BerandaHits
Senin, 29 Okt 2017 13:02

Bahasa Sehat, Bahasa Terancam, dan Bahasa Sekarat

(ciwir.blogspot.com)

Nasib suatu bahasa daerah itu macam-macam. Yang terus dipakai bakal jadi bahasa yang selamat.

Inibaru.id - Indonesia itu kaya suku bangsa, kesenian, dan bahasa daerah. Berdasarkan data dari ethnologue.com, situs tentang bahasa-bahasa di seluruh dunia, Indonesia adalah negara kedua yang memiliki keragaman bahasa tertinggi. Posisi Indonesia persis di bawah Papua Nugini yang menempati urutan pertama dengan 852 bahasa.

Dikutip dari Liputan6 (28/10/2017), Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (selanjutnya disebut Badan Bahasa) sebagai lembaga pemerintah yang mengurusi masalah bahasa, sudah melakukan kajian mengenai bahasa-bahasa daerah di nusantara. Dalam beberapa periode (2008, 2013, 2016), Badan Bahasa telah mengindentifikasi bahwa Indonesia memiliki 646 bahasa daerah. Dari jumlah tersebut, baru 67 yang dicek vitalitas (daya hidup) bahasanya. Namun, mereka memperkirakan Indonesia setidak-tidaknya memiliki sekitar 700 bahasa daerah.

Baca juga:
Ini Kata Prof Mia soal Memperlambat Kepunahan Bahasa
8 Tokoh Penting Kongres Pemuda II yang Lahirkan Sumpah Pemuda

“Bahasa daerah di Indonesia kalau mau kita potret, itu ada tiga golongan besar. Ada bahasa-bahasa daerah yang sehat dan kuat, ada bahasa daerah yang kondisinya terancam, dan ada juga bahasa-bahasa yang sekarat tinggal punah,” ujar Prof Dr Multamia Retno Mayekti Tawangsih Lauder, SS, Mse, DEA,  seperti dilansir Liputan6.com (28/10/2017).

Guru Besar Universitas Indonesia ini melanjutkan, "Kalau bahasa disamakan dengan manusia, bahasa yang sehat ini adalah bahasa yang digunakan sehari-hari sebagai bahasa komunikasi. Nah, bahasa yang terancam adalah bahasa yang pada prinsipnya masih dipakai di antara mereka. Akan tetapi, penuturnya mulai berkurang -terutama generasi mudanya - mereka mulai beralih ke bahasa yang lain atau dialek yang lain.”

Baca juga:
Fakta Unik Sumpah Pemuda Ini Jarang Diketahui Orang
11 Bahasa Kita Telah Punah, Lainnya?

Generasi muda merasa menguasai bahasa daerah tidak cukup menyejahterakan hidupnya. Itu karena kalau mau bekerja yang dipakai bahasa Indonesia, bukan bahasa daerahnya. Pakar dialektologi dan pemetaan bahasa ini melanjutkan, mereka pada akhirnya memilih menggunakan bahasa Indonesia atau Melayu setempat untuk berkomunikasi sehari-hari.

“Nah, kalau bahasa yang sekarat itu adalah bahasa-bahasa yang menggunakannya sudah kelompok kakek-nenek. Jadi yang bisa (berbahasa daerah itu) hanya sesama mereka, sedangkan yang muda sudah sama sekali tak bisa. Jadi, suatu saat jika golongan 70-80 tahun ini 'berangkat' ke alam keabadian, bahasa ini ikut punah bersama mereka,” kata dia. (EBC/SA)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: