mungil yang sinarnya bikin malam terasa magis. Sayangnya, pemandangan itu sekarang nyaris tinggal kenangan. Banyak orang mulai bertanya-tanya apakah kunang-kunang mulai punah?

Bukan tanpa alasan pertanyaan itu muncul. Di banyak negara, populasi kunang-kunang memang menurun drastis. Di Amerika Utara misalnya, sekitar 11 persen spesiesnya sudah terancam punah. Sementara di India, ada daerah yang dulunya punya ratusan ekor per beberapa meter persegi, kini tinggal belasan saja.

Para ahli memperkirakan populasi serangga ini di seluruh dunia turun sekitar 1–2 persen tiap tahun. Kalau terus begini, bisa jadi kita bakal menjadi generasi terakhir yang menyaksikan kelap-kelip alami itu.

Tapi tunggu dulu. Menurut peneliti BRIN, Thomas Djamaluddin, bukan berarti kunang-kunang sudah benar-benar hilang.

“Kalau pun masih ada, mereka kalah terang oleh cahaya lampu,” ujarnya sebagaimana dinukil dari Kompas, Jumat (13/6/2025).

Polusi cahaya, insektisida, hingga hilangnya habitat bikin kunang-kunang semakin langka. (Getty Images/James Jordan)

Polusi cahaya jadi salah satu biang kerok utama mengapa kunang-kunang jadi hewan yang kini langka. Di kota yang terang benderang, kunang-kunang sulit terlihat, dan bahkan bisa terganggu proses kawinnya. FYI aja nih, mereka berkomunikasi lewat cahaya. Jadi, bayangkan saja betapa susahnya mencari pasangan sesama kunang-kunang kalau “panggung” malamnya kalah terang dari lampu di segala arah.

Selain cahaya berlebih, dosen biologi UGM, Hari Purwanto menyebut ada beberapa penyebab lain yang bikin kunang-kunang semakin langka, yaitu perubahan iklim, alih fungsi lahan, polusi, dan penggunaan insektisida.

“Rawa-rawa dan sawah itu habitat penting kunang-kunang. Begitu berubah jadi pabrik atau perumahan, ya hilanglah rumah mereka,” jelasnya. Insektisida juga punya andil karena zat kimia itu bukan cuma membunuh hama, tapi juga hewan kecil yang jadi makanan kunang-kunang.

Padahal, kunang-kunang punya peran penting di alam. Mereka itu predator alami bagi beberapa hama pertanian. Artinya, kalau populasi mereka menurun, ekosistem juga bisa ikut terganggu. Ironis banget kan, serangga yang dulu membantu menjaga keseimbangan alam kini justru terancam akibat ulah manusia.

Tapi jangan buru-buru pesimis dulu. Menurut Hari, masih ada harapan. Kita bisa membantu kunang-kunang dengan cara sederhana, yaitu mengurangi penggunaan insektisida, menjaga rawa dan sawah agar tidak mudah dialihfungsikan, serta mengendalikan polusi cahaya di malam hari.

Jadi, apakah kita benar-benar generasi terakhir yang bisa melihat kunang-kunang? Jawabannya tergantung pada langkah kita sekarang. Kalau terus cuek, mungkin iya. Tapi kalau mulai peduli, mungkin anak cucu kita masih bisa menikmati keindahan cahaya kecil yang menari di gelapnya malam, Gez. (Arie Widodo/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: