Inibaru.id - Tingginya curah hujan yang merata di beberapa daerah di Jawa Tengah telah mengakibatkan genangan dan banjir melanda di sejumlah titik lokasi di Kota Semarang, Kabupaten Demak, dan Kabupaten Grobogan.
Saefudin (50), seorang sopir truk asal Jepara yang terjebak banjir saat hendak menuju Kudus mengatakan banjir yang menggenang cukup luas dan debitnya tinggi. Namun begitu, lelaki 50 tahun yang mengaku baru tiba dari Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah ini mengatakan, pemerintah tampak berupaya keras.
“Sekarang (air) sudah mulai disedot. Itu sudah bagus. Sudah ada perhatian dari pemerintah,” ujar Saefudin saat ditemui di kawasan Kaligawe, Kamis (23/10/2025). "Harapan kami, tentu saja perjalanan tetap kancar, biar kendala seperti ini (banjir) bisa segera tertangani."
Sedikit informasi, banjir telah menggenangi kawasan Kaligawe dan Genuk, Kota Semarang, sejak Rabu (22/10) malam. Hujan deras yang mengguyur sejak sore membuat air cepat naik. Upaya menurunkan debit air pun dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Jateng).
Tim BPBD Jateng Telah Diturunkan
Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jateng Bergas C Penanggungan menjelaskan, pihaknya telah mengerahkan tim untuk mendampingi penanganan banjir di Kota Semarang.
"Sudah dari kemarin, sejak kejadian banjir, teman-teman BPBD provinsi sudah membantu. Istilahnya sebagai pendamping teman-teman BPBD Kota Semarang beserta rekan-rekan sukarelawan, TNI, Polri, juga masyarakat," kata Bergas di kantor BPBD Jateng, Semarang, Kamis (23/10).
Sejumlah dapur umum dan titik pengungsian juga telah disiapkan, meski hingga Rabu malam belum banyak warga yang mengungsi.
“Yang penting, bantuan logistik sudah kami distribusikan sejak tadi malam,” kata Bergas.
Kerahkan Mobile Pump
Selain bantuan logistik, BPBD Jateng juga melakukan penanganan jangka pendek berupa pengerahan mobile pump di Rumah Pompa Tenggang dan Sringin. Mobile pump di Kali Tenggang telah beroperasi, sedangkan di Sringin masih diupayakan karena aksesnya sulit.
“Akses ke Sringin agak sulit, jadi mobilisasi pompa ke sana masih kami upayakan,” ujar Bergas.
Menurutnya, kondisi geografis Semarang yang berada di cekungan membuat wilayah itu sangat bergantung pada sistem pompa saat debit air meningkat. Untuk wilayah Kaligawe dan sekitarnya, ada Rumah Pompa Tenggang. Sementara, daerah Genuk memakai Rumah Pompa Sringin.
Tenggang memiliki enam mesin pompa, sedangkan Sringin mempunyai lima unit. Jumlah itu, Bergas mengungkapkan, sejatinya sudah cukup. Sayangnya tiap rumah pompa itu hanya dua yang beroperasi karena yang lainnya masih proses peningkatan kapasitas dan sumber tenaga.
"Sedang ada upgrade sumber tenaga, dari solar ke listrik; agar lebih maksimal dan nantinya semua bisa beroperasi terus, tidak ada on off-nya begitu," sebutnya. "Biar banjir tidak meluas, kami kerahkan semua pompa; tapi memang ini perlu menunggu, termasuk juga tergantung cuaca."
Tergantung pada Kapasitas Pompa
Menurut Bergas, persoalan mendasar banjir di daerah cekungan terletak pada kapasitas pompa yang belum maksimal. Dia mengatakan, proses peningkatan kapasitas mesin oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) sedang dilakukan sebagai solusi jangka panjang, agar sistem pompa bisa beroperasi optimal.
"Selain di Semarang, kami juga memantau banjir di Grobogan dan Demak, serta beberapa kejadian tanah longsor akibat hujan lebat di wilayah Jawa Tengah bagian timur," terangnya.
BPBD Jateng mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dalam menghadapi masa peralihan musim dari kemarau ke hujan, karena berpotensi ada tanda-tanda alam yang berkaitan dengan cuaca ekstrem seperti hujan lebat dan angin kencang.
"Harapan kami, teman-teman di wilayah, termasuk para sukarelawan, agar bisa menginformasikan ke masyarakat untuk selalu waspada," tandasnya.
Yang sedang diterpa banjir, semoga air segera surut ya, Gez! (Murjangkung/E10)
