BerandaHits
Selasa, 1 Jul 2024 17:08

Bayi di Sukabumi Diduga Meninggal Pasca-Imunisasi Ganda, Kemenkes Angkat Bicara

Ilustrasi: Seorang bayi di Sukabumi diduga meninggal usai mendapat imunisasi ganda. (Via Prostem)

Seorang bayi di Sukabumi meninggal dunia diduga usai mendapat imunisasi ganda dari Puskesmas. Menanggapi hal ini Kemenkes memberi respons bahwa pemberian vaksin lebih dari satu jenis nggak menimbulkan efek kesehatan kronis.

Inibaru.id - Kementerian Kesehatan RI menerima laporan mengenai Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) di Kota Sukabumi, Jawa Barat. Bayi laki-laki berinisial MKA meninggal beberapa jam setelah menerima empat jenis vaksin: Bacille Calmette-Guerin (BCG) untuk penyakit tuberkulosis (TB), Difteri-Pertusis-Tetanus-Hepatitis B-Haemophilus Influenzae Type B (DPT-HB-Hib), Polio tetes, dan Rotavirus untuk pencegahan diare.

Investigasi oleh Komite Daerah (Komda) KIPI Jawa Barat dan Pokja KIPI Kota Sukabumi, bersama Dinas Kesehatan Kota Sukabumi, mengungkapkan bahwa bayi tersebut lahir dengan bantuan bidan dan sudah menerima vitamin K serta vaksin hepatitis B.

Namun, setelah lahir, bayi ini nggak pernah dibawa ke Puskesmas hingga usia 2 bulan 28 hari saat dibawa ke Posyandu untuk mendapatkan imunisasi.

Imunisasi yang diberikan kepada bayi MKA adalah imunisasi ganda, yaitu lebih dari satu jenis vaksin dalam satu kunjungan, untuk melengkapi status imunisasinya. Dari 18 anak yang menerima imunisasi pada hari tersebut, tiga anak termasuk bayi MKA menerima empat jenis vaksin yang sama dan dalam kondisi sehat.

Setelah imunisasi, bayi MKA pulang dalam kondisi normal tetapi kemudian menunjukkan gejala tubuh melemah. Orangtua segera menghubungi Puskesmas, dan petugas kesehatan yang datang langsung membawa bayi ke rumah sakit. Sayangnya, bayi MKA tidak dapat diselamatkan dan meninggal dunia pada 11 Juni 2024. Keluarga bayi meminta kasus ini diselidiki lebih lanjut.

Audit KIPI dilakukan oleh Komda KIPI Jawa Barat dan Komisi Nasional (Komnas) KIPI. Prof Hindra Satari, Ketua Komnas KIPI menyatakan bahwa penyebab kematian belum dapat dipastikan apakah terkait dengan imunisasi dan merekomendasikan autopsi. Namun, keluarga bayi nggak bersedia dilakukan autopsi dan mencabut tuntutan polisi dan kuasa hukum.

Kemenkes mengklaim pemberian vaksin ganda nggak membawa efek kesehatan kronis. (Via Haibunda)

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI juga telah mengambil sampel vaksin untuk uji kualitas.

Sementara itu, Direktur Pengelolaan Imunisasi, Prima Yosephine menegaskan bahwa pemberian imunisasi ganda direkomendasikan oleh Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), serta aman sesuai jadwal imunisasi nasional dan rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

“Pemberian imunisasi kombinasi (lebih dari satu antigen atau satu jenis vaksin) sama aman dan efektifnya dengan imunisasi tunggal,” terang Prima.

Manfaat imunisasi ganda meliputi:

  1. Perlindungan cepat: Melindungi anak pada usia rentan;
  2. Efisiensi: Mengurangi jumlah kunjungan ke fasilitas kesehatan;
  3. Mengurangi trauma: Mengurangi kecemasan dan rasa sakit pada anak;
  4. Meningkatkan cakupan: Membantu petugas kesehatan melakukan imunisasi kepada lebih banyak anak dan program kesehatan lainnya.

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat, kombinasi vaksin nggak menimbulkan masalah kesehatan kronis dan vaksin yang direkomendasikan efektif baik secara tunggal maupun kombinasi.

Semoga penyelidikan ini berhasil mengungkap penyebab kematian almarhum ya, Millens! (Siti Zumrokhatun/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: