BerandaHits
Sabtu, 26 Mar 2021 14:51

Bakal Jadi Barang Langka, Persediaan Karet Dunia Menipis

Persediaan karet mengalami krisis. (Medcom)

Persediaan karet dunia menipis. Padahal, karet sangatlah penting karena dipakai untuk kebutuhan sehari-hari. Apa penyebab kelangkaan karet ini, ya?<br>

Inibaru.id - Karet adalah salah satu bahan yang paling sering kita gunakan sehari-hari. Masalahnya, persediaan karet dunia ternyata semakin menipis. Krisis karet ini pun mengancam banyak hal yang terkait dengan kebutuhan manusia. Apa ya penyebabnya?

Ada banyak sekali faktor menurunnya pasokan karet dunia. Perubahan iklim, penyakit yang menyerang pohon karet, hingga semakin berkurangnya perkebunan karet mempengaruhinya. Sebagai contoh, banyak pohon karet berjenis Hevea Barsiliensis yang terkena penyakit di Brasil. Karena perawatan yang sulit dan harga karet yang anjlok, petani karet pun nggak lagi berminat mengurus pohon ini.

Perubahan iklim juga menganggu pertumbuhan karet di Thailand. Alhasil, kekeringan dan banjir silih berganti menghantam wilayah perkebunan karet di sana. Hanya, masalah terbesarnya ternyata adalah harga karet yang makin nggak terkendali. Hal ini diungkap oleh para pialang saham dari Shanghai Futures Exchange.

"Penetapan harga (karet) tidak ada hubungannya dengan biaya produksi," kata Robert Meyer, salah satu pendiri perusahaan pembeli karet Halcyon Agri.

Banyak faktor menjadi penyebab krisis karet. (PikiranRakyat)<br>

Gara-gara harga karet yang sempat melambung tinggi beberapa saat lalu, banyak petani karet yang menyadapnya secara berlebihan. Dampaknya, tanaman jadi lemah dan rentan terkena penyakit. Hal ini membuat pohon karet nggak lagi produktif sehingga para petani pun nggak mau lagi mengurusnya. Alhasil, pasokan karet pun semakin berkurang.

Eleanor Warren-Thomas, peneliti di Bangor University, Wales yang mempelajari dinamika perkebunan karet menyebut harga karet dan kelapa sawit relatif sama. Hanya, untuk mendapatkan karet, butuh kerja keras lebih.

"Karena harga karet jatuh, petani beralih dari memproduksi karet ke menjual kayu untuk keuntungan jangka pendek, dan menanam kelapa sawit," terangnya.

Gabungan dari faktor-faktor ini berdampak pada menurunnya pasokan karet secara drastis. Praktis, kini pasokan karet alam nggak mampu memenuhi permintaan pasar.

Pada akhir 2019 saja, Dewan Karet Tripartit Internasional memperingatkan pasokan global akan berkurang satu juta ton (900.000 ton) . Sementara pada tahun 2020, angkanya kembali semakin menurun sekitar 7% dari kebutuhan produksi. Ditambah dengan kondisi pandemi, angka kebutuhan karet pun terus anjlok.

Meski begitu, usai banyak negara kembali membuka diri pasca-lockdown, daya beli masyarakat kembali meningkat dan hal ini ikut mempengaruhi peningkatan kebutuhan karet.

“Setelah lockdown, warga Tiongkok membeli banyak mobil baru karena khawatir akan keamanan dalam transportasi umum. Pola serupa diperkirakan terjadi secara global,” kata Meyer yang menyebut karet dipakai dalam bagian-bagian mobil.

Upaya Mengatasi Krisis Karet

Banyak ilmuwan sedang mengupayakan solusi mengatasi krisis karet. (Medcom)<br>

Meskipun bisa diganti dengan karet sintetis, karet alam punya kelebihan yang nggak dapat ditiru oleh bahan sintetik, yakni tingkat elastisitas yang tinggi dan ketahanan terhadap panas. Itulah mengapa hanya karet alam yang dipakai untuk sarung tangan lateks dan juga ban pesawat

Warren-Thomas punya saran untuk mengatasi krisis karet. Salah satunya adalah dengan menanam lebih banyak pohon karet.

Baca Juga:

Menguak Siapa

Namun cara ini juga bukan solusi final. Di beberapa negara, pohon karet sudah kalah saing dengan pohon sawit karena karet butuh waktu lama untuk tumbuh dan siap disadap.

Salah satu opsi lainnya adalah dengan memberikan ethephon ke pohon karet. Bahan kimia ini dapat merangsang pohon untuk menghasilkan lebih banyak getah lateks. Tapi, kalau pohon mendapatkan obat ini terlalu banyak, bisa membuatnya mati.

Solusi lain adalah dengan menanam jenis pohon karet yang dikembangkan di Rusia, yakni Dandelio Kazakhtan. Tanaman ini menghasilkan karet sekitar sepersepuluh lebih banyak dari pohon karet biasa. Pohon ini juga bisa diekstraksi dengan menghancurkan dan menekan akarnya. Tanaman ini siap untuk dipanen hanya dalam tiga bulan, dan menghasilkan benih dalam jumlah besar sehingga mudah untuk ditanam kembali demi meningkatkan produksi.

Wah, semoga krisis karet ini bisa jadi perhatian bersama bagi semua masyarakat dunia ya, Millens. (Bbc/IB28/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: